Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini!!
************************************
Raline duduk di sofa bersebrangan dengan Kenzi.
"Sudah lama aku tidak melihat mu disekolah," ucap Raline memulai obrolan.
Kenzi hanya tersenyum menyandarkan tubuhnya pada sofa.
"Lebih baik disini menemani papa."
"Maksudmu berhenti sekolah?"
Kenzi menggeleng, "Aku pindah ke sekolah yang lebih murah."
Raline menatap iba pada kakak tirinya, meski Kenzi sering berbuat jahat tapi ia tidak merasa dendam karena semenjak Michael masuk rumah sakit, sikap Kenzi berubah.
Beberapa kali Kenzi membela Raline saat Yeslin memarahinya.
"Ral, atas nama mama aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau mama menjual mu."
Raline tersenyum, "Tidak masalah,"
"Sekarang kamu tinggal dimana?"
"Aku tinggal bersama wanita yang tadi mengantarku."
Kenzi membulatkan bibir dan mengangguk mengerti.
"Ken, katamu perusahaan papa sekarang berada dibawah naungan Rckefeller?"
Kenzi mengangguk, "Reyn tidak pernah cerita?"
"Tidak."
"Aku tidak tahu pasti awal ceritanya, mama hanya mengatakan kalau hasil investasi pada sebuah perusahaan di London telah diambil alih oleh Paramitha dan parahnya Sem menggelapkan dana perusahaan."
"Tunggu tunggu, kalau misalnya Paramitha mengambil alih saham di London tidak mungkin dong production house milik papa juga menjadi milik Paramitha?"
"Sem yang menjual semua aset ke Paramitha sehingga saat ini perusahan ada dibawah naungan Rckefeller."
Kenzi tampak mengelap jejak air mata saat menceritakan semua kejadian yang menimpa keluarganya.
Raline merasakan kesedihan yang dialami Kenzi karena ia pernah berada di titik tidak memiliki apa-apa.
"Ken, boleh kah setiap hari aku datang kemari?"
Kenzi tampak ragu sekaligus malu karena pernah jahat padanya.
"Kamu terlihat lelah dan tak terawat, seandainya kita gantian berjaga kamu bisa fokus sekolah."
"Kamu juga sekolah kan?"
"Ya, misalnya kamu berjaga hari ini dan aku hari selanjutnya. Kamu juga bisa ada waktu istirahat."
"Oke, kalau kamu tidak keberatan."
Raline mengulurkan tangannya, "Deal?"
Kenzi menerima uluran tangan disertai senyum tipis, "Oke deal."
Raline menatap jam dinding, sepuluh menit yang diberikan oleh Kenzi telah habis.
Sebelum pergi, Raline menyempatkan memeluk tubuh sang ayah mencoba kuat untuk tidak menangis.
"Ayah, Raline pulang ya. Raline janji untuk kembali dan menjaga ayah lagi."
Kecupan singkat ia hadiahkan pada dahi sang ayah. Cukup lama sampai Raline meneteskan air mata.
Kenzi sudah berada disampingnya, mengelus pelan bahu Raline mencoba menguatkan.
"Terima kasih sudah datang."
"Seharusnya aku yang berterima kasih karena kamu sudah menjaganya."
"Sudah menjadi tugas ku, dulu papa memberikan apa pun yang aku mau dan sekarang giliran aku membalas kebaikannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
TogetheR
Teen FictionRaline Joozher seorang anak yang lahir dari kesalahan kedua orang tua membuat masa depannya terbebani. ia harus tinggal di lingkaran keluarga berada dengan bekal pengalam minimum. hingga suatu ketika bertemu pangeran berwatak iblis yang mengubah se...