pembagian tugas

360 19 1
                                    

Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini!!!

************************************

Pelukan terlepas, Dave menatap wajah sang adik dengan segala perasaan. Dari dulu hingga fakta itu terungkap, Dave masih menyayangi Reyn lebih dari apa pun.

Meski pada akhirnya kenyataan mereka memiliki ayah yang berbeda.

"Reyn, untuk masalah satu tahun lalu mau kah kau memaafkan ku?"

"Akan ku pertimbangkan."

"CK!" Dave meninju lengan berotot milik Reyn.

Pria itu kembali duduk di pinggiran ranjang sambil menatap sisi kamar.

"Kamu tidak berniat pindah dengan kamar yang lebih luas dan nyaman?"

Reyn menggeleng, "Akses disini mudah, lokasinya yang strategis dari sekolah maupun tempat ku bekerja."

Dave hanya ber-oh ria seketika teringat sesuatu, saat ini Reyn bekerja disebuah club malam bersama Raline yang mana ada David sebagai tamu mereka.

"Reyn, saat bekerja apa kamu tidak pernah melihat David di club?"

Reyn menggeleng, "Kenapa?"

"Raline belum cerita?"

"Tentang?"

"Emm, sebaiknya kamu tanyakan langsung padanya. Aku tidak enak mengatakan hal yang bukan kapasitas ku."

"Ini yang aku benci, menjadi orang terakhir yang harus mengetahui semua rahasia."

Dave berdiri merangkul adiknya berusaha menenangkan agar tidak ada kesalahpahaman.

"Raline makan malam di rumah David."

Seketika pandangan Reyn berubah, menatap bola mata berwarna cokelat terang itu.

"Kenapa dia tidak bercerita?"

"Mungkin menunggu waktu yang tepat." Ucap Dave melepas rangkulan dan kembali duduk.

Dan Reyn teringat saat semalam Raline datang ke club dan mengubah jadwal sesuka hati. Padahal sejak sore Grace sudah mengatakan jika Raline mendapat cuti.

"Pantas semalam sikapnya berbeda." Lirih Reyn.

"Apalagi yang Raline katakan?" Tanya Reyn antusias.

"Aku tidak enak mengatakannya, ada baiknya kamu tanyakan langsung."

Reyn mendesah kasar mengacak rambutnya hingga berantakan.

Sedang fokus berpikir perut Reyn tiba-tiba bunyi, suara yang membuat Dave tertawa. Dia lalu berdiri berkacak pinggang menatap adiknya dengan tatapan mengejek.

"Cepat ganti baju, kita cari makan."

Jika Reyn mengatakan sudah kenyang itu bohong, buktinya perutnya bersuara tetapi jika mengatakan lapar akan sangat menurunkan harga diri seorang Reyn.

Dave geram melihat adiknya kebanyakan berfikir. Dia menarik tangan sebelum Reyn berubah pikiran.

"Jangan banyak berpikir. Kita mulai petualangannya." 

Mobil pun melaju membelah jalanan California yang padat merayap. Sepanjang jalan di isi dengan obrolan santai juga candaan yang menghidupkan suasana.

Mereka berdua kembali menjadi kakak adik seperti dulu, ceria dan saling merangkul.

Sepuluh menit berkeliling, Dave membelokan mobil disebuah restauran mewah di pusat kota.

Mereka disambut oleh pelayan super ramah mengantar mereka memilih tempat. Seperti sudah kebiasaan mereka duduk di deretan pojok.

TogetheRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang