Alec terpekur di sofa salah satu bagian dari apartemennya. Pigura cantik warna senada dengan design interior itu, terpasang di berbagai tempat. Foto Jully waktu mereka masih bersama, Jully begitu manis dan belia. Foto itu, Jully masih berusia hampir 14 tahun, semua wanita yang datang ke apartemennya menganggap itu adalah foto adik Alec. Mereka memuji betapa Alec sangat menyayangi adiknya. Mereka tidak tahu saja, itu istrinya, setidaknya itu belasan tahun lalu, sekarang entahlah, harusnya Jully masih istrinya.
Hanya satu yang belum kemari, Alec memang tidak pernah mengajaknya datang. Lea tidak tahu apapun latar belakang Alec, dia hanya tahu Alec sebatang kara setelah ditinggal wafat oleh ayahnya. Membicarakan Lea, Alec jadi mengingat sesuatu. Permintaan mama Katya, mama Alea itu, sedikit mengganggu pikiran Alec. Tidak menampik Alec mencintai Lea, tapi hanya cinta sebagai pacar. Alec tidak menginginkan Lea bersamanya hingga jenjang pernikahan. Bagaimana bila Jully dan putrinya kembali, tentu Alec akan rela menukarnya dengan apapun.
Sebut saja Alec brengsek, tapi bagaimana lagi. Alec kesepian dan sekarang dia menemukan kehangatan keluarga yang sudah lama dia rindukan, cinta tulus dari seorang wanita yang begitu hebat. Tapi masa lalu itu, dosa yang Alec dan Jully lakukan telah tercipta dalam wujud seorang putri yang entah siapa namanya. Menjadikan Alec enggan mengikat komitmen dengan para wanita yang dikencaninya.
"Pak Alec," suara dari PA Alec yang bernama Mita membuyarkan lamunan. Wanita dengan bersetelan pakaian formal itu sudah menunggu majikannya sejak tadi, tapi si boss malah melamun menatap foto yang terpajang di hampir seluruh ruang di apartemen.
"Kalo udah selese, kamu pulang aja Ta," kata Alec perlahan.
"Sudah Pak, tapi masih jam segini," kata Mita selepas melirik sebentar ke sebuah benda yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Kalo gitu, reservasikan cottage dengan view danau. Aku mau kencan," perintah Alec kemudian.
"Baik Pak," jawab Mita menurut saja.
Mita tidak perlu tahu siapa wanita yang akan dibawa oleh boss-nya kali ini. Setahu Mita belakangan ini Alec hanya menggandeng satu orang wanita saja. Mungkin boss-nya sudah insaf tidak main perempuan lagi, padahal biasanya dalam seminggu Alec berganti wanita hingga beberapa kali. Mita paham, mungkin boss-nya ini kesepian. Setiap hari yang dilakukannya seringkali termenung memandangi foto bocah belasan tahun yang imut itu. Mita hanya paham, itu foto mantan istri Alec, entah mantan entah masih istrinya, Mita tidak pernah ikut campur terlalu dalam. Kalau akhirnya si boss bisa move on, tentu akan baik sekali.
"Juga beliin bunga!" seru Alec kemudian.
"Baik Pak," jawab Mita semringah.
Semoga majikannya ini benar-benar sudah berpaling hatinya. Sudah beberapa kali Mita menemani Alec ke Melbourne, dan akhirnya berhenti beberapa tahun lalu. Keluarga wanita yang bernama Jully itu menolak selalu. Entah sepertinya dosa itu tidak terampunkan. Beberapa kali memang sudah berhasil memandang wanita itu, tapi itu hanya dari jauh dan wanita bernama Jully itu segera menghindar. Hanya sampai di situ saja, hingga sekarang Pak boss bahkan belum bisa melihat putrinya. Kehidupan yang rumit sekali, pernikahan terlalu dini memang tidak selalu berakhir baik.
"Ta, jangan ngelamun! Awas kesambet, nyusahin aku ntar," celetuk Alec ketika melewati Mita.
Mita merengut, baru saja dikasihani.
***
"Anak sapa nih?" tanya Lana dengan mata membeliak lebar.
"Anakku lah," jawab Jully yang segera meluncur menuju dapur Lana, dia kelaparan.
Lana terhenyak, belasan tahun yang lalu Jully emang hamil, dan katanya dia melahirkan di Melbourne. Sekarang dia datang ke rumah Lana dengan seorang gadis bongsor yang mirip anak kumpeni. Anak ini diberi pupuk apa, cepat sekali terlihat besar meski wajahnya masih juga terlihat polos.
Kembali Lana meneliti gadis belia yang disebut anak oleh Jully. Rupanya Jully hanya kebagian jenis kelaminnya saja, dari semuanya kenapa jadi mirip bapaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy, Please Say Yes !
RomanceProses terbit. Red Diamond Publisher. Open PO, Oktober 2024. * * * * * Mencicipi dosa ketika masih di bangku SMP menjadikan Alec dan Jully menjadi orang tua di usia yang masih belia. Pernikahan terlalu dini yang digelar tidak menyelesaikan masalah...