surprise

1K 52 3
                                    

Jangan lupa tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah

************************************

Reyn duduk menyilangkan kaki sambil bermain ponsel, sudah hampir lima atau enam jam ia duduk bahkan tertidur hanya untuk menunggu seseorang.

Sangat membosankan memang, tetapi ini yang Reyn mau.

Untuk beberapa saat, pelayan yang ditugaskan mengurus seseorang datang memberi tahu jika tugasnya selesai. Rey memberi perintah pergi dari sana yang dibalas anggukan.

Sejak tadi matanya tidak lepas melirik ke arah pintu kaca menunggu seseorang yang telah membuatnya terbunuh oleh rasa bosan. Hingga dalam hitungan ketiga pintu terbuka, seseorang yang ditunggu berdiri diambang pintu dengan senyum kikuk.

Reyn terdiam menatap gadis tersebut, ditatapnya lekat-lekat dari ujung kaki hingga kepala bahkan rahangnya mengeras menyaksikan gadis yang telah berubah penampilan.

Reyn terdiam menatap gadis tersebut, ditatapnya lekat-lekat dari ujung kaki hingga kepala bahkan rahangnya mengeras menyaksikan gadis yang telah berubah penampilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Reyn,"

Panggilan Raline membuat Reyn tersadar, tatapannya sedang memuja gadis di depannya.

Ternyata dia cantik juga

Ucapan yang hanya sampai di tenggorokan, Reyn mengerjap beberapa kali menyusul langkah Raline.

"Ini semua tidak gratis kan?"

Reyn mengangguk membenarkan ucapan, "Yaps, selanjutnya ikut aku."

"Kemana?"

"Jangan banyak bicara jika aku tidak memerintah!"

Reyn masuk kedalam ruang yang tadi digunakan untuk menyulap Raline menjadi cantik. Sedang Raline menunggu Reyn keluar dengan menatap dirinya dari balik cermin besar.

Ia sampai tidak percaya dengan perubahan penampilannya kali ini, dress yang dipakai sangat pas dengan raut wajah khas anak remaja.

Raline memuji hasil karya anak buah Reyn, ini sangat sempurna karena bisa menyulap gadis biasa menjadi Cinderella.

Deheman dari Reyn memutus tatapan dan beralih pada pria yang berdiri diambang pintu. Dia adalah Reyn yang menggunakan jas hitam tanpa dasi dengan kancing kemeja dibuka dua bagian.

Reyn sangat tampan malam ini, dia juga menjelma menjadi sosok pangeran.

Ah tidak! Reyn memang sudah tampan dari dulu.

Pikir Raline yang membuat ia tersenyum dalam hati.

"Peraturannya masih sama, jangan bicara jika aku tidak menyuruh!"

Raline mengangguk.

Reyn menautkan tangan memberi kode untuk bergandengan tetapi Raline hanya berdiam melihat tangan Reyn.

Reyn kesal langsung menariknya, mereka berjalan beriringan memasuki mobil yang sudah disiapkan.

Sepanjang jalan Reyn irit bicara, dia selalu memainkan ponsel tidak mempedulikan Raline yang ada di sebelah hingga tidak sadar mobil telah sampai di sebuah rumah.

TogetheRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang