40

27K 1K 3
                                    

Aku yang menemanimu berjuang dan aku juga yang seharuanya berada di sampingmu saat kau berhasil.
Lantas, bagaimana jika aku meninggalkanmu di saat kau tengah berjuang dan ingin kembali bersamamu di saat kau sudah berhasil.

Apa aku terlihat egois?

Aluna.

●●●●●●●

Ayana menatap Jasmine dengan pandangan tanya, pasalnya saat ini dia melihat mobil Azka ada di rumah Jasmine. Untuk apa cowo itu datang ke sini?

"Ngapain?"

Jasmine mengangkat bahunya tidak tahu. "Gak lama dari lo pergi, laki lo datang."

"Terus lo sekarang mau kemana?"

"Supermarket,"jawab Jasmine melengangkan kakinya.

Ayana dengan sigap menarik belakang baju gadis itu, menyeretnya. "Gue tau akal busuk lo," desis Ayana. "Lo sengaja kan mau ningglin gue berdua sama mas Azka?"

Jasmine mendecak, dia bergerak rusuh agar bisa terlepas dari cengkaraman Ayana, dan yaaa usahanya berhasil.

"Kagak," jawab Jasmine dengan nada ketus. "Gue beneran mau ke supermarket. Bahan masakan gue udah habis, gue mau beli dulu."

"Bohong!" tuding Ayana memicingkan matanya.

"Lo kenapasih gak percayaan banget sama gue? Heran."

"Dih,"

"Apa lo dah dih dah dih," sungut Jasmine. "Udah sana masuk ke dalam, temuin suami lo dulu. Kasihan dia udah nunggu dari lama."

Meski kesal tapi Ayana tetap melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah milik Jasmine. Sempat menggerutu kesal beberapa saat. Jasmine yang mendengar celotehan Ayana hanya bisa tersenyum kecil.

Jasmine mengulas senyum miris. "Semoga lo gak berakhir jadi janda, Na."

●●●●●●

Dimas berdecak kagum saat mendengar cerita Aluna, perempuan itu sangat bersemangat saat menceritakan bagaimana dia datang ke rumah Azka, bertemu dengan Ayana dan tanpa sengaja mendengar keributan kedua orang itu.

"Terus apa rencana lo selanjutnya?" tanya Aluna. "Ayana udah mutusin lo, terus gimana?"

Dimas tampak berpikir, dahinya mengernyit. Benar juga, semenjak Ayana memilih untuk mengakhiri semuanya asistensi kedetakan mereka jadi semakin kecil.

"Gue mau ngasih lo tugas kecil. Apa lo bisa ngelakuinnya?"

Aluna memandang Dimas dalam diam, sejujurnya Aluna sedikit merasa takut, apalagi dia sangat hapal bagaimana peringai sepupunya.

"Apa?"

Dimas memajukan duduknya, mendekat pada Aluna. Cowo itu membisikan sesuatu di kuping Aluna.

Aluna dengan wajah terkejutnya mundur dari hadapan Dimas "Lo gila?" tanyanya nyaris tidak percaya.

"Lo percaya sama gue. Rencana gue bakal berhasil dan lo bisa dapatin Azka kesayangan lo itu," ujar Dimas menepuk singkat pundak Ayana.

"Tapi, Dim---"

"Lo gak mau?"

"Bukan, gue bukan gak mau."

"Terus? Lo gak yakin sama gue?"

Aluna menghembuskan napas pasrah. Dia tidak tahu bagaimana cara menolak rencana gila Dimas.

"Gue jamin lo bakal suka sama permainan ini, dan lo bakal lebih banyak lagi berterima kasih sama gue sekaligus memberikan lebih banyak lagi pundi-pundi uang ke gue," ujar Dimas menyombongkan dirinya.

PRICKLY FLOWER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang