Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini!!!
************************************
Raline dan Alana berdiri di depan pintu apartemen milik Reyn, sudah lima kali ketukan pintu namun tidak mendapat jawaban. Nomor Reyn pun tidak bisa di hubungi.
"Al,"
Alana menoleh mematikan panggilan yang sejak tadi tidak mendapat jawaban.
Bibir Raline sudah ingin bicara tetapi kedatangan seseorang dari dalam lift juga membuat mereka menoleh. Dia adalah Dave yang berjalan santai menghampiri mereka.
"Kalian tidak masuk?"
"Reyn tidak didalam, nomornya pun tidak aktif." Jelas Alana memasukan kembali ponsel kedalam tas.
"Kalian tunggu disini, aku ke bawah minta access card cadangan."
Sambil menunggu Dave kembali, dua orang itu duduk di bawah mengistirahatkan kaki yang kesemutan.
Alana yang masih diam mengamati lingkungan tempat tinggal sahabatnya dan Raline yang duduk menengadahkan kepala.
Dave kembali dengan wajah berbeda, berkali-kali tangannya mengusap wajah mencoba berfikir.
"Kenapa kak?"
"Mama mengganti access card-nya, sepertinya Reyn juga tidak lagi menempati unit ini."
"Sebenarnya itu yang mau aku ceritakan pada mu Al," jelas Raline ikut berdiri.
Dave dan Alana sama-sama menoleh dengan wajah kebingungan mereka.
"Sebelum ke sekolah, Reyn bilang sudah pindah. Namun tidak mengatakan dimana sekarang dia tinggal."
"Astaga." Ucap Dave dengan mengacak rambutnya.
Dave teringat tentang pelacakan GPS pada mobil David dimana mobil tersebut berada di rumahnya kemarin. Mungkinkah kepergian Reyn berhubungan dengan David dan Paramitha? Entahlah!
Pria itu berjalan mondar-mandir memikirkan banyak hal.
Tentang pertengkaran ibu dan adiknya juga pertemuan David dan ibunya di dalam rumah.
"Kak, apa kita tanya tante Paramitha saja?" Usul Alana yang langsung mendapat tatapan dari Dave.
"Bukan ide yang baik Al, Reyn pergi dari rumah setelah bertengkar dengannya."
"Maksud mu mama?" Tanya Dave dengan penuh interogasi.
Raline mengangguk,
"Reyn juga mengembalikan semua fasilitas dan memilih hidup dengan kerja kerasnya."
Wajah Alana tampak tidak percaya, dia memegang bahu Raline
"Serius Reyn ngomong begitu?"
Anggukan yang mewakili membenarkan ucapannya. Raline mendesah pelan mengingat beberapa ucapan Reyn tadi pagi.
"Aah shit!"
Celotehan intonasi pedas dari mulut Dave bisa didengar oleh Raline dan Alana. Mereka berdua saling menatap satu sama lain berganti menatap Dave penuh kebingungan.
Alana yang tidak pernah mendengar Dave mengeluarkan makian, hari ini dibuat terkejut. Dia memegang tangan Dave mengelusnya pelan untuk memberikan dukungan.
"Kita cari di tempat latihannya." Ajak Dave setelah lebih tenang.
---
Mobil sampai di depan sebuah sirkuit balap yang letaknya tidak jauh dari apartemen Reyn. Di tempat yang luasnya berhektar-hektar tidak banyak orang berlalu lalang hanya beberapa montir yang sedang menyetel beberapa motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
TogetheR
Teen FictionRaline Joozher seorang anak yang lahir dari kesalahan kedua orang tua membuat masa depannya terbebani. ia harus tinggal di lingkaran keluarga berada dengan bekal pengalam minimum. hingga suatu ketika bertemu pangeran berwatak iblis yang mengubah se...