24

22.6K 966 3
                                    

Orang yang selalu ada bersamamu belum tentu selalu mendukung keputusanmu.

Jasmine.

●●●●●●

Azka dan Ayana sama-sama terdiam membisu saat Ana dan Bram menanyakan soal anak kepada mereka, pasalnya pasangan yang sudah menikah hampir satu tahun itu belum juga diberikan keturunan.

"Selama kalian nikah, kalian juga belum pernah honeymoon, kan?"

Ayana dan Azka kompak mengangguk mendengar pernyataan sekaligus pertanyaan yang terlontar dari mulut Ana.

"Jadi kalian gak mau coba buat pergi? Kalian juga butuh suasana baru. Hal itu bagus untuk rumah tangga kalian ke depannya," timpal Bram.

"Aku sama mas Azka masih sibuk, Ma. Jadi kami belum memikirkan hal itu," ujar Ayana mencoba membuat orangtuanya mengerti.

Azka meneguk salivanya. Bagaimana bisa mereka mempunyai anak sememtara dia dan Ayana belum pernah melakukan hubungan suami istri.

"Iya, Ma. Ayana benar. Saya masih terlalu sibuk di rumah sakit. Dan Ayana juga sepertinya sedang sibuk dengan kuliahnya," ujar Azka mendukung Ayana.

Azka bukan tidak mau menuruti permintaan kedua mertuanya. Hanya saja dia tahu bahwa Ayana masih belum siap untuk melakukan tugasnya sebagai seorang istri. Azka juga tidak mau melakukan hubungan itu dengan terpaksa, Azka mau melakukannya bersama Ayana dengan rasa sayang dan cinta.

"Lagian kita baru menikah, Pa. Jadi aku rasa hal seperti itu bukan hal yang cukup serius. Banyak kok orang-orang di luar sana yang belum punya anak padahal usia pernikahan mereka udah lama. Semuanya kehendak Tuhan, kita gak pernah bisa memaksa. Iyakan, mas Azka?"

Azka melirik Ayana, dia menyungingkan senyum tipis.

"Semua memang atas keputusan Tuhan. Mama tau itu, tapi gak ada salahnya kalau kalian berusaha, kan?" ujar Ana. "Kalian jangan terlalu sibuk. Kasihan Mama sama Papa udah tua. Kami juga pingin menimang cucu."

"Iya, Ma. Nanti biar saya cari waktu yang tepat agar bisa pergi berdua sama Ayana," ujar Azka menutup pembicaraan mereka.

●●●●●●

Jasmine menatap gamang pintu rumah Ayana. Haruskah dia masuk ke dalam dan membicarakan semuanya pada Ayana di rumah gadis itu? Jasmine takut, dia takut jika Azka mendengar pembicaraan mereka. Apalagi sekarang ada kedua orangtua Ayana, Jasmine semakin dibuat bimbang. Tapi dia tidak bisa menundanya lebih lama lagi.

"Lho, Jasmine. Kenapa kamu gak masuk?" Bram bertanya saat membuka pintu utama dan melihat Jasmine berdiri kikuk di depannya.

"Ah, iya om. Ini Jasmine mau masuk hehe," ujar Jasmine tertawa kecil di akhir kalimatnya.

Gadis cantik itu melirik ke dalam rumah, dia mulai bertanya-tanya kemana Ayana? Kenapa bukan dia yang menyambut Jasmine.

Seolah mengerti, Bram berdeham membuat Jasmine menatapnya. "Ayana lagi di kamar Mamanya, biasalah. Perempuan."

"Kamu masuk aja, biar nanti om yang panggilin Ayana," lanjut Bram.

Jasmine mengangguk setuju, gadis itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah besar Ayana. Jantungnya semakin berdebar tidak karuan. Dia merasa gugup.

"Na," panggil Bram. "Ini ada Jasmine."

Jasmine melihat Ayana keluar dari dalam kamar.

"Jasmine," sapa Ana yang berdiri di belakang tubuh Ayana. "Kamu apa kabar? Tante udah lama banget gak ketemu kamu."

PRICKLY FLOWER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang