18. Sweet Aleccia.

29.3K 1.6K 63
                                    

Aleccia bengong, dia bingung kenapa Jully tampangnya menyeramkan hingga seperti mau menelan orang. Bukankah Aleccia ketika Jully menelpon dia juga segera pulang, lalu mommy-nya kenapa jadi marah seperti itu. Aleccia sih sebenarnya sudah hafal, Jully itu memang agak galak, tapi tentu saja dia tidak pernah memarahi Aleccia tanpa alasan. Tapi ya bukannya anaknya pulang langsung kena sembur juga.

"Mommy, Aleccia sudah pulang kenapa masih dimarahi?" tanya Aleccia tidak paham.

Lana cuma tertawa menikmati drama rumah tangga antara ibu dan anak ini secara live. Membesarkan anak itu ternyata tidak mudah, tentu enak waktu mencetaknya saja. Dua makhluk ini terdampar di rumahnya. Jully begitu pulang kerja langsung menuju rumah Lana mencari Aleccia, yang dicari malah belum pulang. Jully panik seperti kebakaran jenggot, tapi Aleccia begitu pulang malah tertawa dan bersikap santai tidak merasa berdosa.

"Kalian berdua ini lho, udah deh jangan pasang tampang kayak gitu." Lana berusaha menengahi.

"Na, ponakan kamu tuh tau sendiri pulang sampe terlambat begini." Jully merepet lagi khas emak-emak.

"Jidatku kan jadi ikutan anget, ambilin es krim dah Jul. Sendok dua yak." Lana malah minta yang tidak-tidak.

Jully menjawab dengan wajah yang masam, tapi tak urung tangannya juga membuka freezer yang berada di belakangnya. Satu box es krim keluar beserta sepasang sendok, Lana menerima dengan suka cita. Daripada hanya bengong saja melihat dua manusia itu bersitegang, lebih enak juga makan es krim.

"Aleccia, sini ayok makan es krim sama aunty," ajak Lana sembari mengacungkan sendok.

"Es krim lagi? Aleccia mau," jawab Aleccia tanpa diperintah dua kali. Tingkahnya tentu membuat Jully semakin berang. Aleccia segera menghampiri Lana dan mereka berdua makan es krim dengan rukun, hingga Jully menjadi semakin kesal.

"Lec, Aleccia gak ngerti mama marah?" tanya Jully dengan sorot mata tajam.

"Kenapa Mommy marah?" tanya Aleccia dengan polos.

"Ya Tuhan, harus dengan bahasa apa lagi aku ini," keluh Jully semakin kesal.

"Sabar Jul, nih mending makan es krim bareng." Lana malah memperkeruh suasana.

"Na, bantuin napa ngomong sama nih anak," pinta Jully yang sudah ingin meledak.

"Emang Aleccia kenapa Beb?" tanya Lana dengan polos.

"Kalian berdua ini, cocok banget ya, ada orang kesel malah makan es krim," bukannya menjawab pertanyaan Lana, Jully malah mengeluh lagi sambil memperhatikan anaknya yang sedang berebut es krim dengan Lana. "Aleccia, cerita sama mama. Apa yang terjadi tadi?" tanya Jully sekali lagi menginterogasi Aleccia.

"Mobil Aunty Lana tadi bannya kempes Mommy, Aleccia tidak bisa ganti," jawab Aleccia dengan jujur.

"Sukurin," sahut Lana malah ngakak.

"Trus ini kok bisa pulang?" tanya Jully menyelidik lagi.

"Iya Mommy, tadi Aleccia bengong di pinggir jalan, sampe sejam gitu Mom. Tidak ada yang bisa bantu, ada yang datang tapi pergi lagi Mom, nanya doang Mom." Aleccia mulai mendongeng.

"Kok gak telpon Mama?" tanya Jully kembali menyelidik.

"Tidak kepikiran Mom," jawab Aleccia dengan polos.

"Trus gimana?" tanya Jully yang semakin lama seperti seorang detektif.

"Akhirnya tadi ada yang nolongin Mom, ada om ganteng, dia yang gantiin bannya," jawab Aleccia.

"Kalo cuma sejam, trus ada yang bantuin gantiin ban, kok hampir malam baru pulang? Emang ganti ban itu selama apa?" tanya Jully melirik putrinya.

"Abis ganti ban Aleccia makan dulu lah Mom, ditraktir sama om itu. Kan Aleccia laper." Aleccia menjawab pertanyaan Jully dengan santai.

Mommy, Please Say Yes !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang