perkenalan

7.8K 118 13
                                    

************************************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


************************************

Tok tok tok

Berulang kali suara ketukan pintu tidak mendapat jawaban dari dalam. Seseorang hampir menyerah membangunkan gadis yang masih berselimut tebal.

"Masih belum bangun!"

Pelayan menggeleng pelan, wanita berpakaian glamour menyingkirkan tubuh gempal untuk mengetuk pintu yang terbuat dari kayu.

"Raline! Jangan bersikap seolah-olah kau ratu dirumah ini! Buka pintunya sekarang atau ku dobrak!"

Keadaan masih sama gadis bernama Raline tidak juga keluar padahal suara wanita itu sangat memekikan.

"Panggil seseorang untuk mendobrak pintunya!"

"Siapa yang pemalas?"

Suara pria yang sangat dikenal berada dibelakang menaikan satu alis mendengar perdebatan di depan kamar putrinya.

"Sayang," wanita berambut cokelat itu bergelayut manja pada lengan pria paruh baya

Merapikan dasi yang telah rapi hingga beralih mengancing satu bagian teratas kemejanya.

"Kamu sudah rapi saja, bagaimana kalau kita sarapan hmm."

"Bangunkan dulu putriku, aku menunggu di bawah."

Ucapan singkat membuat wanita berambut cokelat mendengus.

"Tidak perlu mendengarkan perintah tuanmu! Biarkan dia terlambat datang ke sekolah!"

Pelayan mengangguk mengikuti langkah majikannya.

Satu jam kemudian..

Seorang gadis berseragam sekolah menuruni tangga dengan tergesa, berkali-kali matanya menatap arloji yang saat ini hampir menunjuk diangka tujuh.

Ini hari pertama ia masuk ke sekolah baru dan telah membuat kesalahan dengan terlambat bangun. Seharusnya ia menyetel alarm agar kejadian seperti ini tidak terulang.

"Bagus! Sudah seperti tuan putri jam segini baru bangun!"

Celoteh seseorang dari anak tangga melipat kedua tangan di depan dada dengan raut wajah tidak bersahabat. Kedua bola matanya tak lepas menatap Raline dari ujung kepala hingga kaki.

"Ma-maaf,"

"Maaf?" Wanita itu mendekat menarik rambut panjangnya mencengkram dagu dengan kuat hingga Raline mendongkak.

Raut wajah ketakutan membuatnya tidak memiliki nyali untuk melawan. Apa lagi yang ada di depannya saat ini adalah istri dari ayahnya.

"Seharusnya kau bisa menempatkan diri dimana kau berada!"

"Sudah bagus saya mengizinkan gembel seperti mu tinggal di sini!"

"A-ampun, sa-sakit,"

"Sakit? Uuh kasian! Mau di tambah?"

TogetheRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang