39

22.1K 1K 0
                                    

Saya ingin kamu,
Ingin kamu menemani hari-hari saya,
Ingin kamu terus berada di samping saya,
Ingin kamu memberikan rasa cinta kamu kepada saya,
Dan...
Saya ingin kamu ada di sini,
di dalam pelukan saya.

Azka Watson.

●●●●●●

"Makan dulu, Na."

Ayana menoleh ke belakang, dia melirik Jasmine yang sedang menyiapkan makanan di atas meja.

"Rumah gue gak sebesar rumah lo, jadi lo harus terbiasa yaa," ujar Jasmine.

Ayana mendengus kasar mendengar itu. "Gak jelas lo," omel Ayana.

Jasmine mengangkat bahunya, acuh. "Sini makan, gue gak mau lo repotin. Jadi jangan sakit."

"Iya-iya."

Ayana tidak mau lagi mendengar suara cerewet Jasmine jadi dia memilih untuk menghampiri gadis itu dan menuruti permintaannya yang menyuruh Ayana untuk mengisi perutnya.

Jasmine memperhatikan wajah Ayana, meskipun Ayana sudah tidak menangis lagi tapi pancaran kesedihan masih terlihat jelas dari wajah sahabatnya itu. Jasmine ingin membantu Ayana, tapi dia sendiri tidak tau apa yang harus dilakukan agar Ayana dan Azka bisa kembali bersama.

"Jangan lihatin gue," tegur Ayana yang sudah tau jika Jasmine terus melirik ke arahnya. "Gue udah bilang sama lo kalau gue gak mau dikasihanin, jadi stop memperlihatkan ekspresi seperti itu sama gue."

Jasmine yang mendengar celotehan Ayana hanya bisa mendecih. "Cuma lo orang yang butuh pertolongan tapi gak mau ditolong."

Mendengar perkataan Jasmine ntah kenapa membuat Ayana tertawa, seperti ada yang menggelitiki perutnya.

Jasmine menatap horor Ayana yang duduk di sampingnya. Cewe itu bergidik ngeri. "Lo tadi masuk rumah gue udah ngucapin salam belum?"

Ayana menautkan kedua alisnya.

"Gue takut penghuni rumah gue marah karena lo gak sopan bertamu ke sini. Terus mereka jadi ngerasukin jiwa lo," ucap Jasmine tanpa beban.

Ayana benar-benar tidak habis pikir dengan isi kepala sahabatnya itu, tapi dengan sikap Jasmine yang seperti tadi sudah berhasil membuat Ayana melupakan masalahnya sejenak.

Jasmine berdeham, dia memainkan sendok dan garpu yang berada di tangannya. "Gue bukan gak senang lo tinggal di sini. Tapi lo gak boleh lama-lama ada di rumah gue," ujar Jasmine. "Maksud gue, gue itu gak mau semakin membuat keadaan rumah tangga lo semakin runyam," ralat Jasmine

"Setidaknya sebelum kalian benar-benar berpisah lo sama kak Azka harus ngobrol dulu, kan?" Jasmine bertanya pada Ayana yang tampaknya sangat enggan membahas soal Azka.

Jasmine mengelus lembut punggung tangan Ayana. "Apalagi orangtua lo belum tau soal ini. Lo harus segera kasih tau mereka cepat atau lambat."

Seketika Ayana bungkman mendengar kata orangtua yang dilontarkan Jasmine, benar. Orangtuanya belum mengetahui soal ini semua dan Ayana tidak bisa membayangkan wajah kecewa orangtuanya jika mereka tahu apa yang tengah terjadi pada dia dan Azka, terlebih tentang pengkhianatan yang Ayana lakukan.

"Oh iya, Na. Gue lupa ngasih tau lo," ucap Jasmine. "Gue lagi deket sama Dokter Iqbal."

●●●●●●●

Azka menatap gamang gedung yang ada di depan matanya saat ini, apa memang harus Azka melangkahkan kakinya masuk ke dalam?

"Mas Azka, aku belum bisa ya kasih hak mas Azka untuk saat ini, jadi gak ada malam pertama dulu di antara kita," ujar Ayana.

PRICKLY FLOWER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang