49

27K 1.1K 3
                                    

Jangan mencintai terlalu dalam, terhadap apapun dan kepada siapa-pun.

Aluna.

●●●●●

"Aleta, lo ngapain ke rumah gue?" tanya Iqbal datar dan dingin.

Aleta memainkan kuku-kukunya. "Ayo, Ta. Lo bisa! Tinggal minta maaf terus pulang," ujar Aleta dalam hati.

"Ta, gue nanya."

Aleta mendongak menatap Iqbal yang berada tepat di depannya. "Gu-gue." Aleta menarik napas panjang. "Gue mau minta maaf."

Iqbal menaik-turunkan alisnya. "Lo udah sadar?"

"Iya, udah." Aleta melipat tangannya di depan dada. "Gue gak seharusnya ngomong dan bersikap kayak gitu sama lo. Maafin gue, mungkin gue emang egois."

Iqbal menepuk pelan pucuk kepala Aleta. "Gak ada yang salah sama sikap lo ke gue, Ta. Gue gak marah. Gue cuma kecewa aja karena lo justru buat gue bimbang dan merasa bersalah. Gue gak nyalahin perasaan lo yang terlambat buat gue, tapi bisa kan kita kembali menjadi teman baik?"

Aleta mengangguk kukuh. Senyum lebar terpatri di wajahnya. "Iya, bisa. Gue juga lebih senang kalau gue sama lo cuma menjadi teman."

"Gue minta maaf karena gak bisa memberikan perasaan gue sama lo lagi. Gue benar-benar gak mau nyakitin hati Jasmine. Dia perempuan yang baik, dan gue mencintainya," ujar Iqbal.

"Gue tau kok," jawab Aleta. "Gue juga senang lihat lo sama Jasmine. Kalian cocok, lo harus bisa jaga perasaan Jasmine. Benar kata lo, dia perempuan yang baik."

"Sekarang gue paham, Bal. Sebesar apapun rasa suka seseorang jika tidak dihargai maka rasa suka itu akan hilang seiring berjalannya waktu. Dan hal itu yang sedang gue alamin sekarang," ujar Aleta berterus terang. "Gue tau kalau dulu gue selalu ngabaikan perasaan suka lo sama gue, dan di saat lo udah pergi baru gue merasa kehilangan."

"Lo udah ngasih gue banyak pelajaran tentang cinta. Makasih, Bal." Aleta tersenyum tulus, gadis cantik itu menunjukan wajah bahagia pada Iqbal.

"Nanti kalau ada cowo yang suka sama lo tolong hargai perasaannya sekalipun lo gak suka sama dia," pesan Iqbal.

●●●●●●

"Mas Azka yakin kita mau ke sana?" tanya Ayana menatap ragu kedua mata tegas Azka.

Azka mengangguk dengan seulas senyum tipis. "Kita harus segera mencari tau kebenarannya, Na. Saya gak mau ada lagi yang mencoba menghancurkan pernikahan kita."

"Tapi apa mas Azka punya rencana?"

"Gak punya," jawab Azka. "Tapi perkataan Aleta udah cukup untuk menjadi bukti."

"Emang Aleta ngomong apa?"

"Tumben malam-malam ke rumah. Ada apa?"

"Ka, kamu beneran udah ketemu sama Aluna?"

"Iya," jawab Azka. "Kamu tau Aluna udah kembali ke Indonesia?"

Aleta mengangguk mengiyakan. "Aku udah ketemu sama dia kemarin, dan aku benar-benar gak percaya sama apa yang aku lihat dan dengar."

Azka mengernyit. "Ada apa emangnya sama Aluna, Ta?"

Aleta menghembuskan napas lelah. Gadis cantik itu menatap serius wajah Azka. "Dia bilang sama aku kalau dia masih cinta sama kamu. Dan setelah kamu berpisah sama Ayana nanti, dia akan kembali memperjuangkan perasaannya supaya bisa hidup berdua dengan kamu, Ka." Penjelasan yang diucapkan Aleta berhasil membuat Azka terdiam panjang.

PRICKLY FLOWER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang