22

22.7K 1K 23
                                    

Ketika kamu dikecewakan berulang kali, ketika itu juga rasa sayang dan cinta yang kamu punya akan memudar.

Azka Watson.

●●●●●●

Semakin hari hubungan Azka dan Ayana semakin diambang perpisahan. Tidak ada lagi kehangatan yang menyelimuti rumah tangga mereka.

Ayana sudah tidak tau lagi bagaimana dia harus menyikapi ini semua. Bahkan, Azka juga sudah sangat menjauh darinya.

"Mas Azka, ada lihat buku masakan aku gak?"

Azka menggeleng.

"Beneran? Coba mas ingat-ingat dulu. Waktu itu aku letak di sini, sekarang kok gak ada." Ayana melihat dengan teliti berbagai buku yang ada di atas meja.

Azka hanya melirik melalui ekor matanya, tidak berniat sama sekali untuk membantu Ayana mencari buku masakan yang dia berikan sebagai hadiah kecil.

"Padahal aku mau belajar masak," gumam Ayana yang masih bisa di dengar Azka.

Azka beranjak dari duduknya, ia seperti tidak peduli pada Ayana yang masih sibuk mencari keberadaan buku paduan memasak miliknya.

"Assalamualaikum,"

Suara yang barusan masuk ke dalam indra pendengarannya membuat Ayana terlonjak kaget, dirinya langsung beranjak keluar dari kamar.

Ayana semakin kaget ketika dia melihat kedua orangtuanya ada di ruang tamu, bahkan Azka juga tanpak terkejut atas kedatangan mertuanya yang cukup tiba-tiba.

"Ma, Pa."

Ayana menghampiri kedua orangtuanya, memeluk dan mencium mereka guna menghilangkan rasa rindu yang sudah sangat lama menghantui dirinya.

"Kok Mama sama Papa datang gak kasih kabar ke kita dulu?" tanya Ayana duduk di samping Azka.

"Iya, Mama sama Papa itu sengaja datang tiba-tiba ke rumah kalian. Mau kasih suprise," ujar Ana, Mama Ayana.

"Ini semua ide Mama kamu," ujar Bram, Papa Ayana.

Ana memperhatikan anak dan menantunya yang tanpak canggung, seperti ada satu hal yang sedang terjadi tanpa sepengetahuannya. "Kalian baik-baik aja, kan?" tanya Ana melirik Ayana dan Azka.

"Baik, Ma."

Bram tersenyum tipis mendengar jawaban yang begitu kompak. "Serasi ya kalian," ujar Bram dengan tawa kecil.

Azka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kedatangan orangtua Ayana ke rumahnya akan menjadi dampak yang tidak baik bagi dirinya dan Ayana. Haah, sepertinya mereka harus segera berbaikan agar tidak membuat Bram dan Ana curiga.

"Mama sama Papa udah makan malam?"

"Udah, Ka. Kita udah makan sebelum datang ke sini," jawab Bram.

"Kalau gitu Mama sama Papa langsung istirahat aja, pasti capek habis perjalanan jauh," ujar Ayana memberi usul atau lebih tepatnya mengusir secara halus agar dia bisa berbicara empat mata dengan Azka.

"Iya, kalau gitu boleh kalian tunjukan dimana kamar tamunya? Soalnya semenjak kalian pindah ke sini Mama sama Papa belum pernah datang berkunjung, kan?"

Ayana mengangguk dengan seulas senyum tulus. Benar, di awal pernikahannya dengan Azka mereka memilih untuk tinggal di apartemen milik Azka namun setelah beberapa bulan pernikahan Azka memutuskan untuk pindah ke rumah yang sudah selesai dibangun, rumah lantai 2 yang dia berikan kepada Ayana sebagai hadiah pernikahan.

PRICKLY FLOWER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang