12

86 11 0
                                    

          💖 HAPPY READING 💖

Saat ini Icha berada di kamar nya yang sudah di dekorasi sedemikian rupa dan terlihat indah. Namun, keindahannya tertutupi oleh wajah Icha yang murung. Icha tidak tau harus senang atau sedih, di satu sisi dia senang karena bisa menuruti keinginan orang tua nya dan di sisi lain dia sedih karena orang yang menjadi suami nya beberapa jam yang lalu seakan tidak peduli dengan keberadaan.

Terbukti dengan Firdaus yang sedang tidur di sofa sambil memunggunginya setelah membersihkan diri. Icha bangun dari duduk nya lalu menghampiri suami nya yang tidur dengan tidak nyaman, sebelumnya Icha mengambil satu bantal dan meletakkan nya di bawah kepala suami nya sebagai bantalan dan Icha juga menyelimuti suami nya.

"Seburuk apapun kakak memperlakukan aku, kakak tetaplah suami ku dan surga ku ada pada kakak."

Tanpa dia tau, Firdaus belum sepenuhnya tidur. Firdaus merasa ada sesuatu yang hangat pada diri nya.

"Dengan lo ngelakuin itu ke gue, enggak akan buat gue luluh sama lo." Batin Firdaus.
Dan Firdaus kembali memejamkan matanya.

Icha merebahkan tubuhnya di kasur miliknya  dan memejamkan mata nya setelah membaca doa. Mungkin karena kelelahan Icha tertidur dengan cepat. Selang beberapa menit, Firdaus terbangun karena haus dan berjalan ke arah nakas untuk mengambil minum. Dia melihat wajah polos Icha saat tertidur, Firdaus berjongkok dan menatap intens wajah Icha.

"Kenapa harus lo sih yang jadi istri gue? Gue kan udah sering bilang ke lo buat batalin. Tapi lo malah ngeyel, jadi lo harus terima akibatnya." Batin Firdaus sambil tersenyum miring dan kembali ke sofa untuk tidur.

Sejujurnya dia tidak nyaman tidur di sofa, tapi mau bagaimana lagi, dia tidak mungkin tidur di kasur bersama Icha. Dan sudah dipastikan besok badannya akan sakit semua.

"Ah kayak nya gue harus pindah ke rumah gue deh besok, bisa encok pinggang gue kalo tidur di sofa mulu." Dumel Firdaus dan mencoba untuk tidur.

                            🌸🌸

Azan subuh mulai berkumandang, Icha terbangun dan meregangkan otot - otot nya. Lalu dia melihat Firdaus yang masih tertidur dengan nyenyak, Icha tersenyum dan entah kenapa dia merasa jantungnya berdetak cepat.

"Kenapa setiap aku liat kak Firdaus jantung aku berdebar." Batin Icha sambil memegang dadanya.

Icha pun berdiri dan berjalan ke arah Firdaus.

"Kak? Kakak ayo bangun udah subuh." Icha menepuk pundak Firdaus.
"Engghh..." Firdaus menggeliat dan mulai membuka mata nya, dia langsung mendengus dan menatap tajam Icha.

"APA?." Tanya Firdaus dengan tatapan sinis.

Icha menunduk, "aku cuma bangunin kakak supaya shalat subuh, kakak mandi aja dulu baju nya udah aku siapin."

"Enggak usah sok jadi istri yang baik dan peduli sama gue, sekeras apapun lo berjuang luluhin hati gue, gue enggak akan pernah mau nerima lo, udah sana ganggu orang tidur aja!." Ucap Firdaus kembali tidur dan membelakangi Icha.

Icha menghela nafas dan tanpa sadar air mata nya mulai menetes.

"Ya udah, tapi jangan lupa shalat ya." Ucap Icha lalu pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Selesai melakukan shalat dan berzikir, Icha merapihkan kembali alat shalat nya. Dia melihat Firdaus yang masih belum bangun, dia ingin membangunkan nya tapi takut jika Firdaus akan marah lagi.

ANA UHIBBUKA FILLAH  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang