Tangis, elvaira(🕊)

308 16 0
                                    

Sepulangnya dari rumah sakit elvaira melihat Alvaro tengah nyemil sembari menonton tv, dengan kaki yang dinaik kan keatas meja

Hal itu membuat elvaira kesal, ia ingin sekali meninju wajah abangnya, ingin sekali elvaira menendang masadepan abangnya. tapi elvaira masih tahan ia harus memastikan benar atau tidaknya ucapan desicha tadi.

"Lo pernah tidur sama siapa aja?" tanya desicha dari arah belakang, Alvaro menoleh dan mendapati elvaira dengan mata merah menahan emosi

"Maksud Lo apa sih, Dateng tuh salam ini nanya kaya gini" Alvaro masih menjawab dengan candaan seperti biasa, ia hendak mengacak rambut elvaira tapi gagal karena elvaira menepis tangannya

"Temen gue hamil, dan ngaku kalo itu anak Lo. Itu bener?" elvaira to the point' ketika matanya menatap mata Alvaro

"Jawab gue kenapa diem"

Masih hening tidak ada jawaban apa apa dari Alvaro hanya ada nafas teratur dengan kepala menunduk, tangan yang bergetar Alvaro takut kalau teman yang dimaksud elvaira adalah wanita itu!

"Bang Al, ayo bilang engga" Elvaira menangis dan mengguncang pundak Alvaro dengan keras

"Ayo bang sangkal pikiran buruk gue, gak kan bang lo gak mungkin ngehamilin anak orang kan bang" elvaira masih mengguncangkan pundak Alvaro, ia juga berusaha membuat Alvaro menatapnya

"Ma-maaf" Alvaro dengan mata menahan air mata dengan hati teriris ia harus melihat adik kesayangannya menangis karenanya

"DAMN, JADI BENER LO NGELAKUIN HAL MENJIJIKKAN ITU?" Elvaira meninggikan suaranya, ia sedikit menjauh dari tempat berdirinya Alvaro.

"Gue gak sadar El, gue juga gak tau kalau dia masih SMA" jawaban itu, elvaira benci ketika jawaban itu keluar dari mulut Alvaro

"BANGSAT LO BANG, LO BILANG LO GAK SADAR IYA? HEBAT BANGET ABANG GUE" elvaira semakin menjadi ditangisnya bahkan kakinya mulai melemas

"Tapi belum tentu itu anak gue El"

"Terus kalo terbukti anak Lo gimana hah?"

"Gue bakal nyuruh buat arbosi"

"sekali brengsek tetep brengsek"

"El, elvaira gue mohon maafin gue, maaf gue belum bisa jadi Abang yang baik buat Lo"

"Tanggung jawab bang" Lirih elvaira dengan suara bergetar menahan isak tangisnya

"Gue gabisa El, gue masih pengen jaga Lo, gue masih pengen ngurus perusahaan papa, gue pengen nerusin S2 gue di Oxford" Alvaro tertunduk ketika mengucapkan hal itu

"Yaudah kalo gitu biarin gue pergi dari rumah ini"

"Maksud Lo apa sih El, Lo mau kemana tetep disini nanti gue cari jalan keluarnya Gimana baiknya buat gue sama buat temen Lo" Alvaro mencekal tangan elvaira yg hendak menuju kamar

"Gue takut bang, gue takut kelakuan bejat Lo ini nanti berimbas ke gue" elvaira menatap manik Alvaro dengan air mata yang mengalir deras

"Gue takut gue yg nanggung karmanya bang, gue takut arghh" Elvaira terduduk dan menjambak rambutnya dengan kasar.

"Maaf dek maaf" alvaro merengkuh tubuh elvaira yang limbung, ia berharap setelah ini Elvaira memaafkan nya.

***

"Hai, gue lyona sepupunya Galang. salam kenal ya" lyona mengulurkan tangannya

"Gue desicha temennya Galang, salam kenal juga" desicha membalas uluran tangan lyona

"Oh oke, nama panggilan Lo Acha kan?" tanya lyona yang duduk di kursi samping brangkar desicha

"Iya kok Lo tau?"

"Galang banyak cerita tentang Lo"

"Oh ya, gue harap Lo mau jadi temen gue, di Jakarta gue gak kenal siapa siapa kecuali Lo sama Galang" lyona berbicara panjang lebar dan mendapat senyuman manis dari desicha

"Iya Lo tenang aja, ohya Galang masih lama ya?"

"Gatau tuh anak kemana,emang Galang suka gajelas gitu ya?" tanya lyona pada desicha dan hanya mendapat senyuman manis dari desicha

"Lo kan sepupunya kok tanya ke gue sih"

"Ya kan cuma Lo yg mampu bertahan sama manusia batu itu"

"Galang asik, baik banget gue bangga punya temen kaya dia" desicha berkata dengan wajah yang dihiasi senyum manis sangat manis.

"Acha?"

"Ya?"

"Apapun yang terjadi jangan pernah hilangin dia ya? Dia berhak hidup Cha" lyona menatap desicha dalam dan mendapat anggukan dari desicha yang sudah menangis!

RUMPANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang