Hari ini jam setelah istirahat ada mapel matematika dikelas elvaira, jujur elvaira selalu takut ketika menghadapi mapel itu, ini kedua kalinya abangnya akan mengisi kelasnya.
Jujur elvaira takut bukan karena materinya atau karena rumusnya tapi karena elvaira harus diajar oleh abangnyaa ia harus bisa dan tidak boleh tidur seperti kebiasaannya dimapel lainnya!
"El, atas nama Galang gue minta maaf ya" desicha yang baru saja datang langsung menghampiri Elvaira
"El, Galang gak bermaksud kaya gitu kok" imbuh desicha yang masih menatap punggung elvaira karena elvaira sedang membelakanginya dengan posisi lengan sebagai bantalan
"Kenapa sih harus ada Lo dikisah gue Cha, kesannya gue jadi antagonis tau gak, padahal Lo aja yang terlalu caper" Elvaira membalik kepalanya dan menegak saat mengucapkan kata kata itu
"Gue suka sama Galang dari kelas 10 Cha, tapi Galang selalu mihak Lo Galang selalu aja bela Lo, dipihak Lo, dan menomor satukan Lo. Padahal Lo gak lebih dari sampah" elvaira sedikit berteriak menghadap wajah desicha yang dihiasi oleh air mata itu
"Kenapa juga harus Galang sih Cha kenapa" Elvaira kembali berteriak kearah desicha
"Gue sayang sama Galang dari sebelum lo kenal sama galang" kata desicha sembari menghapus sisa sisa air matanya
"Bangsat" elvaira berdiri hendak menampar desicha tapi tangannya dicekal oleh seseorang yang tak lain adalah Galang
"Gue udah bilang sama Lo stop ganggu desicha" Galang menatap manik itu dan mendorong tubuh elvaira sampai elvaira terjatuh punggungnya mengenai kursi tempat ia duduk
"Aaw" ringis elvaira yang merasakan sakit di punggung dan pinggang nya karena terkena kursi
"Lo kenapa sih gal, Lo gapernah lihat gue sekalipun. gue harus apa biar Lo mau lihat gue, biar lo mau bales perasaan gue, gue harus ngelakuin apa lagi hah" dengan tangis yang keluar terus menerus elvaira menyuarakan suara hatinya
"Gue jijik liat cewe modelan kaya Lo" Desis galang dengan emosinya diakhiri dengan smirk khasnya dan keluar dari kelas elvaira tak lupa menarik tangan desicha
"Jahat banget kelakuan Lo gal" elvaira tak kuasa berdiri, untung suasana kelas sepi jadi ia tak terlalu malu
"Lang udah, Lo udah keterlaluan sama elvaira" desicha menghentikan langkah Galang
"Lo bilang keterlaluan? Gue benci sama dia Cha, gue benci ketika dia bilang dia dengan seenaknya ngehina hina Lo" jawab Galang menatap keberdirian desicha
"Tapi cara Lo buat ngebales itu salah lang, Lo terlalu kasar sama elvaira"
"Dia juga udah kasar sama Lo anggep aja itu karma buat dia" Galang menarik tangan desicha untuk lanjut berjalan tapi desicha hanya diam ditempat
"Gimana kalau sebenarnya ini karma buat gue?"
"Ngomong apa sih, ayo lanjut makan"
"Gue mau ke kelas aja" desicha berbalik arah dan kembali kekelas.
***
Hari ini Alvaro kembali mengajar dikelas elvaira, ia sedikit datang terlambat karena harus merekap nilai siswa kemarin. Karena bell masuk sudah berbunyi Alvaro bergegas menuju kelas elvaira
Dengan tumpukan buku yang berada ditangannya dan bulpoin yang menyangkut disaku kemejanya,membuat aura Alvaro semakin terpancar
"Selamat siang, maaf saya sedikit terlambat" Sapa Alvaro yang baru saja sampai kelas elvaira
"Siang pak, iya kalo pak Al mah dimaafin" Celetuk salah satu murid yang tercap centil itu menimpali ucapan Alvaro
"Oke bisa kita mulai pelajaran kita hari ini? untuk yang tidur bisa dibangunkan?" Alvaro menghampiri meja elvaira, ia melihat elvaira menyembunyikan wajahnya dimeja
"Bangun El, kalo gak bangun gue bacain Yasin sekalian Lo" bisik Alvaro yang membuat elvaira segera berdiri dari kursinya
"Toilet bentar"
"3menit gak balik saya hukum kamu"
"Doyan banget ngerjain adek ya Lo bang" Lirih elvaira yang mendapat gelak tawa dari teman sekelasnya
"Itu siapa yang masih tidur?" tanya Alvaro menunjuk bangku urutan kedua dari depan barisan kanan itu
"Susah bangunin desicha pak"
Alvaro mendekat kebangku itu, ia melihat rambut dan menepuk pelan pundak nya sungguh, entah rasukan darimana saat Alvaro menepuk pundak itu jantungnya berdetak dengan cepat.
"Kamu kalo gak bangun sekarang, saya sholatin sekalian ya" Alvaro berucap dengan nada dingin
Desicha yang mendengar tawa tawa dari temannya perlahan membuka mata tapi masih membelakangi Alvaro ia masih berusaha mengumpulkan nyawanya.
"Kamu bisa ketoilet, 3menit dari sekarang" Tutut Alvaro, tanpa melihat desicha
Desicha bangkit dari duduknya dan berjalan kearah Alvaro berdiri, karena sebelumnya ia belum pernah mengikuti pelajaran guru baru ini. Saat berbalik desicha berbalik menatap wajah guru barunya betapa terkejutnya dia
'dia bener dia?'
'Wajahnya tidak asing, rasanya juga aku pernah bertemu dengannya'
Kira kira begitu pertanyaan dalam hati yang belum sempat terucapkan lewat lisan diantara dua insan itu.
'gue bakal pastiin, dan kalo iya gue bakal perjuangin hak anak ini' desicha menggerutu dalam hati ketika melihat wajah Alvaro yang masih ia ingat dengan samar samar itu.
"Woi, gue tau Abang gue ganteng tapi ya gausah lah Lo caper, kesannya sana sini Mao tau ngga" suara elvaira dari depan pintu yang melihat adegan Alvaro dan desicha saling menatap dibuat tak terima!
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMPANG
Teen FictionElvaira sangat mencintai Galang, tapi entah mengapa Galang enggan menerima cintanya. Banyak penolakan, banyak olokan. Tapi Elvaira tidak menggubris hal hal itu, tapi di lain sisi Galang suka pada desicha. Apapun akan lakukan untuk melindungi desicha...