Maaf, El (🕊)

238 9 0
                                    

Hari ini Alvaro meminta izin untuk tidak mengisi di sma maupun dikantor, karena ia hanya ingin menjaga 2 perempuan kesayangan Alvaro.

Desicha berkali kali terseyum melihat Alvaro yang dengan telaten menyuapinya, saat desicha mual ia akan membantunya, bahkan ngidam ngidam desicha dipenuhi oleh Alvaro.

Alvaro menjadi pribadi baik, suami idaman dan ayah siaga bagi seorang desicha. Hampir 3 hari Elvaira masih setia menutup matanya... Masih setia dengan wajah polosnya ketika tertidur

"Udah makasih ya" desicha tersenyum manis kearah Alvaro

"Sama-sama, nanti kalau elvaira bangun kita langsung nikah aja" Alvaro menatap desicha yang masih tersenyum kearahnya

"Aku, terserah kamu asal elvaira tau acara bahagia kita" ucap desicha yang mendapat kecupan singkat dari alvaro dikeningnya

"Cantik banget, gimana ada keluhan sama perutnya?" Alvaro mengelus perut desicha dan tangan satunya lagi mengelus rambut desicha

"Gak ada,pokoknya kalau mual obatnya cuma kamu"

"Bisa aja sih" Alvaro gemas melihat senyum manis desicha ini.

"Acha?"

"Apa?"

"You Will marry me?"

"Tanpa aku jawab pasti kamu tau jawabannya" tangan yang tadinya berada di rambut itu berpindah pada tangan desicha.

"Maafin aku yang brengsek kemarin ya Cha, maaf karena udah buat kamu ada diposisi kaya sekarang. Maaf juga udah buat kamu harus ngand-" ucapan Alvaro terhenti ketika tangan desicha berada dibibir Alvaro

"Apasih kak, gaaada yang perlu disesali semuanya udah terlanjur. Aku tetep bersyukur walau ada diposisi ini, karena diposisi ini aku bisa ketemu kamu. Kamu laki laki yang berhasil buat aku nyaman setelah Galang" elvaira menghapus air matanya ia sedikit memelankan suaranya ketika menyebut nama Galang

"Galang baik banget ya sama kamu?" tanya Alvaro dengan tangan yang masih setia menggengam tangan desicha

"Baik banget, dia selalu jaga aku dari elvaira yang dulu masih suka bully aku" saat mengatakan itu desicha tersenyum tapi matanya menitihkan air mata

"Kenapa Galang gak kesini sama sekali?"

"Kemarin dia kesini, dia ngomong banyak sama aku"

"Kok aku gak tau? Ngomong apa?

Sorry Cha, gue bukan laki laki sempurna yang kaya Lo maksud, kalaupun gue siap mungkin keluarga gue gak siap sama semuanya" Galang masih setia menunduk

"It's okey lang, seharusnya gue yang tau diri disini. Walaupun gue berharap Alvaro tanggungjawab tapi harapan gue juga Lo mau nikahin gue dan anggep anak ini..."

"Tapi mungkin gak semudah ucapan gue ya Lang? Berat emang, untungnya dan syukurnya Alvaro udah mau tanggung jawab jadi gue gaperlu sedih sedih lagi mikirin tentang ayah anak ini" desicha mengusap air matanya

"Sampai kapanpun Lo tetep jadi cinta pertama gue Cha, walau gaada kata memulai tapi gue ikhlas buat mengakhiri semuanya" Galang ternyata juga mengeluarkan air mata, setelah mengusap air matanya ia menatap netra cantik desicha yang memerah

Air mata desicha tak berhenti ketika menceritakan hal itu.

"Kamu ikhlas Cha? Kamu gak keberatan kan dengan langkah kita selanjutnya?" Alvaro menatap dalam netra cantik desicha yang memerah

"Engga kak, gak ada lagi hal yang buat aku takut. Yang aku impikan nanti ada kita dan anak anak kita."

Alvaro mengecup kening desicha berkali kali, hati desicha memang belum sepenuhnya untuk Alvaro tapi entah mengapa diri dan fikirannya menginginkan Alvaro agar selalu bersamanya

Bahkan saat seperti ini, desicha ingin menolak tapi dirinya merasa nyaman berbeda dengan hatinya yang merasa kacau! Karena tidak bisa sinkron dengan fikirannya.

***

"Selamat malam" Sapa orang yang sudah berada diambang pintu

"Ngapain Lo kesini, anjing" Alvaro yang tadinya duduk disamping desicha langsung berdiri ketika melihat siapa yang datang

"Jenguk desicha sama..." jawab Galang dengan ucapan terpotong kala melihat arah kasur elvaira, elvaira yang masih setia menutup mata membuat rasa bersalahnya membuncah

"Elvaira"

"Adek gue gak perlu jengukan Lo, sekarang Lo pergi dari hadapan gue" Alvaro memasang suara yang tinggi karena terbawa emosi

"Kak Al, pelanin suaranya gak baik ini dirumah sakit" desicha mengintruksi membuat Alvaro menarik nafasnya dan metralkan suaranya

"Lo bisa pergi sekarang?" ucap Alvaro

"Izinin saya bertemu elvaira sekali ini saja" Mohon Galang yang menatap mata tajam Alvaro

"Buat apa? Buat bikin hati adek gue semakin sakit iya? Gak bakal gue izinin"

"Saya sudah mengikhlaskan wanita yang saya cinta untuk anda, tolong berikan saya kesempatan untuk melihat orang yang mencintai saya" tutur Galang dengan tatapan yang masih setia menatap Alvaro

"Izinkan saya, saya salah dan saya ingin meminta maaf" Galang berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh

"vaira juga belum sadar gak guna juga Lo minta maaf sekarang. Vaira gak bakal denger ataupun respon, mending sekarang Lo pulang"

"Yasudah kalau begitu, ini untuk desicha dan bayinya tolong diterima saya permisi" setelah mengatakan itu Galang pergi meninggalkan Alvaro yang masih berada didepan pintu

"Maaf El, gue gagal"lirih Galang dengan mengusap air mata nya!

RUMPANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang