42. Melted

18K 1K 62
                                    

Lana sesekali melirik temannya yang memeluk toples sambil bersandar di island dapurnya itu, ada ama salah apa pula dia kembali nyangsang di sini. Sudah hapal rasanya kalau Jully dan anaknya itu datang hanya kalau butuh saja, apalagi kalau urusan makanan, minta es krim, minta sarapan atau cuma nebeng ghibah saja karena di rumah tidak ada teman. Tapi ya biasanya tidak sepagi ini.

"Jul, tampang begitu amat? Kelaperan?" tanya Lana sambil menggulung cookie dough buat disimpan di freezer.

"Ngawur," gumam Jully sambil kembali menggigit choco chips cookies ngembat milik Lana.

"Trus kenapa? Kayak gabut bener jelek bener," tanya Lana lagi.

"Enak aja, cantik tau. Gak cantik Alec gak doyan." Jully membalas.

"Hmmm ... bahas Alec, pakabar tu orang?" tanya Lana.

"Hidup, sante aja kamu," jawab Jully.

Jully menggeser toples yang lain, sambil sedikit melamun dia menggenggam mete pedas dan memasukkannya satu persatu ke dalam mulutnya. Rumah Lana memang banyak cemilan, bahkan ketika gabut pun bisa bengong sambil mengunyah, kenyang. Padahal Lana pintar memasak juga membuat kue, baik juga keibuan kalau sedang momong Aleccia, heran kenapa tidak laku juga.

"Malah ngelamun ni orang," gerutu Lana.

"Na, jangan-jangan aku jatuh cinta lagi." Jully menatap menerawang ke depan dengan pandangan kosong.

"Ama sapa lagi tuu? Yang dulu gagal semua gitu, Ramon si rese yang gak demen ama anakmu, si Joey yang katamu terlalu ngatur, terakhir dapet yang baek macem dr. Ardi kandas juga. Ama sapa lagi kali ini ... ?!" tanya Lana setelah mengabsen.

"Hmmm," gumam Jully.

"Sama siapaaaa aelaaa ... ? Ada yang baru emang? Eh itu udah ada Alec juga sekarang, mo dikemanain tu anak?? Sayang amat, aku embat boleh?" tanya Lana memberondong.

"Enak aja!" seru Jully tidak rela.

"Lah trus, jatuh cinta ama sapa?" tanya Lana sekali lagi.

"Alec," jawab Jully agak nganu.

"Hilihhhh," Nyinyir Lana.

"Tadi nanya, dijawab nyinyir," protes Jully.

Lana menarik kursi ke dekat Jully, sebagai saksi hidup dari segala keruwetan yang sudah ditimbulkan oleh dua manusia tidak tahu diri ini, Lana paham betul apa yang terjadi. Yang satu mengejar lagi tidak karuan, satunya lagi malah bersikap tarik ulur mana terkadang malu meong tadi demen. Dan setelah sekian lama akhirnya Jully berkata kalau dia jatuh cinta lagi, kenapa telat sekali wahai Juleha.

"Kemana aja kamu Jul? dari dulu Alec cinta sama kamu," tanya Lana.

"Gak dari mana-mana, cuma kan tau sendiri aku dulu benci banget sama dia. Hamil gede lah dia ngomong gitu, padahal yang hamilin kan dia." Jully menjawab panjang.

"Dulu tuh benci, sekarang?" tanya Lana.

"Sekarang liat dia deg-degan, mana tinggal serumah kan ya mulai melek mata ketemu. Mana sekarang tambah manis," puji Jully.

"Tambah cakep," sahut Lana.

"Tambah kalem," balas Jully.

"Tambah keren," ucap Lana.

"Tambah dewasa," ujar Jully.

"Tambah menggoda," gumam Lana.

"Tambah sabar," kata Jully yang masih terus memuji.

"Tambah hawt," sambung Lana.

"Betul." Jully mengamini.

"Udahlah balikan aja, kali aja jodoh kan ya." Lana menyarankan hal yang waras.

Mommy, Please Say Yes !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang