45

26.7K 1K 12
                                    

Terima kasih untuk kesabaran dan kebesaran hati kamu.
Terima kasih sudah mau menerima aku kembali.
Dan terima kasih karena bersedia memaafkan kesalahan aku yang sangat banyak.
Mulai sekarang aku akan belajar menjadi seseorang yang jauh lebih baik lagi untuk kamu dan diri aku sendiri.

Ayana Azusenna.

●●●●●

Iqbal dan Aleta secara spontan memeluk Azka setelah cowo itu menceritakan semuanya. Mereka benar-benar senang karena pada akhirnya Azka mau membicarakan masalah itu secara baik-baik dengan Ayana. Mereka sama sekali tidak membenarkan perilaku Ayana, tapi mereka hanya mencoba untuk memanusiakan manusia.

"Ayana emang wajar sih untuk dapat kesempatan kedua," lontar Aleta dibalas anggukan setuju oleh Iqbal.

"Lo harus bisa memaklumi sifatnya yang seperti itu, Ka. Ingat, Ayana itu masih belum dewasa. Dia remaja labil yang perlu diingatkan jalan pulang," sambung Iqbal.

"Iya, saya akan mencoba membuka lembaran baru bersama Ayana," ujar Azka pada kedua temannya. "Saya tidak mau pernikahan saya berakhir begitu saja."

"Tapi gue agak kaget dengar cerita lo tentang sih Dimas itu. Maksud gue kenapa dia bisa nekat banget?"

"Namanya juga cinta, kan?" ucap Aleta menjawab pertanyaan Iqbal. "Semua bisa dilakukan hanya dengan alasan cinta."

"Terkadang cinta bisa mendatangkan kebahagiaan, tapi tidak jarang juga cinta mendatangkan mala petaka." Perkataan Azka membuat Iqbal dan Aleta saling melempar pandangan.

"Kalian tumben duduknya jauhan?" tanya Azka yang merasakan keanehan tengah menyelimuti Iqbal dan Aleta.

"Jauhan? Nggak, gak ada yang jauhan, Ka."

Azka memicingkan matanya, detik berikutnya dia mengangguk mempercayai ucapan Aleta.

"Gue ke luar dulu ya," pamit Aleta. "Mau ganti infus pasien," lanjutnya.

Iqbal menatap tubuh Aleta dalam diam. Tidak tahu bagaimana cara menyikapinya.

"Ada something?" tanya Azka setelah Aleta menutup pintu ruangan.

"Gue gak ngerti, Ka." Iqbal menghela napas samar. "Gue jadian sama Jasmine," ujarnya memberitahu.

"Temen Ayana?"

"Iya, yang namanya Jasmine kan cuma satu. Lo gimana sih," kesal Iqbal.

"Terus hubungannya sama Aleta apa? Bukannya dia gak suka sama anda?"

"Itu dia masalahnya," seru Iqbal. "Sebelum gue minta Jasmine jadi pacar gue. Gue itu udah lebih dulu nanya sama Aleta tentang perasaan dia sama gue. Lo tau kan kalau gue suka sama Aleta, tapi gue juga gak mau terus-terusan berharap sama orang yang gak pernah ngeharapin gue," ucap Iqbal dengan sangat serius.

"Aleta minta gue untuk gak suka lagi sama dia. Dan gue turuti itu, gue mencoba untuk dekat sama Jasmine dan tanpa sadar bahkan dengan waktu yang sangat singkat gue bisa jatuh hati sama dia," lanjut Iqbal.

"Jasmine dan Aleta adalah dua orang yang berbeda di hati gue, Ka."

Azka menatap Iqbal, menunggu apa kelanjutan yang akan keluar dari mulut temannya itu.

"Dulu mungkin Aleta segalanya buat gue. Tapi sekarang posisi itu udah digantikan sama Jasmine."

●●●●●●●

"Aaaaa, congratulations temen bodohnya gue." Jasmine memeluk Ayana dengan sangat erat. Gadis itu bahkan sudah meneteskan air mata, terharu.

"Gue senang banget! Serius gak bohong," ujar Jasmine membuat Ayana tergelak.

PRICKLY FLOWER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang