Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini!!!
************************************
Di luar ruangan.
Dave berjalan mondar-mandir menggigit kukunya sambil terus menatap pintu. Sudah hampir sepuluh menit Raline berada didalam dan tidak ada tanda-tanda mereka keluar. Dia sangat takut ibunya akan menyakiti Raline.
"Gil, kenapa kamu tidak memberi tahu kami kalau tante Paramitha datang." Ucap Alana melihat kearah Gilbert yang sama frustasinya.
Dia pun mengeluarkan ponsel memperlihatkan riwayat panggilan kepada Dave juga Alana.
"Aku menghubungi kalian sepuluh kali bahkan lebih tapi tidak ada respon."
Dave menghentikan langkah tampak mencari ponsel disaku celana.
Alana pun demikian, mereka sadar jika ponselnya ada ditas dan tasnya ia letakan di meja.
"Ponsel ku ada di ranjang Reyn." Ucap Dave mencoba mengingatnya.
"Saat aku berjaga di lobi situasinya aman, tapi saat aku membantu pasien mendorong kursi rodanya tiba-tiba nona Paramitha sudah didepan lift."
"Aku berlari lewat tangga darurat tapi saat aku masuk ternyata dia lebih dulu berada disana." Jelas Gilbert.
Dave meremas rambutnya, merasa frustasi tentang sederet kejadian beberapa hari ini.
"Maafkan aku Dave, aku gagal.."
"Tidak Gil, kau sudah berusaha." Lirih Dave.
Tak berselang lama pintu terdengar dibuka, Dave, Alana dan Gilbert langsung berlari kecil menghampirinya.
"Raline." Ucap mereka bertiga.
Tidak disangka, Paramitha yang mendorong kursi roda itu. Ketiganya tampak terkejut melihat hal yang tidak biasa. Dave sampai harus mengedipkan matanya beberapa kali melihat keduanya tampak baik-baik saja.
"Lucas, bawa dia kembali ke kamarnya."
Lucas mengambil alih kursi roda mendorongnya menjauh.
Merasa ada yang ganjil, Alana menghentikan tangan Lucas.
"Aku yang akan membawanya ke ruangan."
"Alana, sebaiknya kau pulang! Bara akan mengantar mu." Ucap Paramitha
"Tidak, aku akan.." pengawal bernama Bara itu mendekat mempersilahkan Alana untuk mengikutinya.
Alana menatap Dave dan pria itu mengangguk, dengan terpaksa Alana mengikuti perintah Paramitha namun sebelum pergi, Alana berjongkok menggenggam tangan Raline.
Dia berucap lirih sambil menyeka air mata.
"you fighter, trust me everything be okay."Raline masih enggan untuk bersuara, tatapannya masih kosong bahkan air mata itu pun ikut keluar. Alana sampai harus menghapus dengan tangannya.
"Jangan sedih, kamu masih memiliki kita."
"Alana!" Panggil Paramitha,
Alana pura-pura menuli, dia masih tetap jongkok bahkan memeluk tubuh Raline.
"Aku pulang ya."
Bara membawa Alana pergi dari sana, dan Lucas segera mendorong kursi roda memasuki lift. Mereka juga menggunakan lift yang berbeda.
Tinggallah Dave dan Gilbert, tampaknya Paramitha tidak menyukai kehadiran Gilbert. Terlihat dari lirikan mautnya dapat membuat siapa saja takut.
Dalam sedetik, wanita itu langsung masuk dan menutup pintu cukup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
TogetheR
Teen FictionRaline Joozher seorang anak yang lahir dari kesalahan kedua orang tua membuat masa depannya terbebani. ia harus tinggal di lingkaran keluarga berada dengan bekal pengalam minimum. hingga suatu ketika bertemu pangeran berwatak iblis yang mengubah se...