Semuanya sudah selesai, dan kini kisah kita akan ditulis dalam akhir cerita yang berjudul happy ending.
Azka Watson. & Ayana Azusenna.
●●●●●●
Iqbal, Aleta dan Jasmine terdiam dengan mulut mereka yang sedikit terbuka, ketiganya tidak percaya atau lebih tepatnya tidak menyangka dengan apa yang baru saja mereka dengar dari Azka dan Ayana.
"Merinding gue," ujar Iqbal mengusap pergelangan tangannya.
Aleta menatap Ayana dan Azka bergantian. "Lo berdua udah yakin mereka gak bakal ngusik kalian lagi?"
Meskipun masih ragu tapi Ayana tetap mengangguk. Dia menggenggam tangan besar Azka. "Aa-aku gak tau, tapi aku percaya kalau mas Azka bisa menjaga hubungan kami."
Jasmine mendengus mendengar itu. "Bukan cuma kak Azka yang harus jaga, lo juga," katanya.
Aleta mengangguk setuju dengan perkataan Jasmine.
"Jasmine benar, Na. Bukan cuma Azka yang harus melindungin pernikahan kalian, tapi lo juga harus turut adil," ujar Jasmine. "Kalau lo lupa semua ini juga berawal dari lo," sindirnya.
Ayana mendelik mendengar itu. Sementara Azka hanya tersenyum tipis.
"Enak aja," ucap Jasmine tidak setuju dengan kata-kata Aleta. "Dimas itu orang suruhannya sih Aluna, nah... Aluna kan masa lalunya kak Azka. Jadi sumber masalah ini dari kak Azka yang terlalu tampan pesonanya sampai buat Aluna-Aluna itu gak bisa berpaling," ujarnya membela Ayana, sahabat baiknya.
Iqbal melotot terkejut dengan apa yang dikatakan kekasihnya. Wajah cantik Jasmine memerah, dia benar-benar kesal mendengar penunturan Aleta yang menyalahkan Ayana.
"Iyeee, gue salah. Emosian lo," sinis Aleta. "Banyak bergaul sama Iqbal kan makanya lo jadi ketularan dia."
Iqbal kembali dibuat terkejut. Dahinya mengernyit. "Eh jomblo," ujarnya pada Aleta. "Mulut lo itu minta dicabein yaa."
Ayana hanya bisa tertawa kecil mendengar perdebatan dan adu mulut yang terjadi di rumahnya. Perempuan itu mengangkat pandangannya, melihat Azka yang tampak melamun di sampingnya.
"Kenapa?" Suara Ayana menyita perhatian Iqbal, Aleta dan Jasmine.
Mereka bertiga menoleh bersama memperhatikan Ayana yang tengah menatap Azka.
Azka yang merasa jadi pusat perhatian lantas mengulum senyum. "Gak apa, saya cuma kepikiran Aluna."
"Ngapain lo masih mikirin dia?" sinis Aleta. "Jangan amnesia, Ka. Dia udah hampir buat rumah tangga lo berantakan," lanjutnya.
"Aku gak lupa soal itu, aku cuma merasa kasihan aja karena Aluna menyalahgunakan perasaan yang dia punya untuk aku," ujar Azka memberitahu kegelisahan hatinya.
"Yaudah, lo sama Ayana pasti butuh waktu berdua, kan? Kita pulang dulu," ujar Iqbal. "Gue sekalian mau antar Jasmine ke toko buku."
"Pacaran mulu lo berdua," ujar Aleta.
Jasmine terkekeh. Dia merangkul Aleta yang usianya jauh di atas Jasmine. "Makanya cari pacar, atau mau aku kenalin sama Dosen di kampus aku? Ganteng-ganteng kok."
Aleta memicingkan matanya, dia menarik sudut bibirnya. "Beneran ganteng?"
Jasmine mengangguk antusias. "Iya, kalau gak percaya tanya aja sama Ayana."
Aleta menoleh menatap Ayana, meminta jawaban dari istri Azka, laki-laki yang pernah singgah di hatinya.
"Iya, benar kok kata Jasmine." Ayana mengeluarkan ponselnya. Dia menunjukan satu foto kepada Aleta. "Ini namanya Dosen Mark, usianya sama kayak kalian," ujar Ayana memandang Iqbal, Azka dan Aleta.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRICKLY FLOWER (END)
Dla nastolatkówAzka Watson, seorang Dokter berusia 28 tahun yang dijodohkan dengan Ayana Azusenna, seorang mahasiswi berusia 20 tahun. "Boleh saya minta hak saya sebagai seorang suami? Tolong cium saya, peluk saya dan katakan kalau kamu tidak menyesal menikah deng...