💖 HAPPY READING 💖
Setelah membereskan baju dan barang - barang yang akan di bawa ke dalam koper. Icha dan Firdaus akhirnya akan berangkat ke rumah milik Firdaus yang lokasi nya lumayan jauh dari rumah ke dua orang tua mereka. Dan sekarang mereka tengah berpamitan pada ayah dan bunda.
"Ayah Icha pamit ya, kalau ada apa - apa kabarin Icha ya yah." Ucap Icha sembari memeluk ayah nya.
"Iya, kamu jaga diri baik - baik ya. Ikuti dan turutilah perintah suami kamu. Kecuali kalau dia nyuruh kamu di jalan yang salah." Balas ayah sambil mengelus puncak kepala Icha. Icha mengangguk paham."Bunda Icha pamit ya, Icha janji kalau ada waktu Icha bakal sering - sering mampir kesini." Ucap Icha sambil menangis.
"Iya sayang, baik - baik ya disana. Ingat pesan - pesan bunda." Balas bunda dengan menangis juga.Setelah berpamitan, Firdaus meminta izin untuk berangkat. Mobil yang dibawa nya pun sudah sudah menghilang kala sudah menjauh.
"Perasaan baru kemarin bunda timang - timang Icha. sekarang Icha udah besar. udah nikah dan ikut sama suaminya." Ucap bunda pada ayah.
"Nanti juga Icha bakal sering - sering kesini kok." Balas ayah dengan nada menenangkan.🌸🌸
Di dalam mobil, Icha dan Firdaus hanya diselimuti keheningan, tidak ada yang berniat bersuara. Icha melirik Firdaus yang sedang fokus menyetir lalu dia kembali menatap luar yang terlihat lebih menarik. Tidak butuh waktu lama mereka sudah sampai di depan pintu gerbang rumah mewah milik Firdaus. Firdaus berjalan di depan dan Icha mengekori nya sambil membawa koper nya dan begitupun Firdaus.
Saat sampai di depan pintu utama, Firdaus merogoh kantong celananya dan mengeluarkan sebuah kunci lalu membuka pintu tersebut. Rumah nya memang besar, tapi sedikit kotor. Mungkin karena Firdaus jarang membersihkan nya.
"Assalamu'alaikum." Salam Icha saat memasuki rumah tersebut.
"Nih kunci kamar lo, dan ingat jangan pernah lo sekali - kali masuk ke kamar gue! Kalau sampai lo masuk ke kamar gue walaupun itu hanya satu detik, gue pastiin lo bakal nyesel." Ancam Firdaus lalu pergi meninggalkan Icha memasuki kamar nya seraya membanting pintu dengan keras dan membuat Icha terkejut.Icha mengelus dada. "Punya suami kok suka bikin kesel sih. udah cuek, sinis, galak lagi. Eh astagfirullah, kok malah ngehina suami sendiri." Batin Icha sambil menepuk - nepuk mulutnya.
Lalu Icha menuju kamar yang di maksud Firdaus. Kamar nya cukup luas dan nyaman meskipun ada sedikit debu. Namun, yang membuat Icha senang adalah karena cat kamar nya yang berwarna biru. Biru adalah warna kesukaan Icha.
Lalu Icha keluar kamar berniat untuk membersihkan rumah setelah membersihkan kamar nya. Terlebih dahulu Icha membersihkan ruang tv lalu dapur.
Icha memasukkan semua pakaian kotor yang ada di keranjang baju kotor ke dalam mesin cuci. Lalu menyapu semua ruangan kecuali kamar Firdaus, mengepel, mencuci piring, mencuci baju, dan menjemur baju.
"Alhamdulillah akhirnya selesai juga. Aku laper banget, di kulkas ada apa ya?." Ucap Icha pergi ke arah kulkas.
"Aku buat nasi goreng aja deh biar cepet." Ucap Icha sambil mengumpulkan bahan - bahan membuat nasi goreng.
Setelah selesai memasak terdengar suara adzan dzuhur berkumandang. Icha memutuskan untuk shalat dulu lalu makan. Icha pun masuk ke kamar nya untuk melaksanakan shalat. Beberapa menit kemudian Firdaus keluar dari kamar karena haus. Firdaus melihat di meja makan ada dua piring nasi goreng, baru melihat itu saja perut Firdaus sudah merontan - ronta minta di isi karena sudah waktunya makan siang.
Namun, Firdaus menggelengkan kepala. Dia tidak mau terpesona dengan gadis alim dan berhijab yang sekarang menjadi istri nya. Akhirnya Firdaus kembali ke tujuan awalnya yaitu minum.
"Kakak udah bangun? Makan dulu yuk, tapi maaf ya kak aku cuma buat nasi goreng." Firdaus terkejut saat melihat Icha ada di belakang nya dan air yang ada di mulut nya menyembur ke luar.
"Uhuk..uhukk lo bisa gak sih enggak usah ngagetin. Gak makasih. Gue mau makan di luar aja, enggak nafsu gue makan masakan lo." Ucap Firdaus sinis lalu pergi ke kamar nya.
Icha menghela nafas pasrah. Akhirnya Icha memutuskan untuk makan sendiri. Icha menangis dalam diam seraya makan. Icha sedih dengan nasibnya, dia tau ini adalah cobaan untuk nya. Allah sangat menyayanginya itu sebabnya Allah memberikan cobaan kepada nya lewat Firdaus, fikir nya.
Icha melihat Firdaus keluar dengan baju rapih. Icha menghapus air mata nya dengan cepat lalu menghampiri Firdaus yang memasang wajah datarnya.
"Kakak mau kemana?." Tanya Icha dengan senyum manis nya yang tidak pernah luntur dari bibirnya. Dan itu hanya untuk Firdaus, suaminya.
"Bukan urusan lo." Jawab Firdaus dengan sinis dan menatap tajam Icha.
"Itu urusan aku juga kak, aku istri kakak. aku cuma mau tau kakak mau pergi kemana terus pulang jam berapa." Ucap Icha memberi alasan.
Tiba - tiba Firdaus mencengkeram pundak Icha kuat, membuat Icha kesakitan.
"Awwhh sakit kak." Ucap Icha kesakitan sambil mencoba melepas tangan Firdaus dari pundaknya.
"Lo enggak usah sok jadi istri yang perhatian ke gue. Biar apa coba lo kayak gitu? Biar gue jatuh cinta sama lo gitu? Ck, jangan harap dan itu enggak akan pernah terjadi. Sampai kapanpun gue gak akan pernah nerima lo di hidup gue!." Bentak Firdaus sambil mendorong Icha sampai terjatuh dan pergi dengan membanting pintu dengan keras.
Icha menangis kencang.
"Ya Allah, Icha enggak kuat. Mau sampai kapan kak Firdaus kayak gini terus ke Icha." Icha bangkit lalu pergi ke kamar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA UHIBBUKA FILLAH (End)
Teen Fiction🚫 DON'T COPY MY STORY PLEASE❗🚫 "Wahai habibi ku, mencintai mu adalah suatu hal terberat dalam hidup ku. Banyak yang harus aku korbankan untuk membuat kamu menerima ku dalam kehidupan mu. Maaf jika aku telah lancang masuk ke dalam kehidupan mu dan...