16

28.3K 1.2K 5
                                    

Sangat sulit untuk membuatmu jatuh cinta kepada saya, namun... saya tidak akan menyerah.

Azka watson.

●●●●●

Siapa yang tidak ingin cintanya terbalas Dan siapa yang mau terus bertahan dengan cinta sebelah tangan. Sesungguhnya Azka sudah sangat lelah, Azka tidak tau harus seperti apa menyikapi segala hal yang menghampirinya, foto Ayana bersama pria lain dan perkataan Ayana yang sanggup meremat kuat hatinya. Azka tahu bahwa Ayana bertahan dengan pernikahan ini hanya karena orangtuanya tapi bolehkah Azka berharap bahwa ada sedikit saja perasaan Ayana kepadanya? Bolehkah Azka meminta Ayana untuk mengganggap keberadaan dirinya?

Ayana memandang dalam diam laki-laki yang tepat berada di sampingnya. Seseorang yang tidak pernah membalas segala perbuatan Ayana, seseorang yang selalu menghargai Ayana, seseorang yang memperlakukan Ayana dengan sangat baik dan seseorang yang tidak pernah menuntut apapun dari dirinya.

"Itu tugasnya diselesaikan dulu, jangan melamun," ucap Azka memperhatikan Ayana yang hanya berdiam diri di depan laptop tanpa melakukan apapun. Padahal di depan matanya sudah banyak soal yang menunggu untuk dijawab.

Ayana tersentak mendengar suara yang begitu halus masuk ke dalam indra pendengarannya.

"Maaf ya, Na..."

"Maaf kenapa?" tanya Ayana tidak mengerti dengan perkataan sang suami yang tiba-tiba meminta maaf tanpa sebab dan alasan yang jelas.

"Maaf jika sampe detik ini saya belum berhasil membuat kamu bahagia. Maafin segala kekurangan saya, Na. Saya cuma tidak tau bagaimana cara menyikapi kamu yang tampak enggan berdekatan dengan saya."

Tubuh Ayana meremang, ia sama sekali tidak menyangka atas apa yang baru saja diucapkan Azka.

Ayana menggenggam tangan Azka yang berada di atas pahanya. "Mas Azka kenapa?"

Azka menunduk, air mata sudah bergenang.

"Saya cuma merasa gagal menjadi suami yang baik buat kamu, Na."

Ucapan Ayana yang mengatakan bahwa ia bertahan sampe detik ini hanya karena orangtuanya membuat Azka terpuruk. Sebagai seorang laki-laki egonya tergores ketika ia tidak mampu membuat Ayana mencintainya.

"Mas Azka..."

Azka mengangkat wajahnya, ia memandang teduh kedua mata Ayana yang tampak indah, sangat indah.

"Bagi aku mas Azka udah jadi suami yang hebat, mas Azka juga begitu baik sama aku. Mas Azka memperlakukan aku dengan sangat mulia. Aku bersyukur bisa menikah sama mas Azka," ungkap Ayana dengan penuh ketulusan.

Bolehkah Azka berharap bahwa Ayana mengucapkan itu dari hatinya dan bukan hanya untuk menyenangkan Azka semata. Karena sungguh, Azka sangat merasa tidak berdaya jika Ayana mengatakan itu karena kasihan pada dirinya.

Ayana menyandarkan kepalanya pada bahu tegap Azka. Ia bahkan tidak segan untuk memeluk Azka dari samping.

"Aku tau kalau sampe detik ini aku belum bisa balas perasaan mas Azka. Aku masih sangat menutup hati aku buat mas Azka."

Azka menghela napas dan ia dapat melihat Ayana membuka matanya kembali.

"Maafin aku yaa mas. Aku mohon maaf karena sampe sekarang aku belum memberikan hak mas Azka. Aku..." Ayana merasa dadanya sesak, ia menatap Azka yang ternyata sudah lebih dulu menatapnya.

Tatapan yang sangat Ayana sukai, tatapan ketulusan namun ada ketegasan di dalamnya. Tatapan yang sanggup membuat Ayana merasa damai, tatapan yang sangat indah yang pernah Ayana lihat.

PRICKLY FLOWER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang