27

19.3K 842 13
                                    

Jika kalian bertemu dengan seseorang yang berasal dari masa lalu kalian, lantas sikap seperti apa yang akan kalian ambil untuk menyikapinya.

Aluna.

●●●●●

"Aluna?"

Gadis yang baru saja mendengar namanya dipanggil oleh seseorang itu pun menoleh.

Aluna membelalak matanya saat tahu siapa oknum yang ada di belakang tubuhnya.

"Ternyata beneran kamu, Lun."

"A-azka?"

Azka mengangguk. Dia berjalan semakin dekat dengan Aluna. Berdiri tepat dihadapan gadis cantik itu.

"Kamu gak pernah berubah. Masih sama seperti yang pertama kali aku kenal."

Aluna tersenyum tulus. Tanpa basa-basi dia langsung memeluk erat tubuh Azka. Menyembunyikan air matanya. Aluna tahu, seharusnya dia membalas dendam sama Azka. Membalaskan rasa sakitnya tapi Aluna juga tidak bisa menepis rasa sukanya yang terlalu besar pada Azka.

"Lun, maaf." Azka melerai pelukan Aluna. "Aku udah menikah," ujar Azka memperlihatkan cincin perinkahan yang melingkar di jarinya.

Seketika tubuh Aluna merasa lemas tidak bertenaga. Bukan perkataan seperti itu yang dia harapkan keluar dari mulut Azka saat pertemuan pertama mereka.

"Kenapa kamu di sini?"

"Duduk, Ka. Biar aku ceritain," titah Aluna.

Azka menurut, cowo itu duduk tepat di samping Aluna.

"Aku udah gak sama Aldi," ujar Aluna memberitahu.

Aluna dapat melihat keterkejutan di kedua mata Azka.

"Kenapa?" Hanya kata itu yang mampu Azka ucapkan.

Azka bingung, sungguh. Bukankah Aluna sudah menerima Aldi sebagai tunangannya? Bahkan Azka berpikir bahwa mereka sudah menikah di sana.

"Aldi suka perempuan lain. Aku gak bisa mempertahankan hubungan kita. Padahal aku udah berharap tahun depan akan menikah sama dia," aku Aluna menghapus cairan bening yang lolos mengalir di kedua pipinya.

"Seharusnya aku gak nangis di depan kamu," ujar Aluna tertawa kecil.

Azka tersenyum tipis. "Mungkin Aldi bukan yang terbaik buat kamu. Makanya kalian dipisahkan."

"Yang terbaik masih kamu, Ka." batin Aluna.

"Kamu udah lama di Indonesia?"

"Udah ada sekitar 2 bulan."

"Terus kamu sendiri kenapa ke sini?" tanya Aluna pada Azka.

Azka terdiam. Apa dia harus jujur pada Aluna bahwa dia datang ke perpustakaan ini karena merindukan gadis itu? Karena Azka bertemu Aluna di dalam mimpinya?

"Ka..." panggil Aluna. "Kamu rindu aku?"

Azka tersentak mendengar suara halus yang mengalun di telinganya. Dia melihat Aluna yang tersenyum sangat tulus dengan binar mata memandang ke arahnya.

"Apa aku benar?" tanya Aluna lagi.

Tanpa sadar kepala Azka mengangguk.

"Kenapa kamu merindukan aku? Bukannya kamu sudah menikah?"

"Tiba-tiba aja, Lun. Gak tau kenapa."

"Mau makan siang bareng aku?"

●●●●●

PRICKLY FLOWER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang