salah siapa?

238 20 3
                                    

Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini!!!

************************************

Raline merasakan pukulan di bagian tengkuk leher, itu sangat sakit hingga membuat pegangan di pinggang terlepas. Ia terjatuh begitupun Reyn.

Namun samar-samar Raline bisa melihat wajah orang yang telah memukulnya.

Dia adalah Tasya yang berdiri berkacak pinggang membawa kayu. Meski tidak begitu jelas tetapi Raline tahu siapa dalang yang menggagalkan rencananya.

Tasya jongkok menarik rambut Raline dengan kasar, "Apa kau dan si cupu itu bersekongkol untuk mengambil Reyn dariku?"

Raline yang setengah sadar hanya bisa nyengir menahan tangan Tasya untuk segera melepaskan cengkraman.

"Jawab!"

Karena Raline tetap diam membuat Tasya meradang, dia bahkan menarik rambut itu lebih keras hingga tubuh Raline terangkat.

"Aku tidak akan mengampuni siapa pun yang telah menipu ku."

Plak..plak..plak...

Tiga kali tamparan dihadiahi Tasya sebagai bentuk kekesalan. Dia akan melayangkan tamparan keempat tetapi suara Vanharg mampu menghentikannya.

"Tasya cukup!"

Tasya pun menoleh, melepas cekalan pada rambut Raline.

Vanharg tampak mengamati gadis yang sudah terkapar itu, dia pun berjongkok memastikan penglihatannya tidak salah.

Kedua bola matanya berganti menatap Reyn yang pingsan tidak jauh dari posisinya.

"Apa paman kenal gadis ini?"

Vanharg mengangguk, "Dia kekasih Reyn."

"Kekasih?"

Vanharg lalu berdiri memasukan tangan kedalam saku celana.

"Bagaimana bisa kamu memberi obat tidur padanya?"

Tasya menunduk, tatapannya tidak berani melihat sang paman yang sepertinya akan marah.

Namun diluar dugaan, Vanharg memegang kedua bahu keponakannya lalu mengangkat dagu Tasya agar dia bisa melihat wajah bersalahnya.

"A-aku mencintai Reyn, paman." Lirih Tasya.

"Apa dia juga mencintai mu?"

Tasya menggeleng

Vanharg lalu tersenyum, dia melepas tangan dari bahu lalu mengusap wajahnya.

"CK! Kamu tahu kenapa Reyn mendekati mu?"

Tasya kembali menggeleng.

"Karena dia ingin balas dendam karena paman telah melakukan pelecehan terhadap kekasihnya."

Kedua mata Tasya melotot tidak percaya, "Ma-maksud paman?"

"Tidak seperti yang kamu pikirkan, paman hanya menyentuh bokongnya saja."

Sekarang Tasya tahu motif gadis berkacamata tiba-tiba datang kerumahnya dengan alasan meminjam buku.

Ternyata mereka semua telah melakukan rencana untuk masuk ke kehidupannya.

"Paman,"

"Hmm."

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku ingin memiliki Reyn sepenuhnya."

"Kamu yakin?"

Tasya kembali mengangguk.

"Paman akan mengurusnya." Vanharg menepuk pelan bahu Tasya lalu mengambil ponsel dari dalam saku.

TogetheRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang