Kamu harus bertahan, jangan pergi meninggalkan kebahagiaan yang sebentar lagi akan dapat kamu rasakan.
Ada aku, dan calon anak kita yang selalu berdoa untuk kesembuhan kamu, mas Azka.
Ayana Azusenna.
●●●●●●
Jasmine menangis di dalam pelukan Iqbal. Aleta juga melakukan hal yang sama, perempuan itu menangis dalam dekapan Mark.
Setelah mendapat kabar bahwa Azka dan Ayana masuk rumah sakit dengan secepat kilat Aleta dan Mark langsung datang. Sebenarnya mereka sudah tiba di rumah dari semalam hanya saja belum ada teman-temannya yang mengetahui hal itu.
"Gue gak ngerti kenapa Dimas bisa bersikap kayak gitu," lirih Aleta.
"Dia kayak udah kehilangan akal sehatnya," sambung Mark.
"Kalau sampai Ayana sama kak Azka kenapa-kenapa gue gak akan biarin hidup dia tenang," ujar Jasmine. "Gue akan buat dia menderita di sisa umurnya."
Iqbal mengelus punggung gadisnya. Dia tau bagaimana perasaan Jasmine saat ini terlebih lagi dia dan Jasmine melihat langsung bagaimana Azka dan Ayana diperlakukan sama Dimas. Mereka berdua tidak tau apa yang akan terjadi jika mereka tidak datang ke rumah sepasang suami istri itu.
Niat awal kedatangan Iqbal dan Jasmine hanya ingin memberikan Azka dan Ayana undangan pertunangan mereka. Tapi justru mereka mendapat fakta yang sangat mengejutkan untuk keduanya.
"Na!" Ayana tersentak kaget saat mendengar suara Jasmine, Aleta, Iqbal dan Mark yang memanggilnya dengan panik.
"Lo kenapa keluar?" tanya Jasmine menyentuh bahu Ayana. "Lo udah baik-baik aja?"
"Mau kemana, Na? Mending lo tidur di dalam. Bayi lo butuh istirahat. Lo juga gak boleh banyak pikiran," ujar Aleta mengingatkan kondisi Ayana saat ini.
Ayana baik-baik aja. Dia memang sempat kekurangan napas akibat kejadian itu tapi syukurlah dirinya dan sang cabang bayi berhasil selamat.
"Gue mau ketemu mas Azka. Dia dimana?"
Mereka semua terdiam, tidak tau bagaimana cara memberitahu Ayana bahwa kondisi suaminya saat ini tengah kritis.
Ayana menggoyangkan pergelangan tangan Jasmine yang berdiri di sampingnya. "Mine, mas Azka dimana? G-gue takut."
"Azka lagi dalam tahap penyembuhan, Na. Lo jangan khawatir ya. Sekarang mending lo kembali masuk ke ruangan. Lo tidur, besok pagi baru ketemu sama Azka," ujar Iqbal menjawab pertanyaan Ayana.
"Iqbal benar, Na. Tubuh dan pikiran kamu butuh istirahat," timpal Mark.
"Gue sama Jasmine temanin di dalam ya," usul Aleta membawa Ayana kembali masuk ke dalam kamar inap.
Iqbal melirik Jasmine yang baru saja menghapus air matanya dengan cepat, takut ketahuan Ayana dan yang lain.
"Jangan nangis di depan Ayana. Nanti dia jadi kepikiran," pesan Iqbal pada Jasmine.
Mark menatap sedih kondisi muridnya, Ayana seharusnya tidak mendapatkan perlakuan seperti ini apalagi sekarang dia tengah hamil besar.
"Mark, gue mau ngopi dulu di kantin. Lo mau ikut?"
Mark mengangguk. "Boleh, gue juga mau sekalian makan."
"Bal," panggil Mark membuat Iqbal yang baru saja melangkah menjadi berhenti dan berbalik menatap suami Aleta.
"Kenapa?"
"Dimas udah pasti masuk penjara, kan?"
"Pasti," jawab Iqbal yakin. "Dan gue jamin kalau dia bakal membusuk di dalam penjara."
KAMU SEDANG MEMBACA
PRICKLY FLOWER (END)
Fiksi RemajaAzka Watson, seorang Dokter berusia 28 tahun yang dijodohkan dengan Ayana Azusenna, seorang mahasiswi berusia 20 tahun. "Boleh saya minta hak saya sebagai seorang suami? Tolong cium saya, peluk saya dan katakan kalau kamu tidak menyesal menikah deng...