behind the secret

440 22 3
                                    

Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini!!!

************************************

Raline kembali ke meja makan setelah hampir dua puluh menit menghilang. Tatapannya tertuju pada David menyimpan banyak pertanyaan yang memenuhi otak.

"Ral," panggil Belinda melihat Raline masih berdiri.

Raline tersadar membuyarkan lamunan lalu duduk.

"Are you okay?"

Raline mengangguk, menyesap minumannya kembali memasang wajah biasa. Dia tidak ingin Belinda dan David curiga tentang apa yang baru di lihat.

"Raline ayo dimakan, jangan cuma di liatin."

"Iya,"

Suasana pun menjadi hening, hanya suara sendok dan garpu yang bersahutan.

Diantara mereka bertiga, Raline lah yang paling akhir menyelesaikan makanannya sehingga memilih menyudahi dengan menaruh sendok dan garpu diatas piring.

"Kok ngga dihabiskan?"

"Cukup tante," ucapnya sambil memegang perut.

"Oh iya, tante punya sesuatu untuk kamu. Tunggu ya."

Belinda berlalu menuju kamar mengambil sesuatu. Tinggallah David dan dirinya.

David memecah kecanggungan setelah beberapa menit diam,

"Setelah lulus sekolah, rencana mau kuliah dimana?"

"Emm belum difikirkan."

"Harus difikirkan dari sekarang supaya nanti tidak salah mengambil langkah."

Raline hanya memamerkan senyum, mengusap tangan yang berkeringat. Tatapannya mencari Belinda yang tak kunjung datang padahal ia sudah tidak betah berlama-lama di tempat asing.

Selang beberapa menit, Belinda datang bersama Grace membawa sebuah tote bag dari sebuah brand gadget.

Belinda menyerahkan tote bag tersebut "Ini dari om David sebagai rasa terima kasih karena kamu mau menyempatkan waktu,"

Raline hanya menatap cengo pada tote bag tersebut, sedang Belinda memberi kode dengan anggukan kepala agar Raline menerimanya.

"Ini terlalu berlebihan,"

David lalu berdiri menyela ucapan,
"Tidak ada yang berlebihan Raline. Kamu pantas mendapatkannya. Ambil lah."

Masih dengan wajah bingung, Raline enggan menerimanya sehingga membuat Grace gemas dan mengambilkannya untuk diserahkan ke tangan Raline.

"Terima kasih."

"Sama-sama," serentak David dan Belinda berucap.

Jane melirik arloji dia teringat tentang buku yang tertinggal di club.

"Maaf tante, sepertinya aku harus pulang."

"Tidak menginap saja?" Tawar David yang di tolak halus oleh Raline dengan gelengan pelan.

"Lain kali saja. Kami permisi."

"Grace antar Raline dengan selamat." Sanggah David penuh perhatian.

Grace membalas dengan acungan jempol sebelum akhirnya keluar dari rumah mewah itu.

Perjalanan pulang tidak seantusias saat datang karena ada beberapa kejadian yang membuat moodnya rusak.

Raline juga irit bicara dan hanya menjawab seperlunya ketika Grace banyak melontarkan pertanyaan.

TogetheRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang