Aku benar-benar tidak tau akan seperti apa jadinya hidup aku tanpa kamu.
Ayana Azusenna.
●●●●●●
Usia kandungan Ayana sudah mencapai 9 bulan. Ayana hanya tinggal menunggu 1 minggu lagi untuk dapat bertemu dengan anaknya.
Perempuan dengan perut yang sudah semakin membesar itu kini tampak sangat sibuk. Orangtuanya baru saja datang ke rumah, membelikan banyak pakaian bayi berwarna biru dan pink. Ayana tidak mengandung anak kembar hanya saja dia dan Azka sama sekali tidak mengetahui jenis kelamin bayi mereka. Azka bilang akan sangat menjadi kejutan jika mereka mengetahuinya saat Ayana melahirkan nanti.
"Saya kan udah bilang kamu gak perlu beresin ini, Na." Azka mengomel, semenjak Ayana hamil suaminya berubah menjadi sangat cerewet. Dia akan mendumel dan memarahi Ayana ketika mendapati perempuan itu sedang berada di dapur atau melakukan sesuatu pekerjaan.
Ayana mendengus kesal. "Cuma mau letak gelas ini di dapur, gak akan akan buat aku capek."
Azka tidak memperdulikan perkataan Ayana, cowo itu dengan sigap menggantikan peran Ayana membawa gelas-gelas kaca itu ke dapur sesuai perkataan istrinya.
"Ini gak boleh itu gak boleh ntar anak aku jadi pemalas," dumel Ayana.
Azka yang baru saja kembali dari dapur tersenyum kecil mendengar celotehan Ayana.
"Anak saya juga," ujar Azka. "Kamu bisa hamil karena saya, jangan lupakan itu."
Ayana memutar bola matanya, selalu seperti ini. Azka sangat suka menggoda Ayana dengan kalimat 'kamu hamil karena saya' padahal tanpa cowo itu bilang pun semua orang juga pasti sudah mengetahuinya.
Azka duduk di samping Ayana yang masih memasang wajah jutek. Tangan kekarnya terulur mengelus lembut perut Ayana. "Saya gak sabar mau jadi Ayah."
Mendengar penunturan Azka membuat senyum tulus terpatri di wajah Ayana. Perempuan itu mengacak rambut sang suami. "Pasti nanti kamu akan jadi Ayah yang penuh tanggung jawab. Aku percaya itu."
"Aleta sama Mark belum pulang juga?" tanya Ayana.
Azka mengangkat bahunya dengan acuh. Cowo itu masih setia mengelus perut Ayana dengan telapak tangannya yang besar. Sesekali Azka mendaratkan ciuman di perut Ayana, lalu senyum manis terukir di wajahnya.
"Mereka betah banget di sana," lanjut Ayana.
Jika dia boleh jujur, sebenarnya Ayana merindukan Aleta. Temen perempuan Azka itu sedang berlibur di pulau seribu bersama Mark. Semenjak sudah menikah keduanya memang sering jalan-jalan berdua.
Azka menyandarkan tubuhnya ke badan sofa. Matanya menelusuri setiap ruangan. "Sebentar lagi di rumah kita akan terdengar suara tangisan bayi."
Ayana memandang lamat-lamat wajah Azka. Suaminya itu benar-benar tidak sabar untuk menyambut kelahiran anak pertama mereka.
"Oh iya, Na. Kamu yakin kan mau melahirkan secara normal?"
"Yakin kok," jawab Ayana. "Lagian kata Dokter aku bisa untuk melahirkan normal."
Azka dengan gerakan cepat mencium bibir Ayana, hanya beberapa detik namun sanggup membuat jantung Ayana berdegup kencang.
"Tinggal hitungan hari," ujar Azka.
●●●●●●
Malam harinya Azka dan Ayana tampak tengah duduk santai di ruang tv. Ayana meminta Azka untuk menemaninya menonton film atau lebih tepatnya anime naruto.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRICKLY FLOWER (END)
Teen FictionAzka Watson, seorang Dokter berusia 28 tahun yang dijodohkan dengan Ayana Azusenna, seorang mahasiswi berusia 20 tahun. "Boleh saya minta hak saya sebagai seorang suami? Tolong cium saya, peluk saya dan katakan kalau kamu tidak menyesal menikah deng...