14

24.5K 1.1K 5
                                    

Semua dapat berubah, dan itu termasuk perasaan saya.

Azka Watson.

●●●●●

Pernikahan merupakan ibadah terpanjang oleh karena itu Azka sangat mempertahankan pernikahannya hingga saat ini. Azka tidak peduli dengan rasa cinta nya yang tidak mendapat balasan dari Ayana. Azka percaya bahwa suatu hari nanti Ayana akan menyayanginya.

Kejadian tadi pagi adalah moment yang tidak akan dilupakan oleh Azka.

Ia masih ingat dengan jelas bagaimana Ayana memperlakukannya dengan manis meski Azka tidak tahu menahu tentang apa yang sudah terjadi dengan istrinya.

Azka baru saja selesai memeriksa anak laki-laki yang terkena demam berdarah.

Setelah melakukan tugasnya Azka melangkahkan kakinya ke luar dari ruangan. Azka mengernyit ketika melihat Aleta yang tampak melamun di depan sana, gadis itu baru selesai memeriksa seorang ibu hamil yang kandungannya sudah berusia 6 bulan.

"Kalau dengan melamun bisa bikin kaya raya, kamu pasti menjadi yang terkaya, Ta."

Aleta terkejut mendengar itu, gadis yang tadinya menatap lurus ke depan kini menolehkan kepalanya ke kiri menemukan seseorang yang dia puja diam-diam. Seseorang yang sampe saat ini masih berada di hatinya.

"Astaga Azka, kamu bikin aku kaget tau."

Azka tersenyum kecil, cowo itu melipat kedua tangannya di depan dada setelah memberikan seulas senyum pada seorang suster yang menyapanya.

"Lagian kamu masih pagi udah bengong," ucap Azka.

Aleta mendengus malas. "Aku cuma lagi heran aja kenapa sekarang banyak banget Ibu hamil."

Azka menautkan kedua alisnya lalu derai tawa keluar dari bibir Azka.

Aleta sempat terpaku mendengar tawa Azka, jenis tawa yang sanggup membuat banyak wanita terpana.

"Random banget jawaban kamu." Setelah mengatakan itu Azka memperhatikan wajah Aleta yang tengah menatapnya tanpa berkedip.

"Heii..."

"Eh, iya."

"Melamun terus," komentar Azka.

Aleta menggeleng, gadis itu kembali menatap lurus ke depan.

"Mereka kan punya suami makanya bisa hamil," ucap Azka menjawab perkataan Aleta tadi.

"Kalau gitu kenapa Ayana belum pernah datang kemari? Kan kalian udah nikah."

Azka terhenyak, pertanyaan dari Aleta telah menggores ego nya sebagai seorang laki-laki.

"Aku ke sana dulu ya." Azka berlalu meninggalkan Aleta.

Aleta menatap heran punggung Azka yang berjalan menjauh. Ada apa? Kenapa laki-laki itu tampak marah?

"Ta.."

"Iqbal."

"Bukannya kerja malah duduk. Makan gaji buta loh ya!"

Aleta mendelik mendengar itu.

"Gue habis bicara sama Azka. Lo jangan asal nuduh."

"Azka... terus sekarang kemana tuh bocah?"

Aleta mengedikan bahunya, tidak tahu.

Aleta yakin ada yang salah dengan Azka.

"Apa pertanyaan gue salah yaa," ujar Aleta dalam hati.

●●●●●●

PRICKLY FLOWER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang