Part 51

33 4 0
                                    

"Eh, Vin. Lo ada dimana?"

Gadis bercelana jeans itu menoleh kiri dan kanan mencari keberadaan sahabat karibnya.

"Gue udah di gedung aduh gak tau namanya. Jarak tiga gedung lah dari landmark." Tambahnya.

"Di depan ya?" Tanya orang di seberang sana.

"Gue tunggu di landmark? Eh- Sehan!" Gadis itu berteriak, "Vin, nanti gue hubungin lagi ya kalau jadi ketemu. Lo masih lama kan di kampus?" Tanyanya sembari berjalan mendekati gadis yang kini berhenti di tempatnya.

"Sampe jam setengah tiga."

"Nanti gue kabarin."

"Hm, nanti kalau laper di depan banyak makanan, Ran."

"Iya, gue tutup." Kirana menyimpan ponselnya di saku, lalu melambaikan satu tangannya menyapa adik Rayhan itu. "Hai, Se!"

"Kak Ran ngapain di sini?" Tanya Sehan terlihat bingung.

"Mau ketemu Vinka." Gadis di depannya tampak mengernyitkan dahi, "temen SMA dulu, mantannya Rio."

"Oh." Sehan mengangguk. "Kirain tadi ngapain kakak kesini."

"Kamu apa kabar?"

"Baik kok." Sehan menarik pelan lengan kekasih kakaknya itu. "Kita duduk di gazebo aja, Kak." Ajaknya.

"Kamu gak ada jadwal kuliah?"

"Gak ada."

"Loh, terus ngapain ke kampus lagi?" Tanyanya heran karena arah Sehan tadi dari gerbang luar.

"Biasa, organisasi. Males juga ikut gituan."

"Tapi, kamu udah di kampus. Gak sayang?"

"Gak, aku tuh dateng karena bosen di kontrakan. Mau ngapa-ngapain juga males karena gak ada apa-apa. Semua isi kulkas dihabisin Kak Ray."

"Loh, Ray sering ke kosan kamu?"

"Kakak gak tahu kan dia udah semingguan ini tinggal di kontrakan aku."

"Terus, kamu? Berdua?"

Sehan menggeleng. "Aku pulang ke rumah. Kak Ray lagi gak mau diganggu. Tahu sendiri sikap temperamentalnya kalau dibantah."

Untuk satu itu, Kirana tak bisa membantah. Namun, yang menjadi pikirannya adalah apa yang Rayhan lakukan di sana?

"Bukannya kampusnya lumayan jauh ya dari sini, Se?"

"Iya seharusnya, tapi gak tahu deh. Soalnya aku juga jadi korban bolak-balik karena dia." Cerita Sehan yang terdengar kesal. "Ayo duduk dulu, Kak." Ia membersihkan lantai gazebo dengan tangannya saat mereka menemukan salah satu yang kosong.

Keduanya larut dalam pembicaraan mengenai masa lalu, maupun kegiatan mereka saat ini.

"Kakak kapan main ke rumah lagi?" Tanya Sehan, "Mama sama Bi Diah kangen Kakak. Mereka beberapa kali nanya ke aku soal kakak."

"Nanyain apa?"

"Apa kita masih tukar kabar gitu."

Kirana mengangguk-anggukan kepala. "Nanti deh kalau kosong, kakak usahain mampir."

"Kak Ray mah gak usah diladenin. Kalau disuruh milih pun, aku bakal pilih kakak daripada dia."

"Hush! Gak boleh ngomong begitu."

Sehan mengerucutkan bibir. "Kakak tahu? Dia bahkan ngelarang aku ketemu Kakak selama dia di London."

"Kenapa?"

Gadis itu mengedikkan bahu. "Emang gak jelas orangnya."

"Kamu dekat sama Rio?" Tanya Kirana tanpa basa-basi lagi.

The Endless MomentWhere stories live. Discover now