Tekan tanda ⭐ dipojok kiri bawah untuk bisa melanjutkan part ini!!!
************************************
Sedang asiknya mereka mengobrol tiba-tiba ponsel berdering, nama Reyn muncul dalam layar.
"Aku angkat telfon dulu." Ucap Raline menjauh dari sana.
Sedang diantara Dave dan Gilbert masih saling lempar tatapan. Merasa ada sesuatu yang masih di sembunyikan oleh Raline.
"Kalian tidak sedang menaruh curiga kan?" Tanya Alana yang juga penasaran.
Dave mengalihkan pandangan lalu menatap Alana. Gadis itu langsung menyeletuk mendapat tatapan dari Dave.
"Ada yang salah?"
Pria itu menggeleng, berdehem sejenak sambil mengusap wajah.
"Menurut mu apa Raline sedang tidak menyembunyikan sesuatu?" Tanya Dave yang langsung mendapat gelengan kepala dari Alana.
"Ada yang janggal disini, bagaimana bisa Raline datang ke rumah David? Apa mereka memiliki ikatan darah?"
"Dari pada menduga, sebaiknya tanyakan ke orangnya langsung." Sanggah Alana yang tidak ingin berfikir terlalu jauh.
"Baik, oh iya karena kamu sudah mendengar ini tolong tetap bersikap biasa di depan Reyn ya."
Alana ragu untuk mengangguk karena dirinya sering keceplosan saat sedang marah. Namun genggaman tangan Dave membuat dirinya berjanji untuk bisa memegang rahasia.
Suasana romantis itu segera hilang dengan deheman Gilbert. Pria itu merasa menjadi obat nyamuk bagi mereka berdua.
Raline pun kembali setelah menerima telfon, dari raut wajah itu terlihat berbeda apalagi dia terus menerus melihat arloji.
"Apa yang Reyn katakan sehingga wajah mu seperti itu?" Celetuk Alana.
"Dia meminta kita untuk segera kembali."
"Sudah biarkan, kita juga sudah izin."
Wajah Raline merasa bersalah telah berbohong pada Reyn.
"Hallo, kamu dimana?"
"Aku sedang ke luar bersama Alana. Kenapa?"
"Cepat kembali."
"Iya."
Sedikit ulasan percakapan antara Raline dan Reyn saat di telfon.
Suasana pun kembali menjadi hening, Dave dan Gilbert masih memberi kode-kode dari tatapan keduanya.
"Ral," panggil Dave setelah sekian detik berfikir.
"Ya."
"Apa kamu mengenal David secara pribadi?"
Raline pun ragu, dia tidak mengenal David jika bukan karena Belinda. Bagaimana Raline akan menjelaskannya? Apalagi ia sudah terlanjur bercerita jauh.
"Dia salah tamu di club tempat ku bekerja."
Dave pun hanya membulatkan bibir, dia tidak enak menanyakan hal lebih detail.
Gilbert langsung menyeletuk mendengar ada keganjalan.
"Tamu? Mengajak karyawan makan malam? Sendiri?"
Ucapan Gilbert membuat Raline merubah sikap, dia yang sejak tadi memasang wajah biasa saja mendadak menunduk.
Gilbert merasa bersalah dia menatap Dave berganti Alana yang juga tidak setuju dengan pertanyaan mendetail itu.
"Maaf atas kesalahan ucapan ku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
TogetheR
Fiksi RemajaRaline Joozher seorang anak yang lahir dari kesalahan kedua orang tua membuat masa depannya terbebani. ia harus tinggal di lingkaran keluarga berada dengan bekal pengalam minimum. hingga suatu ketika bertemu pangeran berwatak iblis yang mengubah se...