Selagi ada waktu dan kesempatan, maka belajarlah untuk memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi.
●●●●●
Hari ini Ayana sudah bertekad untuk berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi. Perempuan cantik yang tengah memakai daster berwarna biru laut itu kini tengah sibuk dengan buku-buku masakan yang dibelikan oleh Azka.
Ayana akan mulai belajar masak agar dapat menyenangkan Azka.
"Sayang.."
Ayana membalikan tubuhnya ketika mendengar sebias suara rendah memanggil namanya.
"Kamu mau masak?"
Ayana mengangguk antusias. "Ajarin aku ya," pintanya.
Azka tidak bisa menahan diri untuk tidak gemas pada istri kecilnya. Kedua mata Ayana yang memohon sangat terlihat lucu.
"Masak yang mudah dulu ya," jawab Azka mengacak rambut Ayana.
Ayana mendongak, menatap mata suaminya. "Contohnya?"
"Masak nasi goreng pake telur, pake suwiran ayam, pake tomat, terus ada timun sama taburan bawang goreng dan gak lupa sama kerupuknya."
Ayana tersenyum lebar ketika mendengar penunturan Azka. Meskipun ia belum bisa mencintai Azka tapi setidaknya Ayana akan belajar untuk menjadi istri yang baik buat Azka.
Tanpa Ayana sadari bahwa Azka sangat bahagia melihat perubahan Ayana. Cowo itu sangat berharap bahwa perubahan ini akan terus bertambah hingga di titik yang paling ditunggu oleh Azka, mendapatkan haknya sebagai seorang suami.
●●●●●
"Bodoh!"
"Lo gak seharusnya ngelakuin itu. Lo pikir dengan cara itu lo bisa ngehancurin hubungan mereka? Yang ada Ayana makin takut sama lo dan dia bisa aja ngejauhin lo dengan banyak cara!"
Dimas diam, cowo itu menerima segala ocehan gadis yang tengah memarahinya.
Perempuan itu memutar tubuhnya membelakangi Dimas. "Seharusnya lo bisa main lebih cantik lagi."
"Itu udah cara main yang paling cantik menurut gue," sinis Dimas.
Mendengar perkataan Dimas membuat gadis itu kembali menghadap Dimas. "Lo memperlakukan dia kayak gitu dan itu yang lo bilang main cantik?"
Gadis itu menunjuk dimas dengan jarinya. "Sinting ya lo!"
Dimas menggebrak meja membuat suara menakutkan menggema di dalam ruangan.
"Bisa diam gak?" tanya Dimas. "Jangan taunya merintah doang, anjing!"
"Gue tau apa yang gue lakuin. Gue juga gak bodoh. Gue tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Lo gak perlu ngajarin gue," titah Dimas.
"Jangan ngajarin gue jadi orang jahat. Kalau lo lupa, gue pernah bikin lo hampir mati."
Tanpa sepatah kata Dimas melenggang meninggalkan perempuan yang selama ini menjadi alasannya untuk berbuat hal keji terhadap Ayana.
●●●●●
"Gue baru aja sampe, Na. Masa lo mau pergi."
Jasmine mendengus kesal. Ia baru saja menginjakan kakinya di depan rumah Ayana. Dan dengan tanpa dosa Ayana memintanya untuk pulang karena gadis itu punya urusan yang tidak bisa ditunda.
Ayana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa bersalah juga bimbang.
"Emang lo mau kemana? Lo juga udah beberapa hari gak masuk kampus."
![](https://img.wattpad.com/cover/306357558-288-k792093.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PRICKLY FLOWER (END)
Teen FictionAzka Watson, seorang Dokter berusia 28 tahun yang dijodohkan dengan Ayana Azusenna, seorang mahasiswi berusia 20 tahun. "Boleh saya minta hak saya sebagai seorang suami? Tolong cium saya, peluk saya dan katakan kalau kamu tidak menyesal menikah deng...