25

82 11 0
                                    

        💖 HAPPY READING 💖

Keesokan harinya di sekolah saat istirahat.

"Panggilan kepada Aisyah Renatha Azkia kelas XI Ipa 3 ditunggu di ruang guru. Sekali lagi panggilan kepada Aisyah Renatha Azkia kelas XI Ipa 3 ditunggu di ruang guru."

"Kamu dipanggil cha." Ucap Syifa.
"Iya, temenin yuk Syif." Ucap Icha.
"Yuk." Balas Syifa.

Icha dan Syifa pun pergi ke ruang guru.

"Assalamu'alaikum." Salam Icha dan Syifa saat memasuki ruang guru.

"Wa'alaikumsalam."

"Sebentar ya, ada yang belum datang soalnya."

"Iya pak."

"Assalamu'alaikum, maaf pak menunggu lama." Ucap seorang pemuda yang sangat Icha kenal. Namanya adalah Alif.

Alif adalah teman Icha sejak Icha kecil. Namun saat SMP Icha dan Alif berbeda sekolah. Dan sekarang mereka satu sekolah lagi. Umur Icha dan Alif hanya berbeda satu tahun.

"Wa'alaikumsalam, tidak apa - apa."

"Kak Alif." Ucap Icha tersenyum.
"Icha." Balas Alif yang juga tersenyum.

"Gini lho, mading sekolah kan sudah lama tidak di isi. Jadi bapak minta tolong sama kalian berdua untuk mengisi mading sekolah dengan artikel yang bermanfaat dan ada unsur islaminya."

"Tapi, bukannya yang biasa ngisi mading tuh anak OSIS ya pak?. Emangnya enggak papa pak kalo kita yang ngisi?."

"Ya memang benar, tapi menurut bapak isi mading yang anak OSIS buat itu kurang berkualitas. Isi nya hanya quotes enggak jelas dan gosip - gosip sekolah. Apa menurut kalian itu berkualitas?."

"Tapi, apakah boleh pak kalau kita memasang mading yang bertema islami? Terus bagaimana yang non-muslim? Sekolah kita kan sekolah umum pak."

"Tidak apa - apa, bapak sudah bilang ke kepala sekolah dan beliau menyetujui nya. Yang terpenting sekarang kalian cari tema yang menarik dan kembangkan kemampuan kalian. Bapak percaya kalian bisa."

"Baik pak, akan segera kami kerjakan dan terimakasih karena sudah percaya sama kami."

"Hanya itu yang ingin bapak sampaikan, sekarang kalian boleh kembali istirahat."

"Baik pak, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Mereka bertiga pun keluar dari ruang guru.

"Cha, aku ke kamar mandi dulu ya. Kamu tunggu disini aja." Ucap Syifa lalu pergi ke kamar mandi.
"Iya." Balas Icha.

"Jadi, kita mau ngerjain nya kapan nih?." Ucap Alif dengan senyum manisnya yang pasti membuat para gadis yang melihat nya meleleh.

"Masya'allah, kak Alif ganteng banget. Eh astagfirullah, inget cha inget! kamu tuh udah punya kak Firdaus." Batin Icha.

"Sebisanya kak Alif aja." Balas Icha.
"Besok aja gimana?." Tanya Alif dan Icha mengangguk.

"Cha, rambut kamu keluar." Ucap Alif saat melihat rambut Icha yang sedikit keluar dari jilbabnya.
"Astagfirullah." Balas Icha sambil mencoba merapihkan nya tapi tidak bisa.

"Maaf." Ucap Alif sambil memasukkan rambut Icha ke dalam jilbabnya.
"Makasih banyak ya kak." Balas Icha.
"Iya sama - sama. Lain kali di pake dalaman kerudung nya." Ucap Alif.
"Tadi pagi aku bangun nya kesiangan jadi lupa deh kalo belum pake dalaman kerudung nya." Jelas Icha.

"Karena kesiangan atau kamu nya yang lupa? Kamu kan pelupa." Ledek Alif.
"Aku enggak pelupa ya." Ucap Icha sambil mencubik pelan lengan Alif.

"Aduhhh, aku dicubit sama beruang." Ledek Alif seraya tertawa kecil.
"Aku enggak segemuk itu ya." Ucap Icha dengan wajah cemberut.

"Lucu banget sih pipinya, mau aku gigit deh jadinya." Ucap Alif seraya mencubit kedua pipi Icha.
"Sakit kak." Balas Icha.
"Ciee..pipinya merah, hahaha." Ucap Alif seraya tertawa.
"Sakit tau enggak." Ucap Icha cemberut.
"Iya iya, maaf deh." Balas Alif seraya memasang wajah memelas sambil memegang kedua telinganya.

"Jadi inget dulu deh. Setiap aku punya es krim kak Alif pasti selalu minta, dan kalo aku enggak kasih kak Alif pasti pura - pura nangis." Ucap Icha seraya tertawa kecil.
"Dan sekarang anak kecil itu udah besar." Balas Alif seraya sekilas mengelus kepala Icha.

Alif dan Icha sejak dulu memang sudah seperti adik dan kakak. Jadi Icha pun sudah terbiasa jika mendapat perlakuan seperti itu dari Alif.

ANA UHIBBUKA FILLAH  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang