Tekan tanda ⭐ di pojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini
************************************
Rumah sakit..
Yeslin duduk dengan tenang ketika dokter menjelaskan penyakit suaminya. Hatinya teriris melihat rekam medis dari balik layar monitor.
"Tuan Michael menderita gagal jantung sehingga membuatnya tiba-tiba pingsan."
Dokter lalu berdiri menunjuk kearah monitor,
"Disebelah ini mengalami kerusakan yang sangat parah,"
"Gagal jantung yang dialami tuan Michael sendiri bernama kongestif. Pasien akan mudah kambuh dan tidak bisa menjalani aktifitas normal seperti sedia kala."
Penjelasan itu mampu membuat Yeslin terdiam, awalnya ia tetap tenang karena akan mengira Michael hanya pingsan karena kelelahan.
Namun setelah hasil rekam medis itu keluar, Yeslin baru menyadari penyakit yang di derita suaminya adalah golongan penyakit mematikan.
"Proses penyembuhan sangat lama bahkan bisa dibilang seumur hidup. Tuan Michael harus bergantung pada obat-obatan atau akan keluar masuk rumah sakit."
"Dok, sudah berapa lama papa menderita jantung? Karena papa tidak pernah cerita apa pun pada kami." Sahut Kenzi yang juga penasaran.
"Emmm di lihat dari hasil rontgen cukup lama. Kurang lebih sepuluh tahun."
"Sepuluh tahun? Selama itu papa tidak merasakan sakit?"
"Sebenarnya sudah terasa, kemungkinan tidak memberitahu kalian karena tidak ingin membuat keluarga cemas."
Kenzi menghela nafas kasar, ia mengeratkan tangan sang ibu untuk tidak putus asa.
"Lalu berapa lama lagi papa akan terbangun?"
"Kita tunggu saja, semoga ada keajaiban dari Tuhan."
Yeslin kembali terisak, tangannya hanya mampu menutup wajah menyembunyikan semua luka di dalam sana.
"Emm sebenarnya tuan Michael bisa melakukan transplantasi jantung namun kita harus mencari pendonor yang cocok."
"Transplantasi? Bukankah itu memilki resiko yang besar?"
"Benar, setelah melakukan transplantasi pasien harus rutin memeriksa jantung barunya. Untuk mengetahui tidak ada penyakit lain setelah dilakukan transplantasi."
"Baik dok, saya dan mama akan mempertimbangkan saran dari anda."
"Sama-sama."
Di luar ruangan, Yeslin duduk di depan ruangan dokter. Pegangan pada lengan Kenzi terlepas, ia ingin berjalan sendiri tanpa bantuan putranya.
Kenzi yang merasa kasihan tidak tega membiarkan ibunya sedih berlarut-larut. Ia kembali menggandeng tangan Yeslin pergi dari sana.
Di depan ruang IGD, Raline duduk menundukkan kepala. Sesekali matanya melirik pintu yang masih tertutup rapat berharap keajaiban datang dari dalam.
Bahkan kantuk pun tak kunjung datang, karena saat ini jarum jam menunjuk diangka sepuluh.
Melihat Raline yang masih duduk, Yeslin melepas tangan Kenzi. Dia berlari kecil menghampiri Raline, tangannya menarik paksa tubuh yang masih duduk hingga akhirnya Raline terpaksa berdiri.
Plak..
Entah berapa kali tamparan yang dilakukan Yeslin hari ini, rasanya sakit itu sudah tidak terasa.
"Gara-gara ibu mu, suami saya menderita penyakit mematikan! Kehadiran kalian membuat petaka baginya! Kenapa bukan kamu saja! Kenapa!"
Lagi-lagi Raline tidak melawan, dia selalu membiarkan Yeslin bebas menyiksanya. Saat ini rambut panjang itu kembali jadi sasaran kemarahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TogetheR
Teen FictionRaline Joozher seorang anak yang lahir dari kesalahan kedua orang tua membuat masa depannya terbebani. ia harus tinggal di lingkaran keluarga berada dengan bekal pengalam minimum. hingga suatu ketika bertemu pangeran berwatak iblis yang mengubah se...