55. Closer

2.2K 294 32
                                    

Senyum ceria menyembul, apalagi yang diharapkannya. Bukan lagi mbak Mita yang mengantarnya sekolah tapi sang Daddy tercinta. Pria kesayangan Aleccia sudah mulai pulih seperti sediakala, tidak lagi terbaring lemah mempertahankan harga diri yang entah buat apa. Terkadang dirinya tidak lagi mengerti apa yang berada di dalam pikiran orang dewasa, kenapa tidak ada yang mau mengalah. Mereka itu ruwet sekali, tidak tahukah bahwa kembali bersama itu jalan yang terbaik, setidaknya itu yang berada dalam pikiran Aleccia.

"Bye Daddy." Aleccia melambaikan tangan sesaat sebelum kaca itu pelan merambat naik.

Mobil ceper hitam yang baru keluar dari bengkel variasi itu melaju meninggalkan area sekolah, bagian samping yang awalnya penyok dan tergores sekarang kembali mulus. Aleccia masih berada di tempatnya berdiri hingga mobil itu menghilang dari pandangan mata. Akhirnya bisa juga bernafas lega, Daddy telah kembali seperti dahulu yang dikenalnya pertama kali. Tidak lagi jutek juga uring-uringan seperti tempo hari dan akhirnya jatuh sakit karena perkara yang dicari sendiri.

"Hepi bener hari ini?" tanya Trisha yang segera mengalungkan lengannya.

"Ya dong, tinggal dikit lagi," jawab Aleccia tanpa bisa sembunyikan bahagia.

"Apanya?" tanya Trisha bengong, bukannya hari ini tidak ada peer.

"Yahh Trisha, itu mommy sama daddy aku," jawabnya.

"Emak bapaknya kenapa emang?" tanya Trisha yang belum juga paham.

"Itu, emak bapak Aleccia udah rukun tau. Gak perang mulu kayak biasa, asyeeeek." Aleccia tertawa gembira.

Trisha meletakkan tasnya dan memutar kursi, "Pantas saja ketawa mulu, kirain kesambet," ucapnya.

"Ya dong, udah capek Aleccia jodoh-jodohin, dorongin biar akur. Orang dewasa ribet bener," balas Aleccia.

"Ribet emang, emak bapakku aja kadang gak ngerti mikirnya apaan. Abis ribut emakku cuma ditraktir baso doang udah akur."  Trisha menggeleng.

"Hooh Trisha bener," jawab Aleccia mengangguk.

"Lec, itu serius emak bapak kamu rukun lagi?" tanya Trisha.

"Iyaaa, kemaren Aleccia liat mommy sama daddy udah saling nempel kayak siput." Aleccia bahagia.

"Yang ngebet kayaknya kamu deh emang Lec," gumam Trisha.

Aleccia kembali tertawa dan memilin rambut panjang yang tergerai berwarna coklat itu. Memang diakuinya kalau dia juga ingin berada di dalam sebuah keluarga yang utuh seperti yang lainnya. Sejak kecil terlempar kesana kemari bahkan secara dokumen dia adalah putri dari keluarga Jaxon. Sejak dulu Aleccia hanya mengenal mommy Jully sebagai orang tua tunggal, entah bapaknya di mana tidak ada satupun yang mau menjawabnya. Sekarang mereka berdua sudah ketahuan wujudnya, Aleccia menggulirkan banyak pengharapan akan sebuah keluarga yang bahagia.

"Abis ini siap-siap punya adek kamu," kata Trisha memecah kebahagiaan temannya.

"Ehh gimana?" tanya Aleccia, kenapa pakai ngomongin adek segala.

"Adek, kan biasanya gitu." Trisha memperjelas.

"Aleccia punya adek gitu?" tanya Aleccia bingung, sejak dulu dia hanya sendirian menjadi anak tunggal. Memiliki adek segala bagaimana bentuknya.

"Trus, ati-ati kasih sayang bakal terbagi." Trisha malah nakutin.

"Wehhh, kenapa begitu?" tanya Aleccia.

"Ya emang begitu," jawab Trisha enteng.

"Waduh," gumam Aleccia. Belum bosan disayang sama Daddy dan mommy, masa kudu sudah berbagi sama Tiny hooman nantinya. Tidak rela.

Mommy, Please Say Yes !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang