ekstra part

48.3K 1.2K 5
                                    

Cerita kita sudah benar-benar selesai, kisah yang berawal dari rasa sakit namun kini berakhir bahagia.

Saya dan kamu selalu berharap bahwa selamanya keharmonisan akan terus berada di dalam hubungan rumah tangga yang sudah kita bangun dengan penuh perjuangan dan air mata.

Azka Watson.

●●●●●●●

"V kenapa?" tanya Ayana. "Pulang sekolah kok mukanya ditekuk," ujarnya.

Anak laki-laki yang baru berusia 5 tahun itu tampak menahan tangis. Dia menggulung celana TK-nya sampai ke atas lutut. Memperlihatkan luka baru yang ada di sana.

"Mel dorong V, Bunda. Sakit," ujarnya mengadu sembari mengucek kedua matanya.

Ayana hanya bisa geleng-geleng kepala. Ini bukan kali pertamanya anak kesayangannya itu mendapatkan luka. Ada aja bagian tubuhnya yang terluka, Ayana heran sebenarnya bocah kecil ini pergi ke TK buat belajar atau berkelahi.

Ayana membawa V duduk di sofa. Tangannya terulur membersihkan luka V yang masih basah. "Kamu apain Mel sampe dia dorong kamu?"

"Gak ada Bunda," jawabnya cepat. "V cuma ajak Mel makan bekal buatan Bunda tapi dia malah dorong V."

Ayana menarik hidung anak laki-lakinya. "Bohong," tuding Ayana.

"Bicara yang benar sama Bunda. Kan Papa udah bilang kalau V gak boleh bohong," ujar Ayana mengingatkan V tentang perkataan Azka.

V memayunkan bibirnya. Anak itu melipat tangannya di depan dada.

"V kan anak yang baik. Jadi V harus selalu bicara yang jujur," ujar Ayana mengusap lembut pucuk kepala V.

"Ini udah Bunda tutup pake plaster luka kamu," ucap Ayana.

Ayana menatap wajah V yang masih jutek. Anak itu membuang muka, tidak mau bertatap muka dengannya.

"Ada apa?" tanya Azka yang baru turun dari tangga. Dia menatap Ayana dan V bergantian.

"Kenapa jagoan?" ujar Azka duduk di samping anak laki-lakinya.

"Luka lagi?" tanya Azka pada Ayana.

"Iya, aku gak tau kenapa. Anak kamu gak mau bilang," ujar Ayana, mengadu.

V yang mendengar itu mendecak kesal. "Bunda, V kan udah bilang."

"Bilang apa?"

"V didorong sama Mel," ujarnya keki.

"Alasannya?"

Bocah laki-laki itu diam. Tidak berani menjawab pertanyaan dari Sang Papa.

"Yaudah kalau V gak mau jawab biar Papa tanya langsung sama Mel," ancam Azka.

"Jangan." V menahan pergelangan Azka. Dia mendongak menatap wajah serius Papanya.

"V yang salah," ujarnya mulai bercerita. "V ajakin Mel makan bekal dari Bunda. Tapi Mel gak mau jadi V tarik rambutnya terus dia nangis habis itu V didorong."

Azka dan Ayana membelalak mendengar penunturan bocah polos yang merupakan anak semata wayang mereka. Ayana menatap Azka, seolah dari tatapan mata itu Ayana ingin bilang "Tuhan udah ngabulin harapan kamu untuk dapat anak laki-laki, jadi jangan dimarahin."

Azka menghela napas lelah. Dia tau bahwa V dan Mel sering sekali berantem. Kedua anak itu tidak pernah terlihat akur.

V hanya ingin Mel dekat denganya, seperti perkataannya tadi, makan bekal bersama. Namun Mel yang sudah sering kali diusilin dengan V membuat bocah perempuan itu malas bermain bersamanya.

PRICKLY FLOWER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang