22

90 12 0
                                    

        💖 HAPPY READING 💖

"Assalamu'alaikum. Ayah, bunda. Icha dateng." Ucap Icha saat memasuki rumah orang tuanya.
"Wa'alaikumsalam. Humayrah nya bunda akhirnya dateng juga." Balas bunda yang menghampiri Icha lalu Icha mencium punggung tangan bunda nya, begitu juga Firdaus.

"Icha kangen banget sama bunda." Ucap Icha sambil memeluk bunda nya.

"Ehem, kalo sama ayah enggak kangen nih?." Ucap ayahnya yang tiba - tiba datang bersama kakak dan kakak iparnya.

"Mana mungkin Icha enggak kangen sama ayah. Ayah kok enggak ngabarin sih kalo mau pulang, kan Icha sama kak Firdaus bisa jemput." Ucap Icha seraya mencium punggung tangan ayahnya.
"Ayah enggak mau ngerepotin, lagian juga kan ada kakak kamu." Balas ayah seraya memeluk putri kecil kesayangan nya.

"Fir, kamu jaga putri ayah dengan baik kan?." Ucap ayah pada Firdaus.
"Iya yah tenang aja, Fir jaga Icha baik - baik kok. Iya kan sayang?." Ucap Firdaus dengan nada selembut mungkin sambil mengelus kepala Icha.
"Iya yah, kak Fir selalu jagain Icha kok." Balas Icha tersenyum penuh arti lalu melirik Firdaus.

"Ayah dipeluk, bunda juga dipeluk. Kamu enggak mau meluk kakak juga?." Ucap kak Wira, kakak kandung nya. Lalu kak Wira merentangkan tangan nya.

Lalu Icha mendekati kakaknya untuk memeluk nya. Tapi bukannya kak Wira yang Icha peluk, melainkan kakak iparnya yaitu kak Nisa. Icha hanya melewati kak Wira yang sudah menanti untuk di peluk Icha.

"Kak Nisa kangen banget sama kamu." Ucap kak Nisa seraya memeluk Icha erat.
"Icha juga kangen banget sama kak Nisa." Balas Icha tersenyum manis.

"Berikan hamba kesabaran yang lebih ya Allah dan tolong beritahu adik hamba bahwa kakaknya ada disini." Doa kak Wira sambil menengadahkan tangan nya sambil melirik ke arah Icha. Ayah dan bunda hanya terkekeh melihat kelakuan putranya.
"Hehehe, Icha kan bercanda kak." Ucap Icha sambil memeluk kak Wira erat.
"Perasaan kamu dari dulu segini aja deh enggak tinggi - tinggi." Ledek kak Wira terkekeh sambil mencubit pelan hidung adik kesayangan.

"Iihhh sakit kak, ayah kak Wira jail tuh." Ucap Icha sambil memegang hidung nya yang sedikit merah.
"Jangan kayak gitu Wira, liat tuh hidung adik kamu sampe merah." Ucap bunda, ayah hanya bisa tersenyum melihat kelakuan anak - anaknya dan kak Wira hanya tertawa kecil.
"Ya udah ayo kita makan, bunda udah masak banyak lho." Lanjut bunda dan mereka semua pun pergi ke meja makan.

                           🌸🌸

Di sisi lain, Hanan dan Syifa sudah berada di depan gerbang rumah Syifa.

"Makasih banyak ya kak karena udah anterin aku pulang." Ucap Syifa yang baru turun dari motor Hanan.
"Iya sama - sama, kalo gitu gue pulang ya." Balas Hanan.

Saat hendak memutar balik motor nya, tiba - tiba ada seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mama nya Syifa menghampiri mereka.

"Kamu udah pulang sayang." Ucap mama Syifa tersenyum lalu Syifa mencium punggung tangan mamanya.
"Udah mah." Balas Syifa.
"Halo tante." Ucap Hanan turun dari motor nya lalu mencium punggung tangan mama Syifa.
"Halo." Balas mama Syifa sambil tersenyum.

"Ini siapa sayang? Baru kali ini lho kamu bawa cowok ke rumah." Lanjut mama Syifa.
"Emmh ini-." Belum selesai Syifa bicara, ucapan Syifa di potong dengan ucapan Hanan.
"Nama saya Hanan tante, saya temannya Syifa. kebetulan tadi saya liat Syifa lagi nunggu angkot jadi saya antar pulang." Ucap Hanan tersenyum.

"Aku enggak salah liat kan? Baru kali ini aku liat kak Hanan senyum kayak gitu, ganteng banget." Batin Syifa.

"Oh gitu. Makasih banyak ya karena udah mau anterin Syifa pulang. Soalnya tadi papa nya Syifa mendadak ada urusan jadi enggak bisa jemput Syifa, terpaksa tante suruh Syifa naik angkutan umum." Balas mama Syifa.
"Iya tante sama - sama." Ucap Hanan.

"Syifa. ajak teman kamu masuk dong, masa di luar terus kan kasian. Dia udah nganterin kamu lho." Ucap mamanya.
"Iya mah, Kak Hanan ayo masuk dulu." Ucap Syifa.

"Enggak usah, aku mau langsung pulang aja. Lain kali aja mampir nya." Balas Hanan.

"Aku?." Batin Syifa.

"Enggak papa kok, jangan sungkan - sungkan. Kamu juga enggak sungkan - sungkan kan nganterin Syifa pulang. Udah ayo masuk, motor nya juga jangan lupa masukin ya." Ajak mama Syifa seraya menggandeng tangan Hanan untuk masuk.

Hanan pun akhirnya masuk ke rumah Syifa. Sebenarnya Hanan ingin langsung pulang, tapi tidak enak hati jika menolak ajakan mama Syifa untuk mampir dulu di rumah nya.

Saat ini Hanan sedang duduk di sofa ruang tamu. Dan di tepat di depan mata nya, ada sebuah foto seorang gadis kecil yang memakai baju wisuda sedang tersenyum lebar bersama kedua orang tua nya di sampingnya.

"Itu lo waktu kecil?." Tanya Hanan pada Syifa yang datang membawakan air minum untuk nya.
"Iya itu foto aku." Balas Syifa seraya duduk di sofa.

"Lucu." Gumam Hanan.

"Kakak bilang apa?." Ucap Syifa.
"Ah enggak kok." Balas Hanan.
"Di minum dulu kak air nya." Ucap Syifa.
"Iya." Balas Hanan lalu meminum air tersebut.

"Gue kan udah mampir, jadi gue pamit pulang ya." Ucap Hanan.
"Iya, aku panggilin mama dulu ya." Balas Syifa lalu memanggil mamanya.
"Mah, kak Hanan mau pulang." Ucap Syifa pada mamanya.
"Bentar banget mampir nya." Ucap mama Syifa.

"Iya tante." Ucap Hanan bangun dari duduk nya.
"Ya udah, lain kali kesini lagi ya. Hati - hati di jalan ya, jangan ngebut." Balas mama Syifa.
"Iya tante, kalo gitu aku pamit ya tan assalamu'alaikum." Ucap Hanan seraya mencium punggung tangan mama Syifa.
"Iya,Wa'alaikumsalam." Balas mama Syifa.

Syifa pun mengantar Hanan sampai ke pintu gerbang.

"Gue pulang ya." Ucap Hanan.
"Iya, hati - hati ya kak." Balas Syifa dan Hanan pun mengangguk, lalu Hanan pergi dari sana. Setelah Hanan pergi, Syifa pun masuk ke dalam rumah nya.

"Anak mama ternyata udah besar ya, udah ngerti cowok." Goda mamanya.
"Apaan sih mah." Ucap Syifa lalu lari ke kamar nya.

ANA UHIBBUKA FILLAH  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang