Sudah seminggu setelah malam itu, Alvaro mencoba mencari keberadaan perempuan itu tapi sampai sekarang ia belum menemukan titik terangnya. Ia ingin meminta maaf pada perempuan itu secara langsung
"Good morning bang Al" elvaira turun dari tangga dan mengkageti abangnya
"Morning too, sarapan dulu gih udah gue buatin"
"Makasih Abangku" Elvaira mencium sekilas pipi alvaro
"Hmm"
"Hari ini beneran jadi guru Mtk ya?"tanya elvaira pada Alvaro
"Iya, gue udah terima jadwalnya dan nanti gue ada jam kayanya kelas Lo deh" Jawab Alvaro menatap elvaira yang sedang Menyendokan makanan
"Lha lha ngapain kelas gue sih bang,gak Lo minta rubah aja jangan kelas gue" elvaira sempat ingin memuntahkan makanannya ketika mendengar Alvaro akan mengajar kelasnya
"12MIPA3 kelas Lo kan?"
"Elah ngapain mesti Lo sih" gerutu Elvira kesal
"Ayo berangkat bareng aja, pake mobil gue"
"Yaudah ayo"
Hari ini adalah hari pertama Alvaro menjadi guru, ia menjadi guru disma garuda tempat adiknya bersekolah.
Sebenarnya ini hanya sampingan saja karena Alvaro juga sibuk mengurus perusahaan peninggalan papahnya. Tapi Alvaro ingin mencoba hal baru dengan menjadi guru contohnya!
***
"Desicha udah Dateng belum ya?" tanya Galang pada seisi kelas yang ditempati desicha
"Kayanya gak masuk deh, orang biasanya Dateng pagi ini siang gini belom Dateng juga" cetus salah satu murid paling pojok
"Yaudah deh makasih"
Dilain tempat, elvaira merasa kesal karena alvaro mengajar kelasnya, dengan begitu Alvaro akan tau kalau otak adiknya itu tidak sepintar dirinya.
"Kenapa sih El kok kayanya kesel gitu?" tanya Alvaro yang melihat elvaira sedari tadi melamun
"Kenapa harus kelas gue? Kenapa harus SMA Garuda sih" elvaira terlihat kesal
"Gemes banget adik gue kalo lagi marah" Alvaro menarik pipi gembung milik elvaira
"Awss sakit bang Al, dasar gila"elvaira terlihat semakin marah dan semakin menggemaskan Dimata Alvaro
"Lho El tangan Lo kenapa? Kok kaya kena luka bakar gitu?" tanya Alvaro yang memerhatikan Area tangan elvaira yang memerah seperti melepuh
"Ketumpahan baso kemaren" Alibi elvaira sembari menyembunyikan luka nya
"Gak diobatin?"
"Lupa, gak penting juga"
"Dasar ogeb" Alvaro mengacak rambut elvaira
"Sialan" elvaira kelewat kesal dengan abangnya ini
***
2 garis merah, sungguh 5 benda berbeda merk yang sedang dipegang oleh desicha itu menunjukkan 2 garis berwarna merah samar, desicha tak bisa berhenti menangis ketika mengetahui kenyataan lucu ini!
Bagaimana dengan masa depan nya? Bagaimana dengan paman dan bibinya? Lantas ayah dari anaknya? Bagaimana ini, desicha bingung langkah apa yang akan ia ambil setelah keluar dari toilet ini...
"Gimana sekolah gue, bibi sama paman, gue harus minta pertanggungjawaban siapa" desicha mengacak rambutnya kasar
"Apa gue harus hilangin dia?" terbesit suatu ide jahat difikirkan desicha
"Gue juga pengen ngerasain kuliah, ngerasain masa muda. Gak kaya gini argh" desicha benar benar terpukul dengan kenyataan kali ini mengapa harus desicha mengapa tidak yang lain yang lebih kuat dari desicha?
"Lo harus mati, Lo harus pergi dari rahim gue sialan" desicha menangis histeris, berberapa kali ia memukul perut ratanya sampai terasa ngilu
Tapi kegiatannya ia hentikan ketika ia mengingat bahwa perbuatannya kemarin sudah menimbulkan dosa, bagaimana kalau ia juga menghilangkan nyawa anak yang tak bersalah? Apakah ia masih pantas melihat pelataran surga nantinya??
"Arghh sialan, kenapa harus gue sih kenapa" desicha melanjutkan tangisannya tapi ia tidak lagi memukul perutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMPANG
Teen FictionElvaira sangat mencintai Galang, tapi entah mengapa Galang enggan menerima cintanya. Banyak penolakan, banyak olokan. Tapi Elvaira tidak menggubris hal hal itu, tapi di lain sisi Galang suka pada desicha. Apapun akan lakukan untuk melindungi desicha...