mistake

2K 48 4
                                    

************************************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


************************************

Hari kedua di sekolah baru, Raline masih belum bisa beradaptasi. Kebanyakan dari mereka bersifat pemilih dalam berteman sehingga tidak ada satupun dari mereka saling sapa.

Hanya beberapa siswa laki-laki mencuri pandang ingin berkenalan. Setelah itu mereka tidak lagi mendekat karena tidak pernah mendapat respon.

Bukan Raline mengikuti trend dalam memilih teman, hanya saja Raline risih jika harus berteman dengan banyak pria.

Raline memilih membaca buku dan mengulang materi kemarin sebelum guru memasuki kelas.

alarm tanda kelas akan dimulai menggema siswa yang lain mulai berdatangan masuk kelas menempati tempat duduk.

"Selamat pagi!"

"Pagi,"

"Materi pagi ini...."

Siswa laki-laki tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu, perhatian pun tertuju pada siswa berperawakan atletis yang memilki wajah tampan, penampilan rapi dan wangi.

Hanya saja sikapnya tidak mencerminkan seorang pelajar. Dia seperti preman yang tidak memilki etika.

"Reyn?"

Suara dari guru yang ada didepan membuat siswa bernama Reyn berhenti. Bola matanya melirik sekilas sebelum akhirnya kembali melangkah.

"Rapikan dasimu."

Raline yang tadinya fokus pada iPad beralih kearah depan. Kedua bola matanya menatap tidak percaya melihat siswa tampan di depannya.

Dia adalah dewa penolong yang kemarin membantunya kabur dan saat ini mereka di pertemukan lagi dikelas yang sama.

Tatapan berbeda dari Reyn, dia memalingkan wajah sambil merapikan dasi atas perintah guru.

Langkah kaki Reyn melewati bangku Raline dengan semerbak parfum yang menusuk hidung.

Aromanya mengingatkan Raline pada kejadian dimana dia jatuh diatas tubuh Reyn. Memori yang ingin Raline hapus dari sebagian kenangan.

Reyn berdiri disamping Raline mengambil kertas yang ada di mejanya. Sekilas membaca tulisan yang ia tulis saat mata pelajaran Mrs. Stevy.

Tangannya meremas kertas hingga kusut tak berbentuk menjatuhkannya dan menginjak.

Bunyi sepatu membuat Raline bergidik, itu seperti sebuah alarm berbahaya.

"Karena Reyn sudah ada disini, materi akan saya lanjutkan."

Guru di depan menjelaskan beberapa materi dan meminta satu persatu siswa maju mengerjakan di depan.

Beberapa dari mereka tidak bisa memecahkan teka-teki dari sebuah pertanyaan jebakan yang dibuat oleh Mrs. Cleo hingga tiba giliran Raline.

Dengan semangat percaya diri, Raline bisa menjawab pertanyaan tersebut yang mendapat tepuk tangan dari Mrs. Cleo.

TogetheRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang