I hate you (🕊)

277 14 0
                                    

Elvaira berjalan dengan senyum khas dirinya melupakan sakit serta kecewa yang hinggao dalam diri serta hatinya, berkali kali ia mendapat sapaan dari adik kelas maupun teman seangkatannya. Elvaira hanya membalas dengan senyuman.

"Regan" elvaira melihat Regan yang melewati koridor

"Galang mana? kalian baru Dateng ya?" tanya elvaira menatap satu persatu dari mereka

"Kok diem? Kalian tau Galang gaksih? Deo Lo pasti tau kan Galang dimana" semua masih membisu seolah enggan untuk berbicara dengan elvaira

"Kalian kenapa sih"

"Mereka lagi gamau temanan sama adeknya sibrengsek" Ucap orang dari arah belakang elvaira yang membuat elvaira menoleh

"Gal, maksudnya apa?" elvaira bingung mengapa semua orang membuat dirinya kecewa hari ini?

"Kurang jelas kalo temen gue gamau temenan sama Lo?" Galang menaikkan nada bicaranya

"Tapi kan gue gabikin kesalahan, Gan bela gue dong, De ayo bilang gue salah apa, Dio Lo bisa bantu gue kali ini ajaa" elvaira menatap ketiganya bergantian, dan kembali menatap Galang

"I hate you elvaira" kata kata itu keluar dari mulut Galang, setelah itu Galang berjalan tak lupa ia menubruk diri elvaira sampai elvaira terhuyung

"Hari ini kenapa sih" elvaira menangis. ia menjambak rambutnya frustrasi

***

"Desicha Adriana?" sapa orang itu pada desicha, desicha benar benar takut ia melangkah mundur sampai tubuhnya menubruk tembok usang

"Sorry, untuk semua rasa sakit yang gue berikan untuk lo" laki laki itu menjulurkan tangannya

"Gak, gue gamau" desicha benar benar ketakutan keringat dingin sudah membanjiri tubuhnya

"Gue kasih uang banyak buat Lo gugurin dia, dan buat biaya Lo kuliah gimana?" laki laki itu kembali menawarinya hal gila

"Gue gamau bangsat" desicha sedikit berteriak diwajah Alvaro

"Ouh, oke kalo Lo gamau gugurin anak itu, biar dia mati ditangan gue sendiri? Gimana lebih seru bukan?" Alvaro menarik alisnya keatas dan menampilkan smirk khasnya

"Lo gila brengsek" desicha hendak lari tapi tangannya dicekal oleh Alvaro

Desicha benar benar takut sekarang, dimana Galang mengapa Galang kembalinya lama? Mengapa dirinya harus ditinggal sendirian dibelakang gudang arghh ingin sekali rasanya desicha menghilang sekarang

"Mau kemana sih" Alvaro berbisik, dan hal itu membuat kilatan kilatan malam itu kembali menghantui desicha

"Lepas gue mau pergi"

"Sebelum anak itu mati jangan harap"

Alvaro mengukung tubuh desicha, ia meletakkan tangan besarnya pada perut rata desicha, sungguh hal itu membuat desicha ketakutan setengah mati

"Lo gamau kan, anak ini digugurin kalau gitu biar gue yang bunuh dia biar gue" Alvaro sudah seperti orang kesurupan mata memerah dan tampilan yang berantakan

"Lepas, lepasin gue" desicha terisak karena takutnya kalaupun ia berteriak tidak akan ada yang mendengar karena ini dibelakang gudang, sangat sepi kalaupun ada yang melintas pasti itu anggota Galang!

Alvaro mulai menekan perut desicha, hal itu membuat desicha menangis ia benar benar takut, takut kehilangan anaknya dan takut karena mengingat malam itu

"STOP BANGSAT" teriakan itu berasal dari Galang yang datang sendiri karena teman temannya sudah menuju kelas

"Lo mendekat gue bakal bunuh dia" Alvaro berganti mencekal leher desicha, hal itu membuat Galang bingung

"Lepasin dia"Galang sebenarnya sudah ingin menikam Alvaro, tapi ia takut kalau Alvaro akan melakukan hal gila pada desicha

"Gue lepas, tapi setidaknya biarin gue bunuh yang ada disini" Alvaro berucap menghadap Galang, sembari mengusap lembut perut desicha tapi entah mengapa desiran aneh tiba tiba muncul pada dirinya. Hal itu juga dirasakan desicha mengapa ia merasa nyaman saat Alvaro mengelus perut ratanya?

"Jangan lakuin hal bodoh itu bangsat"

"Jangan halangi jalan gue"

Alvaro hendak menekan perut rata desicha tapi lagi lagi langkahnya terhenti, kali ini elvaira yang datang ia berteriak histeris

"BANG LEPAS LO JANGAN GILA" elvaira tidak berani mendekat takut abangnya semakin nekat

"Maaf El, ini lebih baik" ucap Alvaro putus asa

"Jangan mendekat El, atau Lo bakal liat 2mayat" Alvaro terlihat putus asa dengan suara bergetar menahan tangisnya

"BANG BALIK, GUE GAMAU LO KAYA GIN-" ucapan elvaira terhenti ketika Galang menariknya paksa

"Lepasin desicha atau adik Lo taruhannya" Galang melilitkan tangannya pada leher elvaira membuat elvaira susah bernafas

"Lepasin elvaira, anjing" alvaro khawatir melihat elvaira yang seperti susah bernafas belum lagi elvaira punya riwayat sesak nafas

"Gimana kalau kita sama sama menjadi seorang pembunuh? Gue bunuh elvaira dan Lo bunuh desicha?" Ucap Galang dengan smirk khasnya, berkali kali elvaira memukul tangan yang melilit dileher elvaira tapi Galang enggan melepas

"Bang, tolong gue susah nafas" Alvaro mulai mengendurkan dirinya, ia mulai menjauhi desicha dan mendekat kearah elvaira yang sepertinya sulit bernafas

"Sakit bang" Abang mana yang rela melihat adiknya sedang dalam bahaya?

Desicha mencoba melarikan diri tak lupa ia memukul tengkuk Alvaro dengan kayu yang lumayan besar dan berat sampai Alvaro tergeletak ditanah, Galang juga mulai mengendurkan lilitannya membuat elvaira terjatuh karena ia sudah benar benar susah bernafas

"I hate you, Alvaro" setelah memukul Alvaro desicha mengucapkan kata itu dan mendekat pada Galang

"Gal, tolongin gue kali ini aja" Pinta elvaira terbata bata karena nafasnya yang tercekat

"Tolong, inhaler gue ditas gal tolong" elvaira memohon dibawah Galang, tapi Galang menatap tak peduli pada elvaira

"Cha ayo"

"Tunggu Lang, Ayo bawa elvaira kasihan dia" desicha sempat ingin membantu elvaira berdiri tapi langsung ditarik oleh Galang

"Bukannya lebih baik, kalo besok seantero SMA Garuda tau dibelakang gudang ada 2 mayat kakak beradik yang mati karena kebodohannya?

"Galang stop, Lo terlalu jauh"

"Biar dia ngerasain gimana sakitnya pas Lo bully dia Cha" Galang menangkup pipi desicha

"Ayo"

"Tunggu Lang, seengaknya gue gamau jadi jahat kaya dia" desicha membuka tas elvaira dan mengambilkan inhaler milik elvaira

"Makasih Cha, makasih" Kata elvaira dengan mata berkaca kaca

"Ayo" Galang menggendong desicha karena ia jengkel melihat desicha yang terlalu baik.

RUMPANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang