Kenapa kamu baru menyukai saya setelah saya sudah menghilangkan rasa suka saya kepada kamu.
Maaf karena harus mengatakan ini, tapi kamu sudah terlambat.
Iqbal.
●●●●●●
Saat Ayana mengatakan bahwa dia akan berubah dan tidak lagi menjadi Ayana yang dulu, Ayana benar-benar menepati hal itu.
Ayana tidak pergi ke kampus, wanita cantik itu kini hanya duduk manis di halaman belakang. Dia menunggu Azka pulang dan mendengarkan semua penjelasan dari sang suami.
Ayana mempercayai Azka, dia sangat tau bagaimana sikap suaminya. Meksipun Ayana takut jika apa yang dia lihat itu benar, terlebih Aluna adalah wanita yang berasal dari masa lalu Azka.
Tapi, Ayana tidak mau menimbulkan masalah baru. Azka sudah sangat banyak berkorban untuk pernikahan mereka sekalipun pengorbanan yang dilakukan Azka adalah menyakiti dirinya sendiri.
Ayana mencintai Azka, dia tidak mau kehilangan Azka di saat dia baru saja ingin memulai kehidupan yang baru.
"Na," panggil Jasmine dari belakang tubuh Ayana.
Ayana menoleh ke belakang. "Duduk sini."
Jasmine mengangguk. Gadis cantik itu duduk di samping Ayana.
"Kenapa lo gak ke kampus? Padahal cuma ada kelas pagi doang."
"Gak pa-pa," jawab Ayana. "Ada hal yang harus segera gue selesaikan sama mas Azka."
Jasmine berjengit kecil mendengar itu. Rasa takut menyergap dalam dirinya. "Kalian gak lagi ada masalah, kan?"
"Nggak kok. Mana mungkin."
Jasmine memiringkan kepalanya, menatap serius kedua mata Ayana.
"Gue benaran," ujar Ayana tergelak.
"Oh iya, Mine."
"Apa?"
Ayana gantian memperhatikan wajah Jasmine dengan sangat serius dan detail "Kayaknya ntar kalau gue punya anak gue mau suruh anak gue nikah sama orang luar deh biar nanti cucu gue cakep, soalnya blasteran."
Jasmine melotot terkejut, namun tangannya juga terulur untuk memukul bahu Ayana. "Dih, emang lo pikir ntar anak lo mau kalau dia dijodohin sesuai sama apa yang lo---"
"EH, APA? ANAK? LO UDAH BEGITU SAMA KAK AZKA? SERIUS, NA?"
Jasmine histeris. Dia mengguncang tubuh Ayana dengan cukup kuat.
Bukan jawaban yang Jasmine dapatkan tapi justru gelak tawa Ayana.
Ayana tertawa tanpa beban, melupakan Azka dan Aluna.
"Udahlah, kemarin. Kan kita udah sah."
"Huhu, gue bahagia banget." Jasmine menangis, perempuan berbando silver itu benar-benar meneteskan air matanya.
"Kok lo nangis," ujar Ayana menghapus air mata Jasmine.
"Gue senang tau! Makanya sampai nangis. Terharu banget nih gue," balas Jasmine.
"Gue juga bahagia, Mine," ucap Ayana. "Gue lebih bahagia."
Jasmine meletakan telapak tangannya di perut Ayana. "Semoga di dalam sini akan segera ada yang bernyawa ya, Na."
"Aamiin."
Jasmine mendekatkan bibirnya ke telinga Ayana. "Tapi harus dilakuin berkali-kali, Na. Biar cepat jadi," ujarnya lalu berlari masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Ayana yang shock dengan ucapan sahabat gilanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRICKLY FLOWER (END)
Fiksi RemajaAzka Watson, seorang Dokter berusia 28 tahun yang dijodohkan dengan Ayana Azusenna, seorang mahasiswi berusia 20 tahun. "Boleh saya minta hak saya sebagai seorang suami? Tolong cium saya, peluk saya dan katakan kalau kamu tidak menyesal menikah deng...