Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini!!!
************************************
Reyn turun dari mobil mengecek ponsel yang baru saja muncul notifikasi pesan dari seseorang. Bibirnya melebarkan senyum membaca isi pesan.
Raline : Sayang sudah sampai?
Hatinya berbunga dan kembali merasakan rindu menggebu padahal mereka baru berpisah beberapa menit yang lalu.Reyn membalas pesan dengan senyum merekah.
Aku baru sampai sayang, terima kasih untuk yang semalam.
Menunggu balasan dari sang kekasih, Reyn mengubah wallpaper yang awalnya bernuansa dark menjadi foto mereka berdua saat di bianglala kemarin.
Ia kembali tersenyum melihat betapa menggemaskannya wajah Raline yang masih malu-malu berfoto dengannya.
"Hmm rasanya baru kemarin kita ketemu, aku mulai merindukanmu lagi Ral." Ucap Reyn bermonolog sambil menatap ponsel.
Karena pesan tak kunjung mendapat balasan, Reyn akhirnya keluar dari mobil untuk mengambil kunci motornya. Rencana hari ini ada pertemuan dengan teman-teman se geng motor membahas event bulanan.
Reyn berjalan dengan wajah berseri yang tidak pernah ditunjukan pada siapa pun, bahkan di sekitar tempat tinggalnya.
Sampainya di depan unit, kedua matanya melotot melihat dua pengawal ada di depan pintu. Reyn berlari kecil menghampiri unitnya dan langsung nyelonong masuk.
Paramitha sudah berada di dalam, duduk dengan menyilangkan kaki sambil mengamati kertas di tangannya. Sedang Lucas baru saja keluar dari kamar.
"Tuan Reyn," ucap Lucas melihat Reyn termenung diambang pintu.
Paramitha mendongkak menatap sengit putranya yang masih membisu tanpa menyapanya. Dia berdiri melempar kertas yang tadi sedang dibaca.
"Kenakalan apalagi yang kamu lakukan!" Tekan Paramitha berjalan mengitari sang putra.
"Semua kasus yang mencoreng nama baik mu selalu mama bersihkan tapi ini kah balasan mu?"
Reyn masih terdiam tetapi tangannya mengepal melihat hodie yang semalam dipakai Raline berada di atas meja. Ternyata Lucas menemukan barang kekasihnya dan langsung melapor.
"Sejak kapan dia disini?"
Reyn tetap diam rahangnya mengeras, dadanya kembang kempis dan nafasnya teratur.
"Jawab!"
"Cukup mah! Aku bukan anak kecil yang harus menuruti keinginan mama!"
Plak..
Satu tamparan membuat Reyn hampir terhuyung untung saja Reyn sedang dikuasai emosi sehingga tidak membuatnya jatuh.
"Lancang kamu! Selama kamu masih menggunakan fasilitas dari mama semua urusan mu juga urusan mama!"
"Oh begitu, baik." Reyn mengeluarkan semua isi dompet dari black card, access card, kunci mobil dan semua kartu yang pernah di berikan oleh Paramitha di kembalikan ke tangannya.
"Mulai detik ini, aku tidak akan lagi menggunakan fasilitas dari mama."
Ucapan Reyn penuh penekanan bahkan rahang itu terlihat mengeras. Dia berlalu menuju kamar untuk mengambil barang-barangnya.
Sedang Paramitha menggenggam erat semua kartu berharga itu. Dia mengerang frustasi menghadapi putra bungsunya.
Bagaimana mungkin Reyn yang notabenenya anak manja selalu menurut dan bergantung padanya mendadak menjadi pria pembangkang setelah mengenal gadis tidak jelas asal-usulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TogetheR
Teen FictionRaline Joozher seorang anak yang lahir dari kesalahan kedua orang tua membuat masa depannya terbebani. ia harus tinggal di lingkaran keluarga berada dengan bekal pengalam minimum. hingga suatu ketika bertemu pangeran berwatak iblis yang mengubah se...