cemburu part 2

692 24 0
                                    

Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk melanjutkan part ini!!!

************************************

RCK grup.

Mobil Ferrari berwarna hitam berhenti di depan gedung bertingkat tiga puluh lantai. Beberapa pengawal sigap berdiri di samping pintu untuk membukakan tamu istimewanya.

Tak berselang lama seseorang turun dengan pesona yang tidak bisa di tolak siapa saja, pakaian ala kantor dengan jas hitam, kemeja putih serta kaca warna senada bertengger rapi tidak membuat ketampanannya luntur.

Dia melepas kacamatanya menatap bangunan kokoh menjulang tinggi itu, tidak ada ukiran senyum dari sudut bibir yang ada hanya tatapan biasa serta helaan nafas pelan.

"Dave!"

Gilbert mendekat merenggangkan tangan seperti biasa mereka lakukan.

"Kau tampan juga dengan pakaian seperti ini."

Dave hanya menyunggingkan senyum, tangannya masuk kedalam saku celana menatap Gilbert dari atas hingga bawah.

"Ada yang salah?"

"Pakaian mu terlalu ramai."

Gilbert langsung menilik penampilan dari atas hingga bawah. Memang benar saat ini ia mengenakan kemeja berwarna merah maroon dengan dasi berwarna navy. Perpaduan yang kurang pas.

Gilbert menyusul langkah Dave masuk ke dalam, mereka berjalan beriringan hingga sampai di kantin perusahaan.

"Selamat pagi tuan Dave," seseorang berambut panjang menyapa dengan senyum manis.

Dave dan Gilbert melirik tanpa memberi senyuman.

"Pagi."

"Ibu Paramitha memberitahu saya jika hari ini anda akan datang untuk itu saya di minta untuk mengajari anda."

Bibir Dave kembali mengatup, dia hanya memainkan mata dengan lirikan pada Gilbert.

"Saya sudah memilih mentor, kamu bisa selesaikan pekerjaan yang lain."

Vania yang tadi bersemangat langsung menutup bibirnya. Hanya anggukan mengerti dengan wajah kecewa.

"Kalau begitu saya permisi, kabari jika anda berubah pikiran."

"Hmm."

Tinggallah mereka berdua di kantin, terlihat jelas wajah kecewa dari Vania namun Dave tidak mempedulikan. Toh masuknya ke perusahaan bukan untuk bekerja.

"Jadi siapa yang kau rekomendasikan?"

Gilbert bertanya dengan wajah penuh selidik, meski ia tahu jawabannya. Dave hanya memamerkan gigi ratanya serasa melihat daftar menu.

"Ahh sial! Sekarang kerjaan ku nambah, seharusnya gaji ku juga ikut nambah."

Gilbert mengerang tetapi ia senang dengan kehadiran Dave. Setidaknya ada teman bercanda disaat yang lain serius.

Pukul delapan mereka berdua menuju lantai dua sembilan dimana Gilbert biasa mengerjakan pekerjaannya.

Ada satu meja yang masih kosong berada di samping Gilbert. Dave duduk disana menyalakan komputer serta membaca beberapa dokumen yang ada di meja.

"Oke, kau ingin pelajari bagian yang mana? investasi, pembelian properti atau...."

"Ke ruangan mama ku sekarang."

Dave melangkah sambil memainkan ponsel tanpa menjawab pertanyaan Gilbert. Dia nyelonong begitu saja yang membuat Gilbert menghela nafas berat.

Sampainya di depan lift, Gilbert memantau keadaan sekitar.

TogetheRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang