Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini
************************************
RCkefeller school..
Raline bergegas menuju atap sekolah yang ada di lantai tiga, dia harus menemukan Reyn sebelum bel sekolah.
Ketika hampir sampai di tangga, ia melihat keempat teman-teman Reyn baru saja keluar dengan senyum yang tidak bisa di artikan. Juga obrolan mereka yang sedikit mengarah pada kekerasan.
Raline tidak ingin menguping namun mereka berempat berbicara sangat keras.
"Oke, kalian seret Niel ke tempat biasa. Ingat jangan sampai Reyn tahu."
Mendengar langkah kaki menuruni tangga, Raline segera pergi. Ia harus bersembunyi agar keberadaannya tidak di ketahui.
Setelah mereka pergi, Raline segera menyusul Reyn dan memberitahukan apa yang dia dengar.
Brak...
Suara pintu terbuka keras dari luar membuat Reyn menoleh, hampir saja pria itu memaki orang yang telah mengganggunya. Tetapi ketika melihat Raline bibirnya langsung mengatup. Reyn tersenyum miring melihat Raline berjalan gontai ke arahnya.
"Reyn, teman-teman mu..."
Kalimat Raline hanya bisa menggantung mendengar suara dari belakang. Suara itu milik teman Reyn yang tiba-tiba muncul.
"Ada apa Justin?"
Pria bernama Justin mendekat berdiri di dekat Raline dan meliriknya sengit, posisi mereka saling berdekatan hingga Justin bisa merasakan deru nafasnya.
"Emmm ponsel ku tertinggal."
Arah pandang Reyn mengikuti tatapan Justin kearah tumpukan buku.
Benar, disana terdapat ponsel diatasnya. Reyn melangkah mengambil ponsel tersebut karena posisinya lah yang terdekat.
"Jika kedatangan mu untuk memberi tahu Reyn tentang rencana kami, maka aku pastikan diri mu lah yang akan menggantikannya."
Ucapan Justin sangat mengerikan, lebih dari yang selalu Reyn ucapakan. Pria itu sampai mengeratkan rahang dan mengepalkan tangan.
Raline berusaha tetap tenang ketika Reyn datang dan melempar ponsel ke arah Justin.
"Thanks bro."
"Oh iya Raline, rambut mu berantakan."
Justin hampir menyentuh rambut namun Reyn segera menepis tangan tersebut. Tatapan mereka beradu hingga Reyn mengeluarkan senyum misterius.
"Aku hanya ingin merapikannya, oke selamat bersenang-senang kawan."
Setelah Justin pergi, Raline menghela nafas pelan. Ia melirik Reyn yang masih ada di samping dengan posisi mereka sangat dekat.
"Ada apa hmm, wajahmu terlihat tegang."
Raline menggeleng, dia segera memasang senyum tipis untuk mengelabui Reyn jika hatinya sedang tidak baik.
"Emm Reyn, aku datang untuk mengembalikan ini."
Arah pandang Reyn tertuju pada sapu tangan putih di tangan Raline, ia segera menolak halus dengan menggenggam kembali tangan tersebut.
"Simpan saja."
"Tapi..."
"Kamu akan membutuhkannya suatu saat."
Jantung Raline semakin tidak karuan, posisi Reyn sangat dekat. Mungkin saja dia bisa merasakan degub yang berpacu cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
TogetheR
Teen FictionRaline Joozher seorang anak yang lahir dari kesalahan kedua orang tua membuat masa depannya terbebani. ia harus tinggal di lingkaran keluarga berada dengan bekal pengalam minimum. hingga suatu ketika bertemu pangeran berwatak iblis yang mengubah se...