misi tanpa arahan

268 20 0
                                    

Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini!!!

************************************

Rckefeller school

Reyn turun dari bus berjalan santai sambil bersiul. Sudah beberapa hari semenjak semua fasilitas mewahnya disita, Reyn selalu menggunakan kendaraan umum untuk menunjang semua aktifitas.

Dia bahkan tidak malu ketika wajahnya mendapat tatapan mengejutkan dari semua siswa yang melihatnya turun dari bus. Bagi Reyn hal seperti ini sangatlah mengasikan.

Samar-samar Reyn mendengar mobil menepi dan membunyikan klakson tetapi Reyn tidak peduli, dia tetap berjalan.

"Reyn,"

Suara gadis itu terdengar asing ditelinga, Reyn berhenti dan menoleh sekilas.

Gadis itu sudah turun dari mobilnya, menatap Reyn dengan wajah sumringah.

"Hai." Sapa sang gadis lagi.

Reyn mengerutkan kening menatap gadis itu dari ujung kaki hingga kepala. Seragam yang dipakai gadis itu berbeda dengan miliknya.

Seragam milik sekolah sebelah yang menjadi musuh bebuyutan Rckefeller.
Sekarang Reyn tahu siapa gadis di depannya ini.

Dia adalah Tasya, siswa villa school yang menjadi musuh sekolahannya. Tasya terkenal sebagai gadis cantik yang banyak di puja kaum pria karena bukan hanya kecantikannya yang memikat tetapi juga sifatnya yang royal ke semua orang.

Reyn masih enggan menyapa, memilih acuh karena tidak ingin berurusan lagi dengan villa school.

"Aku baru saja mengantar teman jadi sekalian lewat sini." Jelas Tasya tanpa Reyn bertanya.

"Oh iya, aku lihat kamu jalan kaki jadi aku turun untuk menyapa."

Merasa diacuhkan, Tasya menjadi malu. Dia mengubah tatapan kesegala arah berniat untuk pergi.

"Semoga hari mu menyenangkan." Ucapnya sebelum pergi.

Reyn terdiam, dia teringat akan sesuatu. Dia berbalik memanggil Tasya kembali.

"Tasya."

Gadis itu pun langsung menoleh, "Iya."

Tidak ada lagi jarak karena Reyn berlari kecil menghampirinya.

"Kenapa Reyn?" Tanya Tasya melihat Reyn yang masih diam.

"Kamu tadi mengatakan baru mengantar teman? Apa dia sekolah di Rckefeller?"

Tasya menggeleng, "Dia bekerja di kantor paman ku."

Reyn hanya mengangguk, "Emm bagaimana kalau nanti siang kita ke toko buku?"

Dengan wajah berbinar Tasya langsung mengangguk karena ini adalah kesempatan langka.

"Oke, anggap sebagai ucapan maaf karena tadi mengacuhkan mu."

"It's okay."

"Kita ketemu disana untuk menghindari kesalahpahaman teman-teman kita."

Tasya mengacungkan jempolnya tak lupa senyum malu-malu itu terlihat jelas dari wajah cantiknya.

Reyn melirik arloji yang saya ini hampir mendekati angka tujuh, "Hati-hati dijalan."

"Ka-kamu juga."

"Hmm."

Tasya berjalan menuju mobil dengan perasaan senang, sedang Reyn masih setia menunggu hingga mobil melaju.

Setelahnya Reyn berbalik badan kembali berjalan dan bersiul. Tak disangka Raline melihat mereka berdua sedang mengobrol seperti sesuatu telah terjadi hingga anak gadis dibuat tersenyum.

TogetheRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang