38

22.8K 961 11
                                    

Bukan sahabat namanya jika tidak ikut terbawa dan terlibat di dalam urusan percintaan sahabatnya.

Jasmine.

●●●●●●

Azka merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang, bagaimana bisa Aluna datang ke rumahnya dan dari mana pula gadis cantik itu mengetahui alamatnya?

"Hai," ujar Aluna tersenyum canggung menyapa Azka yang baru saja membuka pintu untuknya.

"Kok kamu bisa di sini?" tanya Azka, heran. "Aku gak pernah ngasih kamu alamat rumahku."

"Sialan, saking senengnya gue sampe lupa buat mikir jawaban yang tepat," batin Aluna.

"Gue gak mungkin bilang tau alamat rumah ini dari Dimas," batin Aluna semakin kesal.

"Lun," panggil Azka. "Tau dari mana?"

Aluna gelagapan, dia tidak bisa berpikir dengan jernih.

"Itu, hmmm ak-aku dapat---"

Tin.

Suara klakson mobil membuat Aluna menghentikan kalimatnya, Azka memandang lurus ke depan. Dia tau bahwa itu mobil Jasmine dan di belakangnya terdapat mobil Ayana.

Kedua gadis cantik itu keluar dari dalam mobil, Jasmine menatap Aluna dengan dahi mengernyit, tatapannya juga tak kalah tajam. Sementara Ayana tidak memberikan reaksi apapun, ekspresinya datar namun dadanya terasa sesak.

"Itu dia," bisik Jasmine pada Ayana yang berdiri di sampingnya.

Ayana berdeham, dia melangkahkan kakinya ke depan tepatnya ke arah suaminya dan... masa lalunya.

"Na," sapa Azka. "Saya--"

Ayana dengan gerakan cepat menyalim tangan Azka setelah mengucapkan salam.

"Aku ke sini mau ambil baju, mau nginap di rumah Jasmine selama beberapa hari," ujar Ayana memberitahu.

Sebelum memberikan kesempatan pada Azka untuk berkata sesuatu Ayana sudah lebih dulu melanjutkan kalimatnya. "Aku mau masuk, kalian lanjutin aja ngobrolnya."

Jasmine yang berdiri di belakang Ayana tidak dapat melakukan apapun. Dia hanya menatap punggung Ayana yang sudah masuk ke dalam rumah. Dalam hati Jasmine merutuki Ayana karena meninggalkannya di sini sendirian.

"Kenapa Ayana nginap di rumah kamu?" tanya Azka pada Jasmine, menuntut penjelasan.

Jasmine jadi bingung, kenapa dia harus terlibat di dalam suasana seperti ini. Haa, sepertinya keputusannya untuk mengikuti Ayana ke rumah cewe itu adalah hal yang salah, Jasmine menyesal.

"Kayaknya aku gak perlu jawab deh kak soalnya kak Azka pasti udah tau jawabannya," ujar Jasmine. "Jangan marah sama Ayana kak. Dia cuma lagi mencoba mencari ketenangan."

Jasmine melirik Aluna, penampilannya sangat modis pantas saja Ayana merasa insecure.

Saat sibuk dengan isi kepala masing-masing Ayana sudah kembali dari dalam kamar, di tangannya terdapat 1 koper berwarna merah.

"Aku pamit ya mas Azka."

Azka mencengkal pergelangan Ayana. "Saya gak kasih izin kamu buat nginap di rumah Jasmine."

Ayana mengernyit tidak suka. Dia dilarang pergi sekarang padahal di depan matanya sudah ada perempuan yang membuat Ayana muak.

"Cuma untuk beberapa hari aja," ujar Ayana mencoba membujuk.

"Gak, sekali saya bilang tidak tetap tidak."

Ayana mendecak kesal. Sepertinya emosi gadis itu akan meledak sebentar lagi.

PRICKLY FLOWER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang