Keputusan (🕊)

240 8 0
                                    

Elvaira sudah siap dengan Tiga gelas jus jeruk dan beberapa camilan, jujur ia takut ketika mengantarkan minuman ini untuk orang orang didepan sana, apalagi abangnya yang akan melalui semua ini.

"Silahkan diminum maaf seadanya" ucap elvaira menyuguhkan

"Saya mau bicara sama orang tua kamu?dimana mereka?" tanya paman desicha dengan raut menahan emosi

"Mamah meninggal 5 tahun yang lalu, papah meninggal 2 tahun yang lalu. saya sama bang Al hidup berdua karena kita gapernah dikenalin mama sama papa kerabat kita" jawab elvaira tanpa ragu

"Wali kamu? Masa kamu gapunya wali?"

"Wali saya bang Al, saya hidup berdua sama bang Al semenjak Empat tahun yang lalu"

"Ouh"

Desicha kaget, ternyata Alvaro dan elvaira sama dengannya. sama sama ditinggal orang tua bedanya ia tidak tau kemana ayahnya dan ibunya meninggal karena melahirkannya.

"Maaf menunggu lama"

"Tanpa basa basi, saya mau hari ini kamu nikahi desicha" Pungkas paman desicha disertai gebrakan meja

"Saya akan tanggung jawab" kata yang muncul dari bibir tebal Alvaro membuat desicha menatap elvaira dan alvaro secara bergantian

"Tapi maaf tidak bisa hari ini, beri saya waktu Lima hari saya juga perlu menyiapkan semuanya" Alvaro menatap tak kalah yakin dengan paman desicha.

"Apa yang harus saya percaya dari ucapan si brengsek? Dengan jaminan apa?"

"Saya jaminannya" dengan cepat dan yakin elvaira menjawab ucapan sinis paman desicha

"Oke kalau begitu nyawa adik kamu akan menjadi taruhannya, saya tunggu persiapan kamu" Setelah mengucapkan hal itu tanpa berpanitan paman desicha pergi begitu saja dan disusul dengan bibi desicha

"Saya permisi" Pamit desicha Pada Alvaro dan Elvaira merasa tak enak

Alvaro menghela nafas lega, semoga keputusannya kali ini yang terbaik semoga kali ini tidak salah cukup dulu saja ia salah dalam mengambil keputusan!

"Abang aku hebat banget" elvaira memeluk Alvaro dari samping, ia tau Abang nya pasti sedang bingung

"Abang gapernah cerita tentang malam itu" saat Alvaro mengelus surainya elvaira bertanya pada Alvaro

"Malam apa El?" tanya Alvaro menatap mata elvaira yang tersurat banyak pertanyaan

"Desicha sama Abang"

"Waktu itu Abang, pusing karena denger berita Ansel tunangan sama elizer"

Flashback on

Gadis berusia sekitar 17 tahun itu sedang berjalan ditengah gelapnya langit Jakarta malam ini...

Dengan senandung senandung kecil yang keluar dari mulutnya sesekali ia melihat kekanan dan kekiri entah mengapa malam ini rasnya berbeda.

Melirik jam tangan yang berada dipergelangan tangannya, ternyata sudah menunjukan pukul 11 malam sudah dapat dipastikan bahwa paman dan bibinya akan marah nanti!

Dilain tempat disebuah club yang cukup terkenal di jakarta, ada seorang laki laki yang hampir hilang kesadaran karena banyaknya alkohol yang ia konsumsi.

Tapi sebelum kesadaranya hilang sepenuhnya ia langsung pergi meninggalkan club itu untuk kembali ke apartemennya yang tak jauh dari arah club Tersebut.

Dengan ocehan tak beraturan dan kondisi yang berantakan sangat menggambarkan bahwa ia sedang mabuk berat, ia memasuki mobil mewah nya dan segera ia bawa mobil itu menuju apartemen nya.

Saat diperjalanan ia tidak sengaja ia melihat seorang perempuan cantik yang sedang duduk dihalte entah rasukan dari mana ia ingin berkenalan dengan perempuan itu.

"Selamat malam,nunggu bis ya?" tanyanya tanpa turun dari mobilnya

"Iya" jawab perempuan itu dengan singkat

"Saya antar saja bagaimana? Biar lebih aman?" suaranya yang terdengar melantur dan tak jelas membuat perempuan didepannya takut

"Tidak terimakasih,saya permisi" perempuan itu hendak pergi melangkahkan kakinya,namun kakinya terhenti ketika tangan kekar itu menahannya

"Saya tertarik denganmu, ayo?" lagi lagi perempuan itu dibuat takut dengan suara dan aroma dari laki laki itu

"Anda jaga ucapan anda dan lepaskan cekalan anda" perempuan itu mulai ketakutan

"Heii, bukankah Anda sama dengan wanita yang saya temui di club biasanya?" celetuk laki laki itu

"Jaga ucapan anda, saya bukan perempuan seperti itu"

"Lantas perempuan apa yang pulang larut begini, ayo tidak usah takut saya akan membayarmu Sepuluh kali lipat"

Sungguh rasanya perempuan itu ingin berlari dan menangis, tapi sayang tenaganya terlalu lemah dibanding laki laki Yang sedang mabuk itu, padahal ia terus memberontak untuk masuk kedalam mobil itu tapi usahanya sia sia, ia sudah terduduk dikursi samping pengemudi. Dengan nafas tercekat ia ingin sekali menampar wajah laki laki disampingnya

"Diam jangan nangis" teriak laki laki itu

Tapi perempuan ini tak kunjung diam dan malah semakin kencang dalam tangisannya, tanpa aba aba laki laki itu menepuk keras tengkuk perempuan itu sampai ia pingsan!

"Kamu milikku malam ini"

"Sampah"ucap Alvaro menatap punggung desicha yang mengarah pada kamar mandi

Desicha masih mampu mendengar ucapan Alvaro,jujur ia sangat sakit hati ketika mendengar suara berat dengan nada khas orang mabuk ituSaat kepalanya dirasa sudah lebih baik,ia mencari perempuan yang kemarin ia bawa kesini. Ia menoleh kesamping membuka selimut dan mendapati bercak darah disprei warna abunya.

"Sialan, gue salah mangsa" Alvaro mengacak rambutnya frustasi

Flashback of

"Cuma itu El, Abang gak inget selebihnya" Alvaro menghapus jejak air matanya,entah mengapa saat menceritakan itu air matanya tak bisa ia bendung

"Udah gausah merasa bersalah terus ya bang, kan bang Al udah mau tanggung jawab. Itu udah hebat, tapi kesalahan kali ini jangan diulangi lagi nantinya desicha anak baik hidup bahagia sama dia ya bang" elvaira menciumi pipi Alvaro dan menghapus bercak air mata Alvaro dari samping.

"Doain Abang"

"Selalu"

RUMPANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang