Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini!!!
************************************
Tok..tok..tok.
Belinda menoleh kearah pintu, dalam beberapa detik tiga orang muncul yaitu Alana, Dave juga Gilbert. Alana yang lebih dulu berlari kecil melihat Raline duduk disuapi sang tante.
"Raline." Ucapnya lalu memeluk erat tubuh yang sudah kembali pulih.
"Aku sangat mengkhawatirkan mu."
Raline membalas pelukan itu dengan mengusap punggung sahabatnya.
"I'm okay. Tapi terima kasih sudah mengkhawatirkan ku."
Pelukan pun terlepas, Dave dan Gilbert berdiri disamping Alana menyaksikan betapa dua orang saling merindukan. Sedang Belinda mengemasi peralatan makan.
Kedua pria itu saling lempar tatapan ingin mengatakan sesuatu namun Alana tak kunjung berbicara hingga Dave berdehem. Dia memberi kode dengan menyenggol lengan Alana.
Alana pun paham, dia memutar tubuhnya dan duduk disebelah Raline.
"Kamu pasti bosan didalam kamar,"
Raline mengangguk, "Hmm,"
"Bagaimana kalau kita keluar mencari udara segar."
Awalnya Raline tidak mengerti dengan tatapan Dave dan Gilbert. namun sedetiknya wajah Alana memberi sinyal yang berarti untuk menyembunyikan dari Belinda.
"Okay."
"Kalau begitu aku akan mengambil kursi roda." Usul Gilbert.
Pria itu pun berlalu keluar ruangan mengambil kursi roda.
Dave mencoba bergabung dengan Belinda duduk di sofa.
"Kami akan mengajak Raline jalan-jalan disekitar sini. Apa anda mengizinkan?"
Belinda mengangguk, "Kalau Raline mau, why not," ucapnya mengangkat bahu sambil tersenyum.
"Terima kasih."
Tak berselang lama, Gilbert datang membawa kursi roda dengan bantuan Alana yang menuntunnya duduk.
"CK! Aku bisa Al, yang sakit itu lengan bukan kaki." Kekeh Raline menyadari perhatian Alana.
"Kaki atau pun lengan intinya kamu masih harus mendapat perhatian,"
"Whatever." Obrolan ditutup dengan kekehan ringan.
"Kami jalan dulu," pamit Dave pada Belinda.
"Ya, cepat kembali."
Mereka berempat menuju ruang rawat inap milik Reyn yang berada dilantai tiga menggunakan lift.
Sepanjang jalan diisi dengan obrolan ringan tanpa ada yang menyangkut pautkan kejadian kemarin. Hal itu untuk menghindari rasa trauma yang mungkin bisa dialami korban selamat.
Sampainya dilantai tiga, Alana tidak langsung membawa Raline ke kamar Reyn melainkan kearah jendela yang menyajikan pemandangan kota California.
Dave sudah meminta izin pada Alana untuk pergi lebih dulu mengecek keadaan didalam, sedang Gilbert ditunjuk berjaga di depan lift.
Raline sengaja tidak diberitahu lebih dulu untuk menghindari kekecewaan jika nanti dia tidak bisa bertemu dengan Reyn. Karena tidak ada yang tahu apakah Paramitha sudah kembali atau belum.
"Al," panggil Raline setelah lima menit lebih mereka bercerita namun tidak jelas arah tujuannya diajak keluar.
"Hmm."
KAMU SEDANG MEMBACA
TogetheR
Teen FictionRaline Joozher seorang anak yang lahir dari kesalahan kedua orang tua membuat masa depannya terbebani. ia harus tinggal di lingkaran keluarga berada dengan bekal pengalam minimum. hingga suatu ketika bertemu pangeran berwatak iblis yang mengubah se...