"Cokelat?" tanya Jully menggumam ketika menemukan sebuah cokelat bar dengan merk ternama tergeletak di laci mejanya bersama dengan secarik kertas.
Day 1.
Start your day with chocolate, and gimme smile of yours.Alec Andreas.
Hati Jully berbunga dengan segera, Alec?
Dia masih belum tahu bagaimana rupa anak yang bernama Alec itu, tapi bagaimana pun anak ini keren sekali. Berkenalan dan memberi cokelat seperti adegan dalam film romance yang biasa ditonton bersama mamanya. Bagaimana ada anak masih SMP sudah seromantis ini, meski belum pernah mengenal Alec, entah kenapa senyum ini tidak bisa hilang semenjak dia menerima kalimat manis yang tertulis dalam secarik kertas itu.
"Hayoohh ngapain?" tanya Lana yang mengagetkan Jully."Lanaaaa, jangan ngagetin gitu ya ampun. Jantungku bisa copot siapa yang tanggung jawab?" tanya Jully kesal kepada sahabat terbaiknya itu.
Seorang anak seusia Jully dan berseragam sama itu segera mengambil kursi. Berulang kali Lana melirik dan melongok, nampak mencurigakan berusaha menyembunyikan sesuatu. Jully ini pelit sekali, kepalang cuma cokelat saja pakai sembunyi segala. Memang berapa juga sih harga sebatang cokelat itu. Dengan kartu kredit yang Lana pegang saja sudah pasti bisa dipakai untuk membeli ratusan batang cokelat kalau dia mau.
"Apaan tu?" tanya Lana yang menunjuk benda yang sudah payah Jully sembunyikan.
"Cokelat," jawab Jully dengan polos.
"Bukan cokelatnya elaaah, itu tuh kertas tuh. Dikira aku gak punya mata apa gimana?" tanya Lana sekaligus menyembur kesal.
"Ini, nganu," jawab Jully malu-malu menyodorkan kertas itu.
Tanpa berlama Lana segera merebut kertas itu dan membaca, sejenak kemudian dia tertawa terbahak seperti orang kesetanan. Lana berdehem dengan gaya aristokrat sambil membenahi bando Mickey Mouse yang terpasang di telinganya. Jadi ada yang menyukai sahabatnya yang polos ini, dasar memang manusia yang bernama Alec itu. Tahu saja kalau di kelas yang paling bening dan pintar ini cuma Jully seorang.
"Hmmph, Alec yak?" tanya Lana dengan tertawa ningrat.
"Tau gak Alec itu yang mana?" tanya Jully penasaran.
"Jul, serius gak tau manusia yang bernama Alec?" tanya Lana terperangah.
"Ya gak tau," jawab Jully dengan polos.
"Ya gusti, demi kepala doraemon yang bulat Jully. Cowok paling cakep di kelas VIII gimana kamu gak tau? Mata kamu ditaruh di mana?" tanya Lana keheranan.
"Nanti samperin yuk," ajak Jully antusias.
"Kemana Jul?" tanya Lana kurang nyambung.
"Ya Alec laaaah, kasih tau dia itu yang mana." Jully merayu Lana.
"Beres dah tuh, nanti ajalah itu dibahas. Sekarang aku mau nyontek PR matematikanya, kemariin dan bukunya." Lana malah mau nyontek.
Dengan cemberut Jully memberikan buku tugas matematika miliknya, Lana ini memang kok selalu tiap hari kalau tidak menyontek gatel mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy, Please Say Yes !
RomanceProses terbit. Red Diamond Publisher. Open PO, Oktober 2024. * * * * * Mencicipi dosa ketika masih di bangku SMP menjadikan Alec dan Jully menjadi orang tua di usia yang masih belia. Pernikahan terlalu dini yang digelar tidak menyelesaikan masalah...