seriosly?

271 16 0
                                    

Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini!!!

************************************

"Arghhhh!"

Paramitha membanting semua benda yang ada di meja. Vas bunga dan beberapa dokumen berserakan tak berbentuk. Ruangan menjadi kapal pecah hanya dalam hitungan detik.

Tak hanya meja, Paramitha juga mengambil paksa lukisan yang tertata rapi pada dinding.

Paramitha marah pada Dave juga David. Bertahun-tahun ia percaya David akan mencintainya dengan tulus, bersedia mengorbankan kebahagiaan istri dan anak demi terus bersama Paramitha nyatanya tidak selurus apa yang ia inginkan.

Dengan teganya David mengambil sebagian kekayaan Roger untuk dinikmati bersama keluarga bahkan teman-temannya.

Dan bodohnya Paramitha terlalu percaya akan cinta semu itu. Bagaimana mungkin seseorang pria bisa jatuh cinta pada wanita beristri?

Seharusnya Paramitha sadar akan hal itu, David yang dulunya hanya seorang fotografer biasa lalu merambah keuntungan bergabung dengan brand ternama atas bantuan Roger.

Berkat Roger lah fine fotografi bisa dikenal di berbagai negara dan terikat kontrak dengan perusahaan besar.

Paramitha tertawa, menertawakan kebodohannya dulu. "Brengsek kalian semua!"

Lagi-lagi benda yang tidak bersalah menjadi sasaran amukan.

Paramitha terlihat frustasi mengacak rambut lalu duduk memeluk kedua kakinya. Ia menangis sejadinya mengingat semua kenangan dulu bersama Roger dan anak-anak.

"Maafkan aku Roger, maaf." Ucapannya lirih

Paramitha menyesal telah menduakan Roger demi pria brengsek yang telah menipu dan menguras kekayaannya.

Tok..tok..tok...

Karena tidak mendapat respon, Lucas terpaksa masuk. Kedua bola matanya mendelik melihat ruangan yang biasa rapi tiba-tiba berantakan.

Lucas juga melihat Paramitha duduk memeluk kakinya dan terlihat frustasi.

"Nona apa yang terjadi?"

Paramitha masih enggan menjawab, dia menutup telinganya.

"Tinggalkan aku sendiri!"

"Tapi nona,"

"Lucas!"

"Tuan Reyn, dia sudah sadar."

Paramitha mendelik, memegang bahu Lucas dengan erat. Sedetiknya wanita itu berlari keluar.

"Nona!"

Panggil Lucas, dia langsung berdiri mengejar majikannya.

Hospital...

Langkah panjang itu menyusuri rumah sakit tempat dimana Reyn dirawat. Beberapa kali, Paramitha menabrak orang-orang yang berlalu lalang dan tidak menghiraukan umpatan mereka.

Yang terpenting adalah melihat Reyn setelah sekian hari tertidur.

Pintu rawat inap pun terbuka, dokter dan suster tengah memeriksa kondisi Reyn.

"Reyn!" 

Paramitha menabrak dokter mengikis jarak untuk bisa melihat Reyn, ia juga memeluk sang putra dengan erat.

"Ka-kamu sudah sadar sayang."

Reyn masih mengerjapkan matanya, memijat pelipis merasakan pusing.

"Bagian mana yang sakit sayang."

TogetheRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang