everything be okay

366 17 2
                                    

Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini!!!

************************************

Vanharg house

Vanharg terlihat sedang menikmati sarapan bersama Tasya, mereka terlihat saling diam tanpa berniat saling mencurahkan satu sama lain.

Tiba-tiba asisten pribadinya berlari kecil sambil membawa ponsel, wajahnya terlihat tegang tidak seperti biasanya.

"Maaf tuan menganggu waktu anda,"

Vanharg meletakan peralatan makan menoleh kearah asistennya.

"Katakan."

Sang asisten memberikan ponsel tersebut yang isinya adalah email dari Lucas, asisten Paramitha.

Pikirannya tertuju pada Reyn yang masih berada dalam penangkapannya. Dia langsung berdiri tanpa memberi tahu pada Tasya. Karena pesan itu berisikan pertemuan mendadak di restauran yang sudah dipesan pihak Paramitha.

Dan Paramitha akan menghubungi dalam waktu lima menit, untuk itu Vanharg bergegas meninggalkan meja makan.

Saat ini Vanharg sudah berada dikamar tamu, tempat yang biasa dia gunakan sebagai ruang kerja.

Ponsel berdering nama Paramitha langsung tertera dalam layar. Vanharg menatap asistennya dimana pria itu juga langsung berfikir hal yang sama.

"Apa sebaiknya kita biarkan saja?" Ucap asisten memberi solusi.

Vanharg ragu dia ingin menghindari Paramitha tetapi tidak bisa. Karena hampir lima puluh persen perusahannya masih bergantung pada Rckefeller.

Dengan penuh pertimbangan, Vanharg menslide tombol hijau.

"Hallo,"

"Saya pikir anda sedang sibuk sehingga tidak mau mengangkat telfon." Sindir Paramitha.

"Saya sedang sarapan, ngomong-ngomong ada perlu apa nona Rckefeller menelpon sepagi ini?"

"Bagus, saya suka cara berpikir anda. Seperti yang sudah asisten saya katakan di pesan, saya ingin melakukan pertemuan dengan anda, tuan Zayn Vanharg."

Vanharg mengelus jambangnya, pikirannya sudah mulai terusik.

"Oh dengan senang hati, saya akan kesana setelah urusan di rumah selesai."

"Saya tunggu."

Sambungan berakhir, Vanharg menghela nafas kasar lalu mengusap wajahnya.

"Cek ke gudang dan pastikan keadaan Reyn baik-baik saja. Kita akan mengeluarkan dia pagi ini juga."

Asisten itu lalu keluar, tinggallah Vanharg seorang diri. Dia mengeluarkan liontin dari dalam laci mengamati dengan jelas.

Tidak dipungkiri lagi liontin itu adalah milik Reyn. Dia berhasil masuk ke kamar tamu dan menggeledah ruangan pribadinya.

Jika bukan karena sesuatu, Reyn tidak akan mengetahui ruangan yang sudah ia desain serapi mungkin agar tidak ketahuan orang lain.

Rencananya jika Paramitha menuntut, ia akan gunakan liontin itu untuk menuntut balik. Meski tidak terdeteksi kamera pengintai tapi perbuatan Reyn sudah diluar batas.

Ponsel pun kembali berdering, itu panggilan dari asistennya.

"Tuan, mereka berdua tidak ada di gudang. Pengawal kita pun tidak disini."

"What the fuck! Cari dan temukan mereka secepatnya."

Vanharg menyimpan kembali liontin itu. Dan bergegas ke gudang.

TogetheRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang